*WARNING!!!*
Di dalam chapter ini mengandung unsur dewasa, dimohon untuk yang di bawah umur untuk tidak terlalu menanggapi unsur dewasa yang ada ketika membaca chapter ini
***
🦋Happy Reading Everyone🦋
.
.
.
.
.***
"Ketika jarak memisahkan kita, tak ada alasan untuk saling melepas bukan? Tak ada sahabat yang sepertimu dan tak ada yang bisa menggantikan posisimu di hidupku."
***
HARI yang tadi terang kini terah berubah menjadi gelap dan dihiasi dengan taburan bintang bak taburan springkel di atas kue donat. Seorang wanita muda kini sedang berbaring di kamarnya dengan malas-malasan. Sampai akhirnya suaminya masuk dan bertanya kepada istrianya itu.
"Ngapain sih guling-guling gitu? Gabut banget, Dek," ucap Aldy.
"Iyaa, Mas. Aku gabut banget, gak tau mau ngapain," jawab Lui yang terus berguling-guling di atas kasur.
Aldy menggeleng pelan lalu berjalan masuk ke dalam kamar mandi. Lui menghela napas dengan berat, tak lama ponsel gadis itu berbunyi lama, sepertinya ada yang menelponnya. Lui mengambil ponselnya dan melihat siapa orang yang menelponnya.
Seketika melihat nama itu terpampang jelas di penglihatannya, Lui bersorak senan, dan itu bukanlahh telepon biasa, melainkan video call. Lui segera mengangkat video call dari sahabatnya itu.
"VIRAAA!!!! LUI KANGENNN!!!" soraknya sembari memasang ekspresi sedih.
Sementara Vira yang kini mengenakan earphone merasa telinganya berdengun setelah mendengar teriakan Lui. Vira sampai melepas alat pengeras suara itu lalu menggosok-gosok telinganya.
"Aduh, Wiii, emang gak berubah ya lo, jangan teriak bisa nggak sih, sakit banget telinga gue suer," protes Vira.
"Ups! Heheh sorry, Vira, jangan marah dong," balas Lui sembari memohon maaf.
Vira kembali memasang earphone yang ia lepas lalu berkata, "Iya iya gak papa, untung aja gue gak budek mendadak."
"Nah, mau tau nggak itu artinya apa?"
"Hm? Apaan emang?"
"Artinya, Vira udah kebiasaan sama teriakan aku hahaha," jawab Lui sambil tertawa terpingkal-pingkal.
"Cih, terbiasa banget, udah jadi makanan gue sehari-hari itu mah, untung telinga gue kebal," balas Vira kesal.
Lui tertawa mendengar ucapan Vira. Sementara itu, Aldy yang tadi berada di kamar mandi pun, kembali masuk ke dalam kamar karena penasaran dengan siapa Lui tertawa begitu keras seperti ini.
"Dek, lagi ngomong sama siapa?" tanya Aldy memastikan.
"Sama Vira, kenapa, Mas?" Lui balik bertanya kepada Aldy sambil memandang laki-laki itu.
"Ohh, yaudah."
"Emang kenapa sih?"
"Nggak, kirain lagi ketawa-ketawa sama Mba K yang ada di atas lemari," canda Aldy sekaligus mengerjai wanita itu.
Ekspresi wajah Lui seketika berubah menjadi pucat, "M-Mbak K? S-siapa, Mas?"
"Mbak K, Mbak Kunti di atas lemari itu," jawab Aldy sambil menunjuk lemari tempat pakaian mereka. "Yaudah lanjut aja, aku mau keluar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Astheneia 2: End With You
Storie d'amore(SEQUEL ASTHENEIA) Kembali lagi dengan mereka berdua.. Mereka yang seperti matahari dan salju.. Mereka yang seperti tetesan air hujan dan batu.. Mereka yang sekarang telah bersatu dalam hangatnya cinta.. Dan mereka yang sekarang telah bersatu karena...