Page 05

198 29 10
                                    

Pagi ini Jaejoong mengigit rotinya malas saat matanya menangkap sang ayah yang sedang membaca koran di sofa tak jauh dari tempat ia duduk.ia malas jika harus satu atmosfir dengan ayahnya apalagi tidak ada ibunya sebagai pengalihan.Bibi Go mengatakan ibunya telah terbang ke Jepang karena pekerjaannya,Oh ya kebetulan pekerjaan ibunya adalah seorang Model.

Itulah salah satu perkara yang ia dengar dari perdebatan alot kedua orangtuanya yang selalu berakhir dengan umpatan kasar seperti biasa.Ayahnya sangat menentang pekerjaan sang ibu tetapi di samping itu dunia model adalah hidup ibunya.Jaejoong tidak bisa memihak siapapun menurutnya kedua orang tuanya sama-sama egois mereka bahkan tidak memikirkan perasaan Jaejoong sebagai putrinya.

Jaejoong selesai dengan sarapannya lalu beranjak menuju mobil yang biasa mengantarnya ke sekolah.

Kim Jinhyuk berdeham sambil membalik lembar korannya.

"Begitukah selama ini kau di didik Jaejoong-ah!"Ucapan datar bernada tegas itu menghentikan langkah Jaejoong.

Jarjoong berbalik lalu menghampiri ayahnya yang masih membaca koran paginya,pemandangan yang langka karena biasanya ia hanya akan sarapan dengan para asisten rumah tangga selalu minus ayah atau pun ibunya.Tapi kali ini pun bukan berarti ayahnya menemaninya sarapan,batin Jaejoong meringis.

Membungkuk sebentar ke arah ayahnya,kemudian tanpa kata Jaejoong kembali berjalan menuju Pak Lee yang sudah tersenyum hangat ke arahnya.Seaakan mengerti Pak Lee menepuk pundak Jaejoong pelan.

Pak Lee hanya menatap iba wajah sedih Nonanya dari kaca spion,ia tidak seharusnya lancang mengasihani majikannya.ia hanya berdoa semoga Nonanya segera mendapat kebahagiannya.

Jaejoong menyentuh gelang perak di tangan kirinya seketika pikirannya terbang jauh ke waktu saat pertama kali ia mendapat gelang perak itu dari neneknya.

Neneknya bilang gelang perak itu adalah milik sepasang kekasih yang sangat saling mencintai dan menyayangi.Jaejoong hanya berpikir mungkin itu milik sang nenek sewaktu masih muda.Neneknya bilang Jaejoong tinggal mengusap gelang perak itu jika sedang banyak pikiran atau merasa cemas entah hanya sugesti saja atau apa tapi Jaejoong memang merasa lebih tenang setelah melakukannya.

Saat di tikungan terakhir,dari jendela Jaejoong melihat Yunho yang sedang berjalan sendiri menuju gerbang pria itu tampak sedang melamun.

"Pak Lee berhenti disini saja"

Pak Lee mengangguk paham.

"Nanti sore Pak Lee tidak perlu jemput di sekolah ya"

"Eh?"

"Nanti sore aku ingin ke pameran buku di Songsu-dong,Pak Lee bisa menjemputku disana"

"Baiklah Nona,pakai mantelnya cuaca mulai mendingin akhir-akhir ini"Ujar Pak Lee lembut.

"Siap kapten!!"Teriak Jaejoong karena gadis itu mulai berlari menghampiri Yunho.Pak Lee hanya tersenyum melihat tingkah laku Nona mudanya,sikapnya sangat terlihat berbeda jika di sekolah Nonanya tampak lebih hidup disini,dan ia sangat merasa bersyukur sekali.

"Oppaaa...."Yunho menegang saat mendengar suara gadis yang membuatnya sulit tidur tadi malam.Yunho menoleh ke belakang menyipitkan matanya saat para laki-laki yang sedang berjalan menatap Jaejoong lapar.

Bagaimana tidak gadis itu memakai rok di atas lutut karena larinya membuat rok itu berterbangan kesana kemari.

Yunho kembali terkejut saat lengan kanannya di peluk erat Jaejoong.

Bisakah gadis itu tidak membuatnya jantungan?Demi tuhan ini masih pagi!!

Yunho berusaha melepaskan lilitan tangan Jaejoong di lengannya tapi nihil usahanya tidak membuahkan hasil malah gadis itu makin erat memeluk lengannya sampai Yunho bisa merasakan ehemdadaehem Jaejoong di lengan atasnya.

After We MetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang