"Pergilah baik-baik dan kembalilah suatu saat nanti dengan keadaan baik-baik seperti saat kamu pergi."
***
Bandara masih terlihat sangat lengang pagi itu, berkali-kali gadis ini melirik jam yang melingkar manis di pergelangan tangan kirinya. Sepertinya ide untuk datang cepat-cepat hanya akan membuatnya lelah menunggu jam terbangnya yang sebenarnya masih satu jam lagi.
"Vira!!" panggil seseorang dari arah belakang gadis itu.
Senyumnya merekah ketika melihat sosok itu, sahabatnya. Lui mendekat ke arah Vira dan memeluk gadis itu erat.
"Eh! Eh! Perut lo awas!" ucap Vira memperingati sahabatnya yang memang sedang mengandung anak pertamanya.
"Wah iya lupa, maafin Mama ya, Dedek," celetuk Lui sambil mengelus pelan perutnya, tempat si jabang bayi berada.
Vira menghela napas berat sambil menggeleng pelan, tidak habis pikir dengan Lui yang masih saja tidak bisa berpikir panjang dalam mengambil tindakan walaupun sudah mengandung anak satu.
"Oh iya Danis gak dateng, Vira?" tanya Lui.
"Dia nggak ikut pulang, katanya pengen di Indo aja, malah sekarang lagi ngurus surat pindahnya," jelas Vira kepada Lui.
"Hmm? Kenapa?"
Lagi-lagi helaan napas kasar keluar dari mulut Vira. Gadis itu mengajak Lui untuk duduk terlebih dahulu di sofa di ruang tunggu tersebut.
"Katanya dia nggak betah di sana, lo tahu sendiri bokap sama nyokapnya gimana 'kan sekarang?" jawab Vira yang juga ikut lelah memikirkan kondisi keluarga mantan kekasihnya itu.
"Hmm, iya Lui paham, kasihan ya Mama Kak Danis," ucap Lui yang dibalas anggukan kepala oleh Vira.
Tiba-tiba dari arah belakang mereka, muncul suara yang benar-benar membuat keduanya terlonjak kaget setengah mati. "Lagi gibahin gue ya?"
"ASTAGA!!" cetus Vira karena terkejut.
"EH CICAK TERBANG!" latah Lui.
Danis tertawa mendengar latahan Lui dan cetusan Vira karena keterkejutan mereka. Vira menatapnya sangar sementara Lui sudah melayangkan pukulan yang mendarat di bahu cowok itu.
"Kak Danis nakal banget ih!! Untung aja si Dedek nggak ikutan keluar karena kaget!" celetuk Lui yang membuat Danis juga Vira terdiam. Njir dark joke Lui beneran gelap.
"Njirr, Wi, gak boleh ngomong gitu!" peringat Danis.
"Iya ih, Lui, pamali tahu nggak!" sambung Lui.
Lui menutup mulutnya dengan kedua tangan lalu mengelus kembali perutnya. "Ups! Maafin Mama ya, Nak."
Vira dan Danis saling berpandangan satu sama lain, Vira yang merasa salah tingkah dengan tatapan Danis yang begitu mengintimidasi dirinya 'pun langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Melihat semu merah di pipi gadis itu, membuat Danis terkekeh pelan. Semenara Lui yang diam-diam memperhatikan mereka 'pun tersenyum kecil. Bahagia ketika melihat kedua sahabatnya ini masih memiliki rasa untuk satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Astheneia 2: End With You
Romance(SEQUEL ASTHENEIA) Kembali lagi dengan mereka berdua.. Mereka yang seperti matahari dan salju.. Mereka yang seperti tetesan air hujan dan batu.. Mereka yang sekarang telah bersatu dalam hangatnya cinta.. Dan mereka yang sekarang telah bersatu karena...