Tiga Puluh Lima

125 18 0
                                    


"Good morning, kakak ipar..." sapaku.

Seperti biasa disetiap pagi Mbak Khan sibuk sendiri di dapur untuk menyiapkan sarapan keluarga barunya, yaitu kami; adik iparnya, suaminya dan mertuanya.

"Morning, adek ipar..."

Aku berjalan mendekat padanya.

"Masak apa?"

"Bisa liat sendiri kan? Ga usah pake tanya, Lis,"

"Oh, masak nasi goreng,"

"Tumben kamu ga bilang 'Mbak, mau Lisa bantu?'. Kenapa ga bilang gitu?"

"Ga pa-pa sih. Ga ada alasan yang mendasar untuk ga bilang gitu. Kenapa? Mbak mau Lisa bantuin?" tawarku. "Ayo sini Lisa bantuin," aku berdiri disampingnya.

"Lisa harus bantu apa sekarang?"

"Kamu belum mandi, Lis?"

"Belum. Emang kenapa kalo Lisa belum mandi?"

"Tumben belum mandi. Kalo nanti tiba-tiba ada tamu gimana?"

"Ga mungkinlah, Mbak ada tamu pagi-pagi," ujarku. "Lagian Lisa lagi males mandi aja sekarang. Airnya dingin banget. Mbak udah mandi?"

"Udah,"

"Dingin banget kan airnya? Emang Mbak ga kedinginan?"

"Iya sih dingin. Dinginnya cuma sebentar doang, Lis. Setelah itu segar,"

"Ga mau ah, Lisa ga mau mandi. Dingin. Orang hari ini hari minggu juga kan? Jadi, Lisa libur. Ga usah payah-payah buat mandi," kataku.

"Libur atau ga libur, kamunya harus tetap mandi. Anak gadis ga baik kalo ga mandi. Nanti di cap gadis jorok mau?" ucap Mbak Khan sengaja mengatakan itu.

"Ya ga lah, Mbak," jawabku cepat. "Gini ya, Mbak. Lisa mandi buat apa? Lisa kan cuma dirumah doang, ga kemana-kemana. Ga pergi keluar rumah. Ga jalan-jalan kemanapun. Jadi, buat apa Lisa mandi?"

Aku adalah satu dari banyak orang yang malas mandi ketika hari libur sudah menyapa. Seperti hari minggu.

"Kamu tuh emang keras kepala banget, Lis. Kamu tuh anak gadis, belum nikah. Kalo ga ada orang yang mau nikah sama kamu karna kamu ga mandi gimana?"

"Yaudah, ga gimana-gimana," jawabku santai. "Gini ya, Mbak. Kalo Lisa ga mau mandi, itu kehendak Lisa sendiri. Kalo Lisa mandi karna dipaksa, nanti mandinya ga bersih. Percuma dong, mending ga mandi sekalian daripada mandi tapi dipaksa kan jadinya gak bakal bersih," jelasku.

"Nah, kalo masalah nikah atau pun jodoh, itu udah diatur sama Allah. Allah juga menciptakan makhluk-Nya secara berpasang-pasangan. Udah jelas lho dalam qur'an, salah satunya dalam surah adz-Zariyat ayat 49," sambungku.

"Jadi, kalo ga dapet jodoh di dunia, kita akan dapet jodoh di akhirat. Kita bisa minta jodoh kita semau kita. Mau ganteng, baik, putih, tinggi, pinter, semuanya juga bisa," ujarku menutup omongan.

"Iya, Lis. Mbak tau itu kok. Tapi, Mbak cuma mau kasih tau aja ya sama kamu, kalo kita ga ada usaha buat suatu hal. Allah juga ga akan buat suatu hal itu jadi mungkin untuk kita. Kalo kita cuma mengandalkan kehendak Allah tanpa doa dan usaha, itu namanya sombong. Kayak gak tau malu aja. Kamu tau itu kan?"

"Iya, Lisa tau Mbak. Lisa juga udah mau nikah kan. Jadi, ga perlu dipermasalahin tentang mandi atau ga mandinya Lisa,"

"Khalisa Azzahra. Kamu itu 'mau nikah' bukan 'udah nikah'. Yang udah nikah aja kadang kesal liat pasangannya ga mandi. Apalagi kalo cuma mau nikah,"

"Masa sih Mbak? Emang gitu ya. Cuma masalah mandi ga mandi bisa dipermasalahkan?"

"Iyalah, Lis. Apalagi kalo kita cuma dirumah, pasti pasangan itu maunya kita wangi, bersih, cantik, rapi. Bukannya kayak kamu. Mandi aja belum, boro-boro mau wangi,"

Ikhwan Dalam MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang