Enam

177 18 0
                                    


Happy reading and enjoy the story💙

***

Sudah beberapa minggu ini aku sibuk dengan dunia perkuliahan ku. Biasanya aku akan menelpon Abang sesering mungkin, tapi kali ini jarang. Aku benar-benar sibuk, hari ini aku akan sidang dan setelah itu wisuda. Waktu untuk berkumpul dengan sahabatku saja tidak ada, kami sibuk masing-masing. Ria dan Gia sudah sidang duluan kemarin, sekarang tinggal aku. Kami tidak berkomunikasi sama sekali akhir-akhir ini.

Aku terakhir teleponan sama Abang kemarin malam, kali ini teleponannya ga lama seperti biasa. Jika Abang menelpon biasanya mengingatkan ku tentang kesehatan, pola makan dan pola tidur ku. Abang tau aku sedang sibuk, jadi dia hanya menelpon jika itu sangat sangat penting untukku.

Karna aku dan sahabatku sedang sibuk-sibuknya, masalah tentang perampokan di bank dan bertemu dengan ikhwan kemarin belum sempat aku ceritakan kepada mereka. Setelah bertemu di bank kemarin aku belum pernah bertemu lagi dengannya. Dan juga dia absen dalam mimpiku akhir-akhir ini.

Aku ga tau apa arti mimpi yang bisa menjadi kenyataan didunia nyata. Kenapa pertemuan kami hanya satu kali? Aku juga belum sempat mengucap kata terimakasih padanya. Entah ada hubungan apa kami. Jika aku sedang istirahat pasti kejadian di bank kemarin terus melintas di pikiran ku. Ditambah tentang ikhwan yang mengobati lukaku dengan sangat lembut. Sekarang aku harus bagaimana?

Setelah kejadian itu, aku langsung pulang ke apartemen dan mencoba menghidupkan kembali hp-ku. Syukurlah hp-ku bisa menyala. Seelum melakukan apa-apa aku langsung menelpon Abang dan menceritakan semuanya. Abang marah ketika aku bilang dahiku terluka, Abang ngomel-ngomel ga berenti berenti. Aku juga menceritakan tentang ikhwan yang mengobati lukaku. Tapi, aku tidak cerita bahwa kejadian di bank persis seperti mimpiku. Ayah juga marah mendengar kejadian itu. Tapi, Ayah marahnya ga kayak Abang, Ayah cuma bisa menghembuskan nafas gusar dan bilang kalau terjadi seperti itu sekali lagi, Ayah akan benar-benar mengirim Abang ke Bandung tanpa harus menunggu hari wisuda ku.

Aku bangun seperti biasa, melaksanakan ritual setiap pagi ku. Shalat 2 rakaat, mengaji, setelah itu shalat subuh. Aku tau aku sibuk, tapi kesibukanku dengan dunia perkuliahan tidak bisa menjadi alasan untuk meninggalkan ritualku setiap pagi. Jujur aku sangat lelah. Hari ini aku sidang, aku berdoa semoga semua urusanku diperlancar oleh Allah Ta'ala.

***

Aku sudah ada dikampus, sebentar lagi aku akan sidang, tanganku berkeringat dan kakiku juga dingin. Aku sudah mempersiapkan semuanya dari kemarin kemarin. Aku juga sudah berlatih di apartemen kemarin, jadi aku hanya perlu mengulang apa yang telah aku pelajari kemarin. Semoga semuanya lancar.

Kalian tau kenapa semua doa diawali dengan kata 'semoga'? Kita hanya meminta, berdoa pada Allah dan tidak semua doa bisa dikabulkan oleh-Nya. Karna Allah tau yang terbaik untuk kita. Takdir yang telah ditentukan oleh Allah tidak selalu sama dengan rencana yang telah kita buat.

Aku masuk ke ruang sidang. Aku menjelaskan semuanya yang aku ketahui, baru beberapa menit aku menjelaskan langsung di potong oleh salah satu dosen, dan itu bukan hanya satu kali, tapi berkali-kali. Aku tau ini jebakan untukku. Kata Abang juga, kalo lagi sidang dosen bakalan mencari kesalahan kita dan memberi pertanyaan yang membuat konsentrasi kita hancur. Tapi, Alhamdulillah sidang ku berjalan dengan lancar, aku tinggal menunggu hari wisuda ku nanti.

Cewek Istiqomah

Lisa:
Assalamu'alaikum gaes.

Ria:
Wa'alaikumsalam.

Gia:
Wa'alaikumsalam.

Lisa:
Lagi dimana?

Ria:
Dikantin.

Ikhwan Dalam MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang