Empat Puluh Delapan

122 7 0
                                    

Bentar lagi puasa nih, gimana persiapannya? Udah pada siap kan?

Semoga puasanya lancar ya, dari hari pertama sampe hari terakhir. Aamiin.

***

Dari minggu pagi, sampai siang menjelang sore seperti ini, aku tidak mempunyai kegiatan sama sekali selain membaca buku dan mengerjakan pekerjaan rumah.

Kang dokter juga libur hari ini, tapi dia membawa pekerjaannya ke rumah dan sibuk dengan laptopnya sampai mencuekkanku.

Aku dan Kang dokter saat ini sedang berada dikamar, aku bersender dikasur, sedangkan Kang dokter duduk dimeja kerjanya.

"Agh... Lisa bosen!!" teriakku.

"Lisa harus ngapain lagi? Baca buku udah, beres-beres udah. Terus Lisa harus ngapain?" ucapku frustasi.

"Telpon Ria sama Gia aja kali ya? Eh, tapi janganlah, kasian Ria pasti lagi ribet sama urusan rumahnya. Sedangkan Gia baru bisa istirahat karna hari ini libur."

Aku berpikir keras apa lagi yang harus aku lakukan sekarang.

"Atau telpon Abang aja? Atau ga Mbak Khan? Atau ga, telpon Ayah aja?" tanyaku pada diri sendiri. "Tapi, janganlah mereka juga butuh istirahat sama kayak Gia. Kalo Mbak Khan ga mungkin Lisa ganggu,"

"Apa Lisa main sama boneka Lisa aja? Tapi, kasian boneka Lisa diajak ngobrol mulu. Nanti dia capek, ga jadi deh," ujarku menyerah.

"Terus Lisa harus apa sekarang? Apa Lisa ke salon aja? Tapi, Lisa ga biasa ke salon."

"Dok!" panggilku setelah beberapa menit terdiam. "Masih banyak ga kerjaannya?"

"Dikit lagi," jawab Kang dokter tanpa menoleh.

"Dari tadi dikit mulu, satu jam yang lalu Lisa tanya 'masih banyak ga?' jawabnya dikit lagi, sekarang Lisa tanya lagi tapi jawabannya tetep sama," protesku. "Kapan selesainya kalo jawabannya dikit lagi mulu. Nanti kalo Lisa tanya dua jam dari sekarang pasti jawabannya tetep sama,"

"Ini beneran dikit lagi, Za," ucapnya cepat.

"Kang dokter gitu terus jawabnya, alesan mulu," ujarku.

"Lisa ga ada kerjaan nih, dok. Gimana kalo Lisa buatin minuman aja? Dokter mau minuman apa? Nanti Lisa buatin," tawarku.

"Terserah kamu aja."

"Terserah mulu, ga capek apa jawab gitu terus," ujarku kesal. Tapi, aku tidak mendapat tanggapan dari Kang dokter. Karna malas menunggu, aku turun dari kasur dan kebawah untuk membuatkannya minuman.

***

Rumah masih sama seperti beberapa hari yang lalu, sepi. Mama dan Papa mertua belum pulang sampai hari ini, mereka hanya memberi kabar semalam bahwa mereka baik-baik disana tapi, mereka tidak memberi tahu kapan akan pulang.

Jika aku tanya kapan Mama dan Papa mertua pulang, mereka akan menjawab; "Mama sama Papa belum tau kapan pulang, Lis. Urusannya belum selesai disini. Kalian nikmatin aja waktu berdua kalian. Kemarin Mama sama Papa kan tanya, kalian mau ga jalan-jalan keluar kota. Terus kalian jawab ga mau. Jadi, Mama sama Papa dapet kesempatan buat kasih kalian waktu berdua dengan pergi keluar kota."

Inti jawaban dari Mama dan Papa mertua setiap aku tanya adalah memberi aku dan Kang dokter kode untuk berpacaranlah setelah menikah, habiskanlah waktu berdua dengan sebanyak mungkin, jangan pikirkan kapan kami akan pulang. Kurang lebih begitulah intinya dari yang aku tangkap selama ini.

Aku sudah ada didapur sendirian. Bi Inah sudah pulang seperti biasa, sedangkan Mang Dodi tidak bekerja karna Mama tidak ada disini.

"Ini Lisa mau buat apa untuk Kang dokter?" tanyaku pada diri sendiri bingung. "Kalo buat kopi, kemarin Kang dokter udah minum kopi."

Ikhwan Dalam MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang