Dua Puluh

128 11 0
                                    


"Abang udah siap?" tanyaku.

Aku sedang berada dikamar Abang sekarang. Hari ini, hari yang tidak akan terlupakan oleh Abang dan Mbak Khan, hari ini mereka akan memulai kehidupan yang baru. Memulai kehidupan bersama orang yang akan selalu ada dalam suka dan duka.

Seperti yang sudah direncanakan oleh masing-masing keluarga, bahwa akad akan dilaksanakan dirumah Mbak Khan dan resepsi di hotel, yang lokasinya tidak jauh dari rumah Mbak Khan. Maka dari itu, aku dan keluargaku akan kerumah Mbak Khan pagi ini.

"Hah? Apa dek?" tanya balik Bang Harun.

"Udah siap?" aku langsung duduk disampingnya, diatas kasur kamarnya.

"Siapa? Abang?"

"Bukan. Bukan Abang," aku menggeleng kuat.

"Bukan Abang?" tanya Abang bingung. "Terus siapa?"

"Huft. Yang Lisa tanya itu pasti Bang Harun, kalo bukan Abang siapa lagi. Yang ada disini cuma Lisa sama Bang Harun. Ga mungkin Lisa nanyain diri Lisa sendiri, apalagi nanyain tembok yang ga hidup, ga bisa diajak ngomong,"

"Iya, maaf dek,"

"Gimana? Udah siap?"

"Insyaallah. Siap,"

"Deg-degan Bang?"

"Lumayanlah,"

"Udah hafal ijab kabulnya?"

"Insyaallah,"

"Siap mulai kehidupan yang baru?"

"Siap,"

"Siap buat.."

"Siap dek, siap. Insyaallah," potong Abang. "Jangan ditanya lagi. Jangan buat Abang makin gugup,"

"Iya, Bang, iya.."

"Dek?"

"Hm?"

"Bisa ga waktunya dimajuin aja. Dibuat jadi besok,"

"Pinjam pintu Doraemon aja, Bang. Pasti bisa,"

"Serius dek,"

"Lagian Abang aneh-aneh aja. Ini hari spesial, hari yang ga pernah Abang alami untuk kedua kalinya. Masa mau dimajuin kayak gitu aja,"

"Kamu belum nikah si dek, jadi ga tau,"

"Ngapain juga nikah duluan. Calon aja ga punya,"

"Makanya,"

"Udah Bang ah, nanti aja kita debatnya. Sekarang Abang disuruh Ayah turun, kita udah mau ke tempat Mbak Khan,"

"Sekarang?"

"Nunggu semua winnie the pooh Lisa punya anak, Bang,"

"Dek! Serius!"

"Lagian Abang sih, masih tanya-tanya segala," ujarku. "Sekarang, Bang. Sekarang turunnya. Mau Mbak Khan diambil orang? Ga kan? Yaudah, turun,"

"Penampilan Abang gimana?" tanya Abang berdiri, aku juga ikut berdiri.

"Udah rapi, cakep, ganteng, perfect, Bang,"

"Oke," Abang menarik nafas panjang. "Bismillah. Yuk dek," ajak Abang.

"Yuk!"

***

"Lis, baju aku gimana? Bagus ga?" tanya Ria.

Aku sudah turun sendirian, tadi Abang mendadak ingin ke pergi WC.

"Bagus Ri," jawab Gia datar.

"Please, Gi. Yang aku tanyain itu Lisa, Khalisa Azzahra. Bukan, Gia Arafah. Ngerti?"

Ikhwan Dalam MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang