Page 20 - Last meeting Pt.1

205 31 21
                                    

Dinginnya angin malam tidak membuat Jaejoong beranjak dari duduknya,dengan hanya memakai celana pendek dan kaus croptopnya Jaejoong termenung di tepi kolam.Merenungkan jalan hidupnya yang mengapa tidak berjalan normal seperti anak-anak usianya yang lain.

Mungkin orang lain akan berpikir ia terlalu berlebihan berpikir di usianya yang hanya baru menginjak 17tahun.Tapi mau bagaimana lagi,ia sudah terlalu lelah dengan ini semua.Dan sekarang di tambah masalah perceraian kedua orang tuanya tadi.Setelah hakim memutuskan keduanya sah berpisah kedua orang dewasa itu entah pergi kemana.Mereka hanya pergi begitu saja tanpa bertanya bagaimana perasaannya.Mereka hanya sibuk mencari cara untuk menyenangkan diri mereka masing-masing.

Dan Jaejoong,

Sungguh membenci mereka.

Dari setiap perceraian yang terjadi tidakkah mereka berpikir bahwa pihak yang paling di rugikan adalah anak?

Tidakkah mereka berpikir bagaimana perasaan mereka.

Mendesah pelan,Jaejoong sudah tidak akan peduli.

Setelah ini Jaejoong berjanji akan hidup makmur dan bahagia.Ia akan buktikan tanpa orang dewasa itu ia masih bisa melanjutkan hidupnya.

Ia akan menikah dan memiliki anak bersama suaminya kelak hidup bahagia dan membesarkan anak-anaknya dengan suka cita.

Tiba-tiba Jaejoong teringat kekasih datarnya.

Senyuman itu terbit di wajah sedihnya.Ia menyesal karena tadi sore sudah terlalu sensitif kepada Yunho.Pria itu pasti marah kepadanya sekarang.

Baru akan merogoh ponselnya untuk meminta maaf,sodoran segelas coklat panas mengepul di depan matanya menarik atensinya.

"Diminum Nona silahkan."Ucap bibi go ramah.Jaejoong tersenyum.

"Terima kasih bi"

"eh ini hampir tengah malam bibi belum pulang?"Sambung Jaejoong.Kali ini Bibi go yang tersenyum.Alih-alih menjawab pertanyaan Jaejoong,tangannya malah terulur mengusap surai Jaejoong lembut,seakan mengerti tiba-tiba mata Jaejoong memanas tidak dapat di pungkiri ia butuh seseorang di sampingnya sekarang.

"Menangislah Nona,aku tahu ini berat untukmu"Pertahanan itu runtuh kembali,Jaejoong terisak cukup keras seakan mengadu pada bibi go apa yang ia rasakan saat ini.

"Yang sabar Nona,Nona kuat,Cantik dan pintar.Nona akan bahagia dimanapun Nona berada,bibi akan selalu berdoa untukmu"Usapan dan kata lembut di punggungnya membuat Jaejoong makin terisak kencang.Pernah Jaejoong berpikir ingin tukar posisi dengan gadis yang menjadi putri bibi go.Wanita paruh baya yang lembut dan penuh kasih sayang ini.

"Eh bi bagaimana soal putrimu yang ingin sekolah di Summer Hill?apakah sudah paman Junki uruskan?"Setelah tangisannya mereda Jaejoong berujar pelan.

Bibi go mengangguk"Sudah,terima kasih Nona,berkat Nona bibi tidak perlu membayar biaya pendaftaran dan spp selama 6 bulan"

"Syukurlah bi,di kelas 10 berapa anak bibi go?"

"Eh kebetulan anak bibi kelas 11,dia sekarang masuk di kelas bahasa,tapi bibi lupa 11 berapa"Terang bibi go.Jaejoong mengangangguk paham.Eh tapi bibi go bilang kelas 11 bahasa?siapa ?

Perasaannya mulai tidak enak jangan-jangan..

"Siapa namanya bi?"Jaejoong hanya berharap dugaannya salah.

"Seunghee,Go Seunghee Nona."



































Ahh ternyata benar dugaannya.


...


Akanishi Jin sebenarnya ingin
mengumpat saat mendengar salah satu kandidat lomba speech contestnya sengaja mengundurkan dirinya karena alasan kesehatan,kan sudah ia peringatkan lomba semakin dekat eh gadis itu malah puas bermain ski dan akhirnya jatuh sakit.

After We MetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang