37

5.7K 194 1
                                    

Semua mata memandang pria itu, mereka menyapa dan menunduk saat pria itu lewat, pria itu membalas dengan senyum kecil nya dan terus melangkahkan kaki nya.
Semua orang tau siapa pria itu.
Pria yang pernah jadi atasan mereka beberapa tahun lamanya dan banyak karyawan wanita yang menyukai nya.

Pria itu berhenti di depan meja hans, saat hans mendongakkan kepalanya ia terkejut dengan pria di hadapan nya.

" maaf Tuan, saya tidak tau kalau anda akan datang " hans segera berdiri dari duduk nya dan tetap menundukkan kepala nya tidak berani menatap pria di depan nya.
Ia tau bagaimana sifat mantan bos nya tersebut dengan muka yang terlihat sangat dingin tanpa berusara.

" sepertinya kalian sibuk " ia melihat sekeliling nya dan semua orang pada sibuk di depan komputer mereka dan tetap dengan ekspresi datar nya.

" apa tania di dalam? " ia melihat jam sudah pukul 6 sore kantor tetap sibuk, yang seharusnya mereka sudah merasakan kasur di rumah masing masing.

" Nona tania sedang bicara dengan isabella tuan " pria itu menganggukkan kepalanya mengerti

" apa ada yang kemari bertemu dengan nya? "

" banyak sekali Tuan,, tapi Nona tidak mau bertemu dengan siapapun "

Termasuk eric. Tania mengabaikan nya.
Walaupun eric yang datang,  tania tetap tidak ingin bertemu dengan siapapun itu. Eric tidak bisa memaksa juga jika isabella dan hans sudah mengatakan jika tania tidak ingin bertemu dengan siapapun namanya yang ia kenal maupun tidak.

" jika tania sudah selesai kerja,  katakan aku menunggu di parkiran "

" baik tuan "

Raymond, setelah tau berita itu ia segera memesan tiket untuk tiba di paris.
Ia ingin menghukum tania,  tapi sebenarnya bukan kesalahan tania.
Daddy nya.. Ia akan mengajak tania ke indonesia untuk bertemu dengan nicholas.

Apa salahnya? Bukan nya nicholas sudah merestui mereka?  Tania pun sudah cukup umur untuk menikah.

Raymomd memainkan handphone milik nya sambil melihat kearah pintu orang keluar dari dalam gedung.
Sampai jam 8 malam orang orang juga belum keluar dari dalam.
Raymond tertawa sendiri, " benar benar mereka pekerja keras. Daddy daddy.. Kau harus membayar bonus mahal mereka semua hari ini "

Jam 10 malam orang orang keluaran.
Raymond segera keluar dari dalan mobil dan menunggu tania.
Orang yang melihat raymond memberikan salam nya dan hanya di jawab dengan senyuman oleh raymond.

Tania keluar dari ruangan nya bersama isabella karena mereka merasa cukup hari ini bekerja keras.
Hans segera memberitahu tania jika raymond menunggu nya.

" kenapa baru memberitahuku? " tania tampak terkejut dengan kedatangan raymond.

" maaf,  saya tidak berani ganggu kalian di dalam "

" baiklah hans, terimakasih kerja kamu hari ini " tania melangkahkan kaki nya dengan langkah lebar tergesa gesa agar secepatnya bertemu dengan raymond.
Ia melihat kanan kiri dan segala tempat untuk bertemu dengan sosok raymond.
Dari kejauhan raymond melihat tingkah tania yang di pastikan sedang mencari diri nya.
Saat raymond hendak menghampiri tania,  seseorang duluan yang sudah berdiri di hadapan tania.

" tania.. "

" eric,,  " tania terkejut eric di hadapan nya.  Lelaki ini nekat menunggu dirinya selesai kerja.

" maafkan aku. Kau tidak ingin bertemu dengan ku dan mengangkat telfon dari ku " eric memandang wajah cantik tania walaupun sebenarnya tania sangat lelah dan ingin secepat nya bertemu dengan raymond.

" maafkan aku eric,  aku sangat sibuk hari ini "

" apa ki.. "

" tania " tania terkejut mendengar dirinya di panggil,  suara itu ia hafal,  dan suara yang ia rindukan.  Tania langsung tersenyum dan menghampiri raymond dengan berlari kecil dan langsung memeluk nya.  Tidak memperdulikan eric atau siapapun yang melihat nya.

" kenapa tidak memberitahuku?  " tania mendongakkan kepala nya ke atas dan mata mereka bertemu.
Raymond tersenyum.

" kau pasti lelah hari ini " raymond dengan lembut memberikan sentuhan halus di atas kepala tania.
Raymond melihat ke arah eric yang masih berdiri di belakang tania.

" hai kak raymond,  apa kabar?  "
Eric memajukan langkah nya ke arah raymond dan menyapa nya.
Tania pun melepas pelukan nya dan melihat ke arah eric juga.

" apa ada masalah malam malam bertemu dengan tania?  "

" tadi nya aku ingin bicara dengan tania.  Mungkin besok aku akan datang lagi "

" katakan saja sekarang jika itu penting,  tania besok pagi akan ke indonesia "
Dengan bersamaan itu, tania terkejut mendengar nya dan memandang wajah raymond.  Raymond serius kali ini.  Ia bisa melihat wajah itu yang sangat serius dan tidak suka dengan kehadiran eric.

" gak ada serius kak,, hanya pembicaraan santai dengan tania saja " tentu eric terkejut. Tapi ia langsung tersenyum dengan ramah.

" kalau begitu,  tidak ada lagi kepentingan kamu dengan tania bukan?  Ia akan menikah segera.
Kalau kamu ingin membicarakan Masalah yang ada sekarang ini, maafkan ulah daddy kami " to the point, itu yang langsung raymond katakan tanpa berbasa basi.  Kesabaran raymond tidak ada lagi,  ia tidak ingin bersabar lagi. Raymond tau kata kata nya melukai perasaan eric dan ia tidak peduli.  Ia hanya ingin gadis nya hanya milik nya.

" menikah?  " eric terkejut mendengar tania menikah? Padahal baru kemarin ia ingin merebut hati tania. Eric pun melihat kearah tania.  Tetapi tania juga terkejut dan melihat wajah raymond yang berdiri di samping nya.

" tentu, buat apa ia aku ajak ke indonesia " raymond mengatakan hal itu jelas tania tidak boleh lagi bertemu dengan eric jika bukan urusan kerjaan.

" kalau begitu aku pulang kak.. Maaf sudah ganggu tania malam malam " eric pun memaksakan senyuman nya dan melihat ke arah tania sekilas lalu pergi meninggalkan mereka berdua.
Sedih,  itu yang di rasakan eric.
Padahal tujuan eric ingin melamar tania karena berita yang tersebar bukan nya sangat menguntungkan dirinya.
Kedatangan raymond yang membuat Eric terkejut dan membuyarkan rencana nya.

" apa yang barusan kamu katakan ray " tania berkata sambil melihat wajah raymond. Raymond dengan santai berjalan ke mobil nya dan tania mengikuti langkah raymond.

" aku serius, kita akan menikah. Bisa gila aku dengan sikap daddy " raymond menjawab saat sudah dekat dengan mobil nya. Kata yang barusan itu bukan main main,  ia serius akan menikah dengan tania. Dia tidak ingin menguras otak nya lagi karena ulah daddy nya.

" apa daddy dan mommy tau kita akan datang nanti?  "
Tania bertanya saat raymond membukakan pintu untuk tania.

" kejutan untuk nya juga " dengan bersamaan pintu mobil di sisi tania tertutup dan raymond mengitari mobil nya untuk masuk ke sisi pengemudi.

" tapi ray... " tania bersuara lagi saat raymond sudah masuk ke dalam mobil. Gerakan cepat raymond yang mencium lembut bibir tania membuat tania terdiam dan tidak bersuara lagi.

" kau tidak merindukan ku?  " raymond memandang wajah tania dari dekat.  Wajah mereka tidak berjarak. Raymond memandang mata itu, mata yang ia rindukan selama ini. Perlahan tangan raymond menyentuh pipi tania dan mengelusnya dengan lembut.

" aku sangat merindukan mu, jika aku tau kamu datang tadi aku tidak akan larut keluar dari ruangan ku " tania berkata jujur.  Ia sangat merindukan pria di hadapan nya. Dengan gerakan cepat raymond memindahkan tania ke atas pangkuan nya.

" bagaimana kalau ada yang lihat " kedua tangan tania memegang pundak raymond.

" kau lupa, kaca mobil ini gelap dari luar. Aku tidak bisa menunggu sampai kerumah " tangan raymond sudah bergerak membuka kancing kemeja tania dan memajukan wajahnya ingin mencium tania.
Tania segera menahan nya. Ia menolak nya karena ia tidak ada tenaga malam ini. Ia sebenarnya menginginkan nya. Tetapi ia sangat lelah dengan pekerjaan nya hari ini.

" jangan sekarang. Kau tidak melihat kantung mata ku bengkak karena hari ini " tania tersenyum dan dengan lembut mengecup bibir raymond. Raymond menarik nafas nya dengan sabar dan menyungging senyuman.

" Aku akan bersabar "

I'M Lucky Girl (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang