AIRI Point Of View
'Pasukan Pengintai sangat menantikan pencapaianmu, Prajurit Aneeska'
Sialan, aku tidak bisa tidur.
Yah, banyak terimakasih untuk para petinggi Pasukan Pengintai yang memberiku malam tanpa tidur.
Pesan Komandan setelah 'peragaan' akupuntur tak berhenti terngiang dalam otakku. Sebenarnya, yang tadi itu hanya perawatan rutin untuk cedera retak tulang Erwin, Moblit, dan Gelgar. Untungnya, para petinggi tidak ada yang mempertanyakan dari mana cedera itu, tapi hasil dari dua puluh lima hari akupuntur yang sudah membuat Erwin dan lainnya bisa melakukan aktivitas ringan tanpa perban, membuat harapan para petinggi begitu besar terhadapku.
Aku tidak bisa mengatakan apapun selain mengangguk.
Dari reaksi para petinggi tadi, aku bisa memprediksi bahwa mereka mungkin akan menugaskanku sebagai tim medis disamping tugasku sebagai prajurit.
Komandan mengatakan, bahwa empat bulan lagi Pasukan Pengintai akan melakukan ekspedisi besar. Lalu, bulan depan juga akan ada perekrutan untuk para kadet yang lulus tahun ini, waktu yang sangat tepat untuk melaksanakan ekspedisi dengan cabang baru.
Kurang dari delapan jam sejak aku pertama kali menginjakkan kaki di Pasukan pengintai, dan kepalaku sudah penuh dengan pemikiran berat. Dari pembicaraan yang masuk bebas ke telingaku, topik tentang rekrutan baru banyak dibincangkan para prajurit. Para prajurit itu terdengar sangat antusias, Komandan memang belum mengumumkan keberadaanku secara resmi, tapi sudah banyak spekulasi yang muncul.
Termasuk spekulasi buruk.
Ah sudahlah, aku sudah tau resiko ini pasti akan terjadi.
Pagi ini, aku tak bisa melepas pandangan dari seragam Pasukan Pengintai yang dibawa Hanji. Dia sampai menggoncang pundakku untuk menyadarkanku. Wanita berkacamata itu menyeringai saat melihatku agak linglung.
"Ayo, aku akan mengajarimu"
Kali pertama memakainya, aku merasa seragam ini lebih rumit dari busana klanku saat festival.
Bawahnya celana putih dipadu dengan sepatu boot coklat tinggi selutut dan tali elastis yang terhubung ke pinggang. Atasnya adalah kaus bebas yang disesuaikan dengan kenyamanan setiap prajurit lalu ditutup dengan rompi coklat berlambangkan pasukan pengintai. Tidak lupa tali elastis yang dipasang dibeberapa bagian. Hanji berkata, tali ini digunakan sebagai penyangga untuk alat 3D Manuver Gear, juga berfungsi membantu pergerakan prajurit saat bermanuver.
Kuputuskan untuk menggelung rambutku saja, tapi juga menyisakan sedikit untuk dirapikan sehingga terlihat seperti kuncir kuda sepanjang bahu, kutambahkan penjepit rambut untuk menguatkannya. Sisa rambut tipis kubiarkan mengalir di pelipis.
Begitu cermin memantulkan bayanganku, aku sangat terkejut karena tatanan rambut ini terlihat sangat alami, Hanji juga mengangguk mengiyakan bahwa itu tidak akan mengganggu pelatihanku.
Hanji kemudian mengajariku cara melakukan penghormatan militer. Tangan kanan dikepalkan ke jantung, Hanji mengingatkanku jangan sampai salah melakukannya karena dengan hormat itu berarti seorang prajurit siap mengabdikan jantungnya pada sang Raja.
... pada sang Raja?
Hah, ini gila. Kan?
Mematut diri didepan cermin sekali lagi dengan posisi hormat militer, perasaan asing yang terasa membara dan meluap-luap datang begitu saja. Aku seperti melihat Airi yang lain dipantulan itu.
Tidak Airi yang... baru?
Entahlah, aku tidak sempat berfikir lebih jauh karena Hanji menarikku keluar, melewati lorong dan tangga, semakin dekat pada ratusan suara rendah yang terdengar seperti dengung lebah. Saat sinar matahari pagi menerpaku, barulah aku sadar dan mengingat jika ini adalah hari peresmianku sebagai prajurit.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELLIFLUOUS BEAT I [LEVI X OC] I SHINGEKI NO KYOJIN
FanfictionDunia hanya mengenal Asia dan Ackerman, sebagai klan yang dipersekusi oleh Kerajaan. Namun, tidak ada yang tau bahwa Kerajaan sebenarnya telah mempersekusi tiga klan. Asia, Ackerman, dan Aneeska. Nama klan itu telah tenggelam sejak seratus tahun yan...