I'M Lucky Girl (END)

20

Tania tinggal di jerman bertiga dengan vanessa dan raymond.
Vanessa legah jika daddy nya tidak memarahi kakak nya raymond.

Masalah apartemen atas nama tania, nicholas menyita apartemen tersebut karena nicholas tau pikiran raymond ia membeli apartemen itu.
Membuat raymond enggan mengajak kelahi daddy nya.
Bisa bisa ia akan di kirim paling jauh lagi dari tania. Bisa jadi ke indonesaia. Itu kan jauh banget!!  Raymond tidak bisa membayangin nya.

Willy mendengar cerita nya dari vanessa membuat willy sedih.
Kalau tau begitu ia juga berani menyukai tania selama ini.
Siapa yang tidak suka dengan tania.
Tania sangat cantik, sexy, manis, anggun, dan yang penting bagi willy tania wanita yang mengerti dengan kegemaran willy.

Susah mendapatkan wanita yang mengetahui dan menyemangati hobby game willy.
Willy tidak pernah bertemu dengan wanita yang sempurna seperti tania bagi nya.
Makanya willy tidak pernah dekat dengan wanita satupun selama ini. Walaupun banyak yang menyukai willy, tapi willy tidak suka jika semua wanita hanya memarahi nya selama ini. Padahal willy tidak meminta mereka mendekati diri nya.

jika ia main game di handphone nya dan mereka dengan berani nya membanting handphone milik nya di hadapan nya saat wanita itu bicara ia mengabaikan nya.

Siapa yang gak kesal di gitukan?
Willy tidak peduli setelah itu dan lebih baik ia jauh dari wanita manapun selama ini.
Daripada handphone nya jadi sasaran nya.
Dan hal itu tidak sekali saja terjadi. Namun berkali kali membuat willy tidak jera di buat nya.

Tania,
tania mengetahui semuanya dan memberi nasihat kepada willy. walaupun tania yakin willy tidak mendengar nya dan hanya ber hem dan iya atas jawaban nya tapi tania tidak sampai membanting handphone nya. Tapi ia memukul kepala atau badan willy yang membuat willy kesal tapi menyukai nya dan menyanyangi kakak tiri nya itu yang sama umur nya hanya beda bulan saja mereka berdua lahir. Sehingga silsilah nya willy adik nya tania.

Aldric terkejut saat tau tania kuliah di jerman dari willy yang mengatakan nya.

" kau serius?

" huum,, vanessa yang mengatakan nya " willy berkata dengan santai sambil bermain di handphone nya.

" kenapa kamu gak ikut tania? "

" aku ingin di sini. Jika kamu tidak suka tinggal dengan ku. Bilang ke daddy untuk memberikan ku apartemen di sini "

" bilang aja sana sendiri! Hmm.. Lagi pula gak ada salah nya kamu tinggal di sini. Aku juga gak peduli apa yang kamu lakukan nanti " aldric berfikir sejenak dan setelah di pikir pikir willy tidak pernah ikut campur urusan nya selama ini.

" begitu dengan ku. Aku juga tidak peduli kamu membawa wanita ke kamar mu dengan suara yang menjijikkan itu " willy menghentikan game nya dan ia berahli menatap aldric.

" kamu.. " aldric terkejut mendengar pengakuan willy adik nya.

" kamu kira aku tidak mendengar nya? Sayang nya dinding di sini tipis sehingga kamu tidak menyadari nya " willy sudah berdiri dari duduk nya dan berlari meninggalkan aldric setelah mengolok nya masuk ke dalam kamar nya.

" willyyyyyy.... Pergi dari sini kamu!!! " aldric melempar bantal ke arah willy tapi tidak mengenai willy. Willy tersenyum senang.

" tidak akan " willy membanting pintu kamar nya dan suara sumpah serapah dari aldric untuk nya masih terdengar di telinga nya.

*****
" selamat pagi. tania nya ada? "

" Siapa kamu? " belum sempat ian memencet bel pintu, pintu di buka dari dalam yang tidak lain adalah raymond pemilik apartemen tersebut. Lalu ian tersenyum dengan sopan dan bertanya tentang tania.
Raymond terkejut ia melihat pria di hadapan nya yang mencari nama gadis nya saat ini.

" saya.. "

" ian? Ian.. Benar itu kamu? " dari dalam tania melihat keributan di depan pintu dan terkejut melihat sosok ian di hadapan raymond.

" hai tania, apa kabar? " ia pun memandang tania yang berada di dalam apartemen tersebut.

" kenapa gak hubungin aku? Kamu masih nyimpan nomor ku kan? " tania antusias dengan kedatangan ian dan kini sudah berdiri di depan ian dan raymond melihat tania dengan mengkerutkan kening nya.
Apa tania tidak sadar ia di perhatikan oleh nya?

" ehemm... " raymond berdehem untuk menyadarkan tania jika ia masih di dekat nya tania.

" ian, kenalkan.. Dia ini raymond " tania tersenyum manis kepada raymond dan memperkenalkan ian kepada raymond.

" ian " ia mengulurkan tangan nya dan tersenyum,  raymond menyambut tangan ian dengan perasaan tidak suka kehadiran ian di pagi hari di apartemen nya.

" oh,, jadi kamu ian yang pacar tania itu? " raymond jadi ingat ian. Ia yang pernah menjadi pacar pura pura tania. Dan ia berkata dengan sinis.

" hmm.. Masuk yuk!! " tania malas meladenin raymond yang cemburu sama ian. Tania tau raymond sedang cemburu dan tania menarik tangan ian masuk ke dalam.

" tania!!! " raymond terkejut melihat perlakukan tania yang tiba tiba menarik tangan ian di depan mata nya.

" dia teman ku. Gak boleh kan di depan pintu lama lama " tania berkata tidak peduli dan menyuruh ian duduk di sofa.
Raymond menghela nafas kasar nya dan menutup pintu dan berjalan malas ke dalam lagi. Yang tadi nya ia ingin pergi kerja, ia urungkan niat nya.
Siapa yang bersedia meninggalkan wanita nya berdua dengan laki laki lain.

" lho,, katanya mau pergi kerja? "

" siapa yang mau pergi kerja kalau kalian berdua ada di sini? " raymond menjawab dengan nada ketus.  Ian hanya tersenyum dengan tidak enak mendengar kata yang keluar dari mulut raymond.

" lho, emang nya kenapa? Kita gak buat yang gak gak kok. Ian ke sini paling... Kamu kenapa ke sini? " tania tersadar ia tidak tau kenapa ian tiba di apartemen raymond. Dan ia mengetahui keberadaan apartemen raymond.

" aku ada urusan di sini dan aku kepikir datangin kamu beri kejutan. Nanti sore aku kembali ke amerika. Kamu tidak ikut balik dengan ku? "

" aku kuliah di sini. Kau tidak perlu menjadi pacar ku lagi. Kau bebas sekarang "

Ada perasaan ian yang sakit dalam dirinya mendengar kata yang keluar dari bibir tania.
Ia tidak menyangka orangtua tania membiarkan anak nya menjadi sepasang kekasih padahal mereka adik kakak. Walaupun bukan kandung,,tapi tetap adik kakak.
Ian tidak habis berfikir dengan cara pikiran orangtua tania saat ini.
Ian kehilangan gadis nya. Ia kehilangan pacar pura pura nya yang ia yakin nanti ia akan menjadi pacar sesungguh nya tania.  Wanita yang ia cintai selama ini.

Ian tersenyum simpul di depan tania,  dari awal tania sudah mengatakan jika mereka hanya pura pura tidak lebih. Dan ian menyanggupi awal pembicaraan mereka saat itu.