Begining - Jaejoong Version.

204 28 15
                                    

Apa kalian tahu istilah hidup enggan matipun tak mau ? Mungkin itu pribahasa yang paling tepat untuk di sematkan pada seorang Kim Jaejoong sekarang.Tak ada lagi si ceria Kim Jaejoong,tak ada lagi perempuan modis penuh pesona yang biasa Kim Jaejoong tebarkan.Karena Kim Jaejoong yang dulu sudah mati.

Hidupnya kini bukan miliknya lagi,jadi untuk apa hidup?buang-buang waktu saja.Jika saja Jaejoong tak mengingat ucapan terakhir ibunya saat beliau wafat  sepuluh tahun lalu,ia mungkin sudah di alam baka saat ini.

Ya seperti yang kita ketahui Jaejoong dengan sang ibu memang tidak dekat tapi beberapa kali Jaejoong memergoki ibunya sedang menangis memandangi fotonya yang masih kecil,entah apa yang di pikirkannya tapi ibunya selalu berkata"..Kau harus hidup Jongie,pilih apapun yang kau mau..maafkan ibu.."

Sejak saat itu pandangan tentang ibunya sedikit berubah,hatinya tiba tiba sakit.

Sejujurnya Jaejoong sudah muak dengan hidupnya..

Lihat saja sekarang,sedang di dalam mobilpun Jaejoong merasa seperti tahanan.selalu diikuti bodyguard suruhan ayahnya yang entah mengapa jadi tiba-tiba protektif padanya.

Jaejoong bahkan iri melihat anak-anak muda yang sedang berkumpul di taman kota sambil bercengkrama diiringi alunan musik jalanan yang terdengar indah di telinga.

Mendesah pelan,apakah hidupnya akan berakhir seperti ini?

Saat lampu merah mendominasi jalanan,Jaejoong menoleh ke samping ia melihat sekumpulan anak muda itu dengan riang masih bernyanyi.Menurunkan sedikit kaca jendela mobilnya,telinga Jaejoong langsung di sambut oleh lagu yang dulu pernah ia nyanyikan saat kemah musim panas dulu.

Kenangan itu langsung menyeruak ke permukaan hingga membuat hatinya sesak karena secara tidak langsung ia mengingat seseorang dari kehidupannya dulu.

Jaejoong yang terus memperhatikan sekumpulan anak muda itu memunculkan ide gila di otak cantiknya.Sudah lama ia tak bersenang-senang.

Melirik Lee junki yang duduk di sampingnya hening,pria itu sepertinya sedang memeriksa tabnya dengan serius.

'Aman'

Melihat bodyguardnya yang duduk di depannya juga terlihat tak berkutik.Jaejoong menyeringai tipis.

Sebelum lampu merah itu berubah warna,Jaejoong memastikan sekitar sekali lagi,lalu

Hap

Gadis itu berlari setelah membanting pintu mobilnya kasar lalu menyebrang jalan dengan tergesa.Sepatu ber-hak tingginya tidak menghalangi langkahnya.

Si bodyguard bertubuh kekar itu kelabakan,saat hendak menyebrang lengannya di tahan Lee Junki.

"Tuan?"

"Biarkan Nona pergi"Ujarnya sambil matanya terus menatap punggung sempit Jaejoong makin menjauh.

"Tapi Tuan,Tuan besar bisa marah-"

"Jangan khawatir itu urusanku"sahutnya lagi seraya tersenyum kecil.

"Ayo kita segera ke kantor"Yang segera di angguki oleh supir dan si pria bertubuh kekar itu.

Disisi lain Jaejoong melambatkan langkahnya ia mulai melihat anak-anak yang sedang bermain dan beberapa keluarga yang tampak sedang berpiknik terlihat dari kain tipis yang mereka gelar.hanya canda tawa yang menghiasi seluruh taman.membuat hatinya terasa menghangat untuk pertama kalinya sejak sepuluh tahun berlalu.

Memejamkan matanya,ia lelah dan hanya ingin duduk sebentar disini sampai kenyataan menyapanya kembali saat pulang nanti.


...

After We MetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang