AUTHOR'S Point Of View
Airi menatap penuh tanda tanya kepada Levi yang menungguinya, dia baru saja menyelesaikan upacara festival.
Sebenarnya gadis itu sudah mendeteksi keberadaan Levi sejak pemuda itu setengah berlari diatas salju. Malas berfikir, Airi memandang tidak peduli pada Levi yang mendekatinya.
"Pakai itu,"
Airi menghentikan kegiatannya yang membereskan barang setelah Levi melemparkan sepatu dan jubah padanya dengan sembarangan.
Gadis itu mengerutkan kening melihat benda dipangkuannya, mengembalikannya.
"Aku tidak membutuhkannya,"
Sungguh, untuk seseorang yang bisa menari empat jam penuh dibawah salju dengan bertelanjang kaki, apakah sepatu dan jubah diperlukan?
Levi berdecak, pria itu kembali memberikan paksa sepatu dan jubah ditangannya sampai ditangan Airi, "Pakai saja, gadis sialan! Erwin yang menyuruhnya"
Tapi aku tidak memintanya melakukan itu, bodoh. Airi makin menatap Levi dengan alis berkerut, ia juga merasa kesal dengan panggilan gadis sialan.
Apa tak ada panggilan lain yang lebih baik? Batin gadis itu.
Kedua manik itu bertemu, satunya kesal dan satunya tidak peduli.
Kejengkelan Airi makin memuncak saat mata sipit itu tak acuh dan menjauh dari jangkauannya, seenaknya memberikan isyarat 'cepatlah'. Untuk sesaat, keheningan melanda keduanya yang masih bersitatap dengan tidak bersahabat.
Hingga...
Airi menunjukkan ekspresi terkejut, disusul dengan langkah Airi yang mendekati Levi. Sepatu dan jubah ditangannya jatuh mengikuti gravitasi tanpa dipedulikan pemegangnya.
Suasana menjadi semakin beku ketika Airi dengan berani meletakkan telapak tangan kanannya pada dada kiri Levi.
Segalanya terjadi begitu cepat hingga Levi tak sempat bereaksi dengan tingkah Airi yang kini hanya berjarak satu langkah darinya. Kelereng hitam milik Levi langsung membulat sempurna saat detik demi detik yang ambigu itu entah mengapa membuat wajahnya memanas.
Hendak menepis tangan gadis tak tahu malu dihadapannya, nafas Levi makin tercekat saat ia memperhatikan Airi yang menatap dadanya dengan penuh konsentrasi dan dahi berkerut.
Tak lama, jantung Levi langsung mencapai level kecepatan ekstrem saat bibir tipis Airi perlahan membentuk senyuman aneh yang mencurigakan. Levi segera menangkis tangan Airi dari dadanya, bahkan mendorong gadis itu.
Airi yang tersadar dari konsentrasinya, menatap Levi dengan tidak senang karena dirinya hampir saja berguling disalju jika tubuhnya tak memiliki refleks yang cepat.
"Berhenti melakukan itu, gadis sialan! Apa kau tak tau malu? Dini hari baru saja berganti dan kau sudah menggoda lelaki? Aku tidak segan untuk menghajarmu, gadis mesum!"
Itu adalah kalimat umpatan terpanjang yang pernah Levi katakan pada wanita, dalam satu tarikan nafas pula dengan tatapan super mematikan miliknya.
Airi mendengus kasar, "Nani??!! Nante iimashitaka? Kau satu-satunya orang yang berpikiran kotor disini, tapi malah menuduhku yang mesum?"
"Cih! Seorang wanita yang memandangi dada pria sambil tersenyum lebar, apalagi kalau bukan menggoda? Gadis mesum!!"
Alis Airi makin berkerut seirama dengan bibirnya yang mengerucut, ia membuka mulutnya, namun segera ia tutup kembali. Iris peraknya nampak semakin berkonsentrasi ketika menatap dada Levi, lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELLIFLUOUS BEAT I [LEVI X OC] I SHINGEKI NO KYOJIN
FanficDunia hanya mengenal Asia dan Ackerman, sebagai klan yang dipersekusi oleh Kerajaan. Namun, tidak ada yang tau bahwa Kerajaan sebenarnya telah mempersekusi tiga klan. Asia, Ackerman, dan Aneeska. Nama klan itu telah tenggelam sejak seratus tahun yan...