Sepuluh

162 15 0
                                    


Aku mau minta maaf banget karna udah satu minggu lebih baru update lagi🙏

Selamat membaca💙

***

Drtt drtt

Ponsel ku yang ada diatas meja tempat aku menaruh buku-buku ku berbunyi. Ada sebuah panggilan. Saat aku melihat ke layar ada panggilan dari Jihan. Saat kami tidak sengaja bertemu di toko buku kemarin Jihan meminta nomorku.

Aku jadi ingat saat pertama kali Gia meminta nomorku, nomornya salah. Ketika Gia meneleponku yang mengangkat telpon tersebut bukan aku, tapi seorang laki-laki. Besoknya Gia marah sama aku, ngomel-ngomel. Bilang kalo 'Lis kamu jahat banget. Kamu kasih aku nomor siapa? Kok yang ngangkat cowok sih. Malu tau Lis salah sambung. Untung aku belum ngomong banyak. Kalo udah ngomong banyak gimana?' aku hanya me-responnya dengan tertawa luwes dan meminta maaf atas kesalahan angka nomor hp ku. Hanya satu angka yang salah saja bisa salah telpon.

"Halo. Assalamu'alaikum, Han," sapaku.

"Wa'alaikumsalam. Lagi dimana Lis?"

"Dirumah. Kenapa?"

"Sibuk ga?"

"Ga sih. Sekarang udah santai. Udah sidang. Jadi tinggal tunggu wisudanya aja," balasku semangat.

"Wih, congrats,"

"Syukron,"

"Boleh ketemuan ga?"

"Boleh. Lagi bosen juga nih. Kapan?"

"Hari ini bisa?"

"Bisa. Jam?"

"Jam satu siang aja,"

"Mau ketemu dimana?"

"Nanti aku share lock aja,"

"Oke,"

***

Hari ini hari minggu, minggu pagi ini disambut dengan udara yang cukup dingin. Aku hari ini tidak ada kegiatan sama sekali, jadi aku memutuskan akan pergi menemui Jihan di cafe. Dari pagi sampe siang aku melakukan kegiatan seperti biasa, yaitu beres beres kamar, bersihin apartemen, rebahan, denger kajian. Hari ini aku belum bisa shalat karna keistimewaan wanita.

Aku juga tadi teleponan sama Ayah sebentar, nanyain kabar Ayah, kabar Abang, perusahaan Ayah, dan juga kapan Ayah sama Abang akan ke Bandung buat dateng ke wisuda aku. Kata Ayah, Ayah sama Abang akan dateng satu hari sebelum hari wisuda. Aku sangat senang mendengarnya.

***

Sekarang sudah jam satu siang, aku juga sudah ada dicafe tempat dimana aku dan Jihan akan bertemu. Cafe ini cukup ramai, banyak orang orang yang bertemu dengan teman-temannya termasuk denganku. Sudah sepuluh menit aku menunggu Jihan yang tak kunjung datang.

"Hai, Lis. Lama ga?" sapa Jihan yang baru datang.

"Hai. Ga lama lama banget lah,"

"Maaf ya, biasa jalanan lagi macet"

"Iya ga apa apa. Duduk, Han" seruku.

"Oke. Lo udah pesen?"

"Belum,"

"Mbak" panggil Jihan. Lalu kami memesan hanya minuman, aku memesan americano, Jihan memesan crime coklat. Kami tidak memesan makanan. Tak lama kemudian pesanan kami sampai.

"Lo apa kabar Lis?" tanyanya.

"Alhamdulillah, baik Han. Kamu apa kabar?" tanyaku balik.

"Baik,"

Ikhwan Dalam MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang