"Tuhan, jika engkau berencana untuk mengambil salah satu dari kami, aku mohon ambillah diriku. Namun, berikanlah hambamu ini waktu sampai malaikat kecilnya lahir ke dunia."
***
Tubuh rampingnya terlihat di depan cermin ketika ia berdiri membelakangi cermin full body tersebut. Namun, ketika berbalik perut buncitnya terlihat, semakin hari semakin membesar. Hal itu menandakan kalau janin yang ada di dalam rahimnya.
Tiba-tiba sebuah tangan menyusup masuk ke sisi kedua pinggangnya lalu memeluknya dengan erat. Meletakkan dagunya di atas bahu perempuan itu dengan manja dan mengecup pipi sang istri sekali.
"Apa sih, Mas. Gimana penampilan aku? Ternyata masih cocok ya pakai dress ini heheh," tanyanya kepada sang suami sekaligus memuji dirinya sendiri.
"Hmm iyaa dong, istrinya Tuan Arnold Geovani Aldyan emang nggak ada tandingannya," jawab Aldy hiperbola.
Lui tersipu malu mendengar pujian berlebihan dari Aldy. Tangannya menepuk pelan pipi suaminya dan dengan gerakan lambat ia memutar balik tubuhnya ke arah Aldy.
Kedua bola mata mereka saling beradu tatap hingga beberapa menit, Aldy mendekatkan perlahan wajahnya ke wajah Lui dan hendak mencium lembut bibir istrinya itu. Namun, dengan tiba-tiba Lui menempelkan jari telunjuknya di bibir Aldy, hingga membuat Aldy menghentikan aksinya dan menatap heran wanita di depannya.
Kedua alisnya terangkat untuk meminta penjelasan kepada Lui. Sebagai jawaban Lui hanya memberikan senyuman manisnya dan berlalu dari hadapan Aldy.
Aldy menatap Lui dengan pandangan heran, namun kemdian berubah menjadi tatapan nakal. Lolos lo kali ini, ntar malem awas aja!
Suasana kota pada sore hari itu begitu membuat hati Lui tenang dan merasa damai. Tak ada terlintas pikiran tentang penyakit atau apapun. Semua dipenuhi tawa dan bahagia pada hari itu.
"Kita mau kemana dulu?" tanya Aldy kepada Lui yang duduk sambil memegang sebuah kamera polaroid mini.
"Hm? Kemana ya, oh iya novel buatan penulis favorit aku udah terbit nih, Mas, ke gramedia ya!" jawab Lui antusias setelah mengingat tempat yang cocok untuk dikunjungi sore-sore begini.
Aldy segera menancap gas mobilnya ke arah gramedia yang sering Lui kunjungi. Sampai di sana, mereka segera turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam gramedia yang terkenal dengan novel-novel best seller-nya.
"Mau cari novel apa sih emangnya?" tanya Aldy yang mengikuti Lui kemanapun perempuan itu pergi.
"Novel terbaru Tere Liye, Nebula, tahu 'kan Mas? Yang lanjutan series Selena," jawab Lui dengan pandangan yang masih sibuk menjelajah setiap buku di gramedia tersebut.
Aldy mengangguk-angguk mengerti, walaupun sebenarnya tidak tahu novel apa dan milik siapa karya tersebut. Ia hanya tidak ingin membuat Lui menjelaskan dengan detail menganai semua buku bacaannya, apalagi buku sembilan series itu. Bisa pusing tujuh keliling Aldy mendengarkan istrinya ini berceloteh sepanjang hari.
"Nah ketemu!" seru Lui hingga membuat Aldy dan beberapa orang di sekitar mereka terkejut.
"Ssssttt! Jangan teriak-teriak, Dek," tegur Aldy yang risi dengan orang-orang yang menatap ke arah mereka.
![](https://img.wattpad.com/cover/253734550-288-k378412.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Astheneia 2: End With You
Romance(SEQUEL ASTHENEIA) Kembali lagi dengan mereka berdua.. Mereka yang seperti matahari dan salju.. Mereka yang seperti tetesan air hujan dan batu.. Mereka yang sekarang telah bersatu dalam hangatnya cinta.. Dan mereka yang sekarang telah bersatu karena...