DETAK KE 6 - SEMBUNYI

783 110 3
                                    

AIRI Point Of View

Sial sial sial.... Ukh! Sialan!

Jika bukan anak buah bajingan itu, lalu siapa? Apa yang mereka inginkan?

Hanya itu yang ada didalam kepalaku sekarang. 

Kurebahkan tubuhku yang kaku karena tegang. Salju turun lagi malam ini, cukup deras, dan itu berhasil meyakinkan diriku bahwa para pengejar itu tak mungkin nekat menjelajahi hutan dengan kondisi seperti ini.

Makan malamku tak berasa apapun di lidah, fikiranku terus berkutat pada kejadian siang tadi. Untuk apa pria pirang itu memberi perintah untuk melepaskan tudung dan kacamataku selain untuk memastikan? 

Ada kemungkinan bahwa mereka tau sesuatu tentang Klan Aneeska, tapi itu juga tidak terlalu meyakinkan karena pria pirang itu memanggilku dengan nama Iria Akseena. Mereka mungkin mendapatkan informasi namaku dari Erina atau Paman Aden.

Apa mereka tau tentang super hearing? Atau tentang persekusi Klan Aneeska seratus tahun lalu? Setelah fisikku terungkap, apa yang akan mereka lakukan?

Sebenarnya hal yang sangat meggangguku adalah kekuatan tempur mereka. Dari tujuh orang, aku yakin semuanya terlatih. Tak masalah untuk bertarung dengan keenamnya, tapi satu pria tadi benar-benar berbeda. Entah itu kekuatan, kecepatan, gaya bertarung ataupun refleks serangannya benar-benar sempurna, tanpa celah. 

Lalu, pria pirang itu mungkin adalah otak dibalik semua rencana ini. Kombinasi keduanya bisa membuatku tertangkap.

Aku hanya beruntung bisa meloloskan diri dari pengejaran siang tadi.

Apa yang harus aku lakukan? Mereka mungkin sudah merencanakan sesuatu untuk menangkapku. Jika itu terjadi, apa aku harus membunuh mereka semua agar informasi apapun yang mereka punya tidak sampai bocor ke publik? 

Tapi bagaimana caranya? Memikirkan bahwa aku harus bertarung lagi dengan pria itu saja sudah membuatku gelisah setengah mati, belum lagi dengan wanita kuncir kuda berkacamata itu yang juga membuatku merinding.

---Flashback on---

Clang!

Gemeretak belati yang bergesekan memacu jantungku berdetak lebih cepat. Kutatap tajam wanita berambut coklat didepanku, tapi anehnya detak jantung wanita itu menyiratkan hal yang lain selain ketegangan dari pertarungan yang ada. 

Binar aneh dibalik kacamatanya membuatku merinding, binar itu juga membuatku seolah seperti tikus yang akan dijadikan bahan percobaan.

Belum cukup dikejutkan dengan fakta bahwa para pengejar itu hanya berusaha menangkap tanpa melukaiku, jantungku kembali dipacu menghadapi serangan yang akan datang dari pria yang berhasil menyusulku. 

 Kilatan yang terpancar pada mata segelap cakrawala malam dari pria yang melesat dihadapanku itu menggetarkan pertahanan logisku tentang kecepatan tubuh manusia. Begitu kedua belati kami beradu, sengatan ngilu langsung menyebar mulai dari pergelangan tanganku hingga bahu. 

Untuk beberapa saat, lengan kananku mati rasa.

Ini mustahil! Hanya itu kata didalam otakku beberapa detik sebelum tendangannya menembus tangkisanku, bahkan membuatku terpental. 

Dua detik usai tersungkur, alarm bahaya dari suara gesekan angin langsung menyadarkanku untuk bangkit dan menangkis serangan bertubi darinya.

Detik demi detik semakin membuatku terkejut karena pria ini mampu menahan semua serangan yang kumaksimalkan dengan teknik pernafasan. Bahkan melebihinya dengan kecepatan dan kekuatan yang sama sekali tak terduga, membuatku kewalahan dan tidak bisa melihat gerakannya.

MELLIFLUOUS BEAT I [LEVI X OC] I SHINGEKI NO KYOJINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang