AUTHOR'S Point Of View
"Apa yang kau cari pagi buta begini, Erwin?"
Yang ditanya tak lantas mengalihkan perhatiannya dari tumpukan buku lama yang baru saja ia keluarkan dari bagian terdalam perpustakaan pribadinya. Bukannya menjawab, pria berambut pirang itu malah menyapa. Satu-satunya wanita yang ikut masuk bersama dua pria lain ke ruangan salah satu Buntaicho Pasukan Pengintai itu menatap penuh binar pada buku lama itu.
"Bantu aku mencari lembaran kertas yang terselip diantara buku ini" titah Erwin.
"Memangnya apa isi kertasnya?" tanya wanita berkuncir kuda yang akan membuka sebuah buku tebal dengan penuh semangat, tapi tindakannya itu malah membuat debu didalam buku itu terlontar berhamburan dihadapan mereka berempat.
"Cih!" umpatan suara barritone itu justru mendapat respon cekikikan dari wanita si pembuat ulah, sedangkan dua orang lelaki lainnya hanya bisa geleng-geleng kepala dengan adegan didepannya.
"Bersihkan semua ini dulu, sialan!" umpatan itu kembali keluar dari mulut lelaki paling pendek, suara dan matanya berkilat penuh ancaman melihat debu-debu, beberapa kali lelaki itu mundur dan mengangkat tangannya didepan wajah, berusaha menghalau debu yang akan mencapai tubuhnya.
Bukannya marah dengan umpatan itu, Erwin malah mengangguk santai. Usai ekspedisi panjang selumbari lalu, baru hari ini Erwin memiliki waktu untuk benar-benar memperhatikan kondisi ruang kerjanya yang memang perlu dibersihkan.
Kalaulah keempatnya bukan rekan yang akrab, Erwin dengan posisi Buntaichonya sudah memenuhi syarat untuk menghukum ketidaksopanan kedua bawahannya. Dan yah, pagi itu dimulai dengan acara 'bersih-bersih' diruangan Erwin buntaicho.
"Nee, Erwin. Kau mencari apa?" tanya wanita itu lagi disela kegiatannya. Meski tak menoleh, ketiganya sudah memasang telinga baik-baik, bersiap dengan informasi macam apa yang membuat Erwin sampai memanggil mereka dipagi buta bahkan di hari libur.
Gerakan tangan Erwin terhenti, "Akan kuberi tau setelah lembaran itu ditemukan" ucapnya. Ia lantas menoleh ke arah tumpukan buku, alis tebalnya sedikit berkerut tanda keseriusannya.
"Tapi yang pasti, jika ingatanku benar, maka ini bisa jadi harapan baru bagi umat manusia"
"Eeeh?! Hontō ni?"
Jantung ketiganya sedikit berpacu, 'Reformasi Pasukan Pengintai' yang setahun lalu dibincangkan Erwin menyangkut perekrutan Levi dan rekannya sudah mengguncang pasukan berkat kemampuan Levi yang luar biasa hingga menyaingi veteran lama, bahkan lebih. Reformasi itu saja sudah sukses membangkitkan bara perjuangan diseluruh pasukan, jika 'harapan baru' ini benar-benar nyata, mungkinkah Pasukan Pengintai dapat maju selangkah lagi?
"Ekspedisi kemarin, penggunaan suar warna sudah dapat dinilai efektif dalam ekspedisi, tapi kita masih belum bisa mengurangi jatuhnya korban semaksimal mungkin. Jika kita bisa memiliki sesuatu yang bisa memprediksi gerakan Titan, kesuksesan target ekspedisi akan meningkat pesat"
"Yang kau bicarakan ini, sesuatu yang mati atau hidup?" interupsi Mike atas penjelasan Erwin.
Belum sempat menjawab, pekikan girang Hanji menggema bersamaan dengan tangannya yang memegang lipatan kertas tua, Erwin aku menemukan kertasnya! Itulah kalimat yang tersirat dimata berbinar milik Hanji.
Ketiga lelaki itu segera meletakkan apapun ditangannya, Erwin sendiri bergegas setelah netra birunya menangkap kertas yang familier diingatannya. Meskipun gugup, Erwin tak ragu untuk segera membuka isinya, memastikan bahwa ingatan dan prediksinya tak salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELLIFLUOUS BEAT I [LEVI X OC] I SHINGEKI NO KYOJIN
FanfictionDunia hanya mengenal Asia dan Ackerman, sebagai klan yang dipersekusi oleh Kerajaan. Namun, tidak ada yang tau bahwa Kerajaan sebenarnya telah mempersekusi tiga klan. Asia, Ackerman, dan Aneeska. Nama klan itu telah tenggelam sejak seratus tahun yan...