Page 11

196 30 15
                                    

Jaejoong menatap isi lemari esnya takjub,Bibi go memang pandai membuat lemari esnya terlihat rapi.Lemari es dua pintu itu terdiri dari berbagai macam makanan,dari sayuran,buah-buahan,daging,seafood dan dairy food tersedia disana.

Berpikir sebentar,Jaejoong memutar otaknya pagi ini ia sangat lapar sekali,dan butuh makanan berat segera.Ia akan melatih kemampuan memasaknya setiap akhir minggu karena bibi go hanya akan bekerja saat weekday saja.

Sepertinya membuat Spicy garlic seafood noodle dan Pajeon* tidak buruk,belum apa-apa air liurnya sudah nyaris menetes.

Tangannya dengan gesit menyiapkan bahan-bahan yang di perlukan.Setelah mencuci kerang-kerang dan cumi tersebut Jaejoong langsung menumisnya setelah dirasa setengah matang Jaejoong memasukan mie udon dan rangkaian bumbu Korea yang sudah di hapalnya,mengaduknya sebentar hingga merata.

"Ah enak sekali!"Jaejoong mematikan kompor lalu menuangnya ke piring besar,menaburnya dengan sedikit biji wijen lalu melap pinggiran piringnya agar terlihat lebih indah.

"Voillaa!!"Jaejoong bertepuk tangan bagai chef ahli yang sudah selesai berdemo masak.

Dan terakhir Jaejoong akan membuat Pajeon atau pancake Korea.Disini kemampuan memotongnya di pertaruhkan Jaejoong sangat menyukai seni knife skill.Di rumahnya bahkan terdapat berbagai jenis pisau dari yang paling kecil sampai yang paling besar khusus memotong daging segar.

Tentu saja tanpa sepengetahuan ayah dan ibunya.

Ayah dan ibunya sangat tidak menyukai kegiatannya ini mereka bilang hanya membuang-buang waktu saja.

Setelah dua menu itu jadi,Jaejoong tersenyum bangga.Sebenarnya kemampuan memasaknya sudah termasuk level tiga menurut guru les memasaknya tapi tempo hari ia memang tidak mau memasak untuk bekal Yunho ia belum merasa percaya diri.Ia takut Yunho kecewa.

Sebesar itu rasa sayang Jaejoong pada Yunho.

Suapan itu terhenti di udara saat telinganya mendengar suara riuh di luar,seperti suara ayahnya yang sedang tertawa keras setelah itu Jaejoong mendengar suara wanita yang tidak Jaejoong kenal.

Ayah dan wanita asing itu menatap Jaejoong dengan tatapan berbeda.Ayahnya yang terlihat tak peduli dan wanita itu yang tampak menatap Jaejoong sinis.

"Putrimu?"Tanya si wanita asing itu.Jinhyuk hanya mengangguk malas.

"Lihat porsi sarapannya,Heol!! menakutkan sekali"Mungkin wanita itu berharap Jaejoong tersinggung dan sakit hati.Tapi heii Jaejoong tidak selemah itu.

Balik memandang wanita itu sinis,Jaejoong melanjutkan kegiatan makan paginya.Ia tahu sang ayah sedang marah padanya.Jadi di keluarga Kim yang terhormat ini ada adat jika sarapan itu tidak boleh makan makanan berat dan berminyak banyak, sangat di larang!!

Bahkan ibunya pernah menampar Jaejoong hanya karna memakan toppoki di jam sarapan.Menu sarapannya hanya boleh roti tawar tanpa di bakar atau salad sayur lalu makan siangnya hanya boleh salad buah dan satu botol youghurt.Dari sana Jaejoong jadi terbiasa makan nasi pada saat makan malam saja.

"Sayang lihat putrimu sangat tidak sopan sekali!!"Wanita itu bergelayut manja di lengan kokoh Jinhyuk.Jinhyuk hanya mendengus lalu masuk ke kamarnya diikuti wanita seksi itu.

Jaejoong memegang garpunya kencang hingga kuku jarinya memutih.Ini bukan kali pertama ayahnya membawa wanita asing masuk ke rumahnya bahkan kekamarnya saat ibunya sedang berada di Jepang.Tapi sekarang ?ibunya tepat berada di lantai dua kamar yang tadi ayahnya masuki.

Mencoba melanjutkan makannya,tapi rasa lapar itu hilang entah kemana saat melihat wajah ayahnya.

Masuk ke dalam kamarnya,Jaejoong melamun di atas kasurnya.Pikirannya terbang kemana-mana.Kadang ia selalu berpikir mengapa keluarganya seperti ini ?mengapa uang yang ia miliki tidak membuatnya merasa bahagia?Bukankah temannya selalu bilang asal kau memiliki banyak uang kau tak perlu khawatir.Mendesah pelan Jaejoong melihat wallpaper ponselnya lalu seulas senyuman terbit di bibir merahnya.

After We MetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang