21 - Kejutan Untuk Vira

109 15 0
                                    

"Kamu sahabat 'ku yang terbaik, masa iya aku diem-diem aja pas kamu lagi ulang tahun? Inget ya, Vira, sahabatmu yang nakal ini nggak akan pernah ngelupain satu hari dimana seseorang berharga seperti kamu lahir ke dunia ini, untuk aku."

-From Luika : To Davira-

***

"Hallo? Gimana persiapannya?" tanya seorang wanita dari handphone-nya.

"..."

"Bagus, okey sebentar lagi aku kesana, okey bye!"

Lui mematikan sambungan teleponnya itu setelah ia mendapatkan kabar dari temannya yang berada di sana . Pesta ulang tahun Vira harus ia buat serapi dan seindah mungkin. 

"Dek," panggil Aldy dari belakang.

Lui melengah dan melihat Aldy sudah berdiri di depannya sekarang. "Kenapa, Mas?"

"Aku mau keluar sebentar, kamu ke acara jam berapa?" tanya Aldy sekaligus berpamitan ingin keluar.

"Sebentar lagi, Mas mau kemana?" 

"Mau anterin berkas ke rumah temen bentar," jawab Aldy seperti tidak berniat mengajak Lui untuk pergi bareng.

"Nggak mau bareng aja? Aku juga udah siap nih, sekalian gitu," saran Lui.

Aldy berpikir sejenak, lalu menjawab, "Hmm boleh deh, yuk."

Lui menangguk lalu segera meraih tas selempangnya dan membawa hadiah yang sudah ia siapkan untuk Vira. Sebuah buket bunga indah dengan dua coklat kesukaan Vira yang tertata cantik dan rapi.

Sampai di rumah teman Aldy, Lui juga ikut turun dan mengekor di belakang suaminya. Lui belum pernah diajak ke rumah teman Aldy sebelumnya, jadi ia tidak tahu ini rumah siapa. 

Tak berlangsung lama, selang tiga menitan, Lui sudah mendapatkan jawabannya. Terlihat seorang perempuan dengan pakaian rumahan membukakan mereka pintu dan mempersilakan mereka untuk masuk ke dalam. 

Lui memandang tak suka kepada perempuan itu, pakaian pendeknya yang hanya di balut dengan cardigan oversize berwarna mocca membuat Lui risi. 

"Ini berkas yang gue minta ya?" tanya Redinta.

"Hmm, lo bisa ngerjain sendiri 'kan?" Aldy bertanya balik.

"Bisa, segini doang mah kecil." Jawaban tersebut membuat Lui semakin memandangnya penuh benci.

Aldy mengangguk-angguk paham. "Yaudah kalau gitu, gue mau langsung, ada acara soalnya."

"Hm tunggu, Al, ada yang mau gue tunjukkin," ucap Redinta tiba-tiba.

Lui memutar bola matanya jengah, sedangkan Aldy hanya menaikkan alisnya ke atas untuk merespon ucapan Redinta.

"Bentar, gue ambil dulu barangnya." Gadis itu berdiri dan segera masuk ke kamarnya untuk mengambil barang tersebut.

Terdengar helaan napas berat dari mulut Lui dan itu sampai ke telinga Aldy. Tangan Aldy menyentuh puncak kepala Lui lalu mengelusnya lembut. 

Astheneia 2: End With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang