10 - Makanan Untuk Suami

156 20 1
                                    

🦋Happy Reading Everyone🦋

.
.
.
.
.

"Moto Lui hari ini, 
Tetap Memasak Walau Tak Enak dan Tak Dihargai!"


***

Aldy baru saja pulang dari kantor siang itu. Seketika memasuki area rumah, Aldy mencium sebuah bau yang cukup aneh dari dalam rumahnya. Dengan cepat Aldy segera mengecek dari mana asal bau itu berasal.

Dan ternyata, bau itu berasal dari dapur rumahnya sendiri. Aldy menghela napas berat ketika melihat istrinya tengah berkutik di dapur dengan bersenandung ria.

"Loh? Mas suami udah pulang, sini Mas aku udah siapin makan siang," sapa Lui yang melihat Aldy berdiri tak jauh dari dapur.

Aldy seketika kaget dan memandang Lui dengan senyuman kaku. "A-aku udah makan tadi, serius, heheh."

Dengan segera, Aldy berjalan cepat menuju kamar demi menyelamatkan diri dari masakan istrinya sendiri. Masa bodoh jika ia dicap sebagai suami tidak sayang istri, lebih baik begitu daripada harus menyakiti perutnya yang tidak bersalah.

Sementara itu, Lui kini tengah cemberut di dapur. Ia duduk seorang diri di ruang makan dengan berbagai makanan yang sudah ia masak. Sebenarnya itu khusus untuk Aldy, tapi sepertinya suaminya itu benar-benar sudah kenyang.

Lui memakan masakannya yang terlihat tidak karu-karuan, namun seketika mencicipinya sebuah senyuman timbul di wajah cantiknya. Masakan ini lumayan juga, pikirnya.

"Mas Aldy harus coba sih, rugi banget dia kalau gak coba."

Lui dengan sengaja menyisakan bagian untuk Aldy makan nanti ketika laki-laki itu mulai kelaparan. Setelah selesai makan, Lui memutuskan untuk berberes-beres karena dapurnya terlihat sangat berantakan sekarang ini.

***

Di kamar tempat wanita itu bermeditasi, seseorang menganggu waktu meditasinya dengan suara telepon yang nyaring.

Lui menghembuskan napasnya lalu mengecek siapa yang menganggu waktu santainya itu. Meditasi yang Lui lakukan bukanlah meditasi yang kalian bayangkan, perempuan itu sedang rebahan santai sekarang ini.

Matanya terbuka lebar ketika melihat siapa yang menelponnya. Itu adalah Vira sahabatnya. Dengan gerakan cepat, Lui mengangkat telepon itu dan meletaknnya di dekat telinganya.

"HALLO? VIRAA!!!" sorak Lui dengan sanagt bersemangat sampai lupa mengontrol suaranya.

"Aduhhh Lui, telinga gue bisa budek woy!!" protes Vira di ujung sana.

"Eh? Eheheh lupa, sorry sorry."

Vira menghela napas lalu tersenyum simpul, ia bahagia Lui bisa sebahagia ini sekarang.

"Gimana hubungan lo sama si kulkas?" tanya Vira sedikit mengejek dan terkekeh pelan.

Lui mendecakkan lidahnya. "Mas Aldy bukan kulkas, Vira. Dia itu manusia, Mas Aldy juga gak bisa nyimpen makanan, jadi dia bukan kulkas."

Penjelasan Lui barusan berhasil membuat Vira menggelengkan kepalanya takjub. Sahabatnya satu itu memang sangat berbeda dari yang lain. Lui adalah manusia terlangka yang pernah hadir di hidup Vira. Dan istimewanya lagi, Lui berhasil menjadi wadah tempat Vira berkelu-kesah juga menghibur diri.

Astheneia 2: End With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang