DETAK KE 15 - PASUKAN PENGINTAI

552 79 1
                                    

AUTHOR'S Point Of View

Sekitar seratus tahun yang lalu, musuh baru muncul dihadapan umat manusia. Kekuatan musuh baru itu tak sepadan dengan umat manusia. 

Tak lama kemudian, umat manusia pun terancam punah. Umat manusia yang selamat membangun tiga dinding yang bernama Maria, Rose, dan Sina. Mereka pun dapat hidup dibalik perlindungannya selama seratus tahun.

Seratus tahun, umat manusia hidup dengan aman bahkan membangun peradaban baru hingga saat ini didalam dinding. 

Untuk memperkuat pertahanan yang ada, Kerajaan meresmikan tiga kesatuan militer. Brigade Polisi Militer yang melayani sang raja, Pasukan Garnisun yang menjaga dinding, dan Pasukan Pengintai yang bertempur digaris depan secara langsung diwilayah para Titan. 

Itu adalah pengetahuan umum yang ada dalam masyarakat. 

Pasukan Pengintai, mereka bertugas untuk mengorek semua informasi mengenai para Titan, juga melawan dan membasmi Titan. Tentu Airi tidak lupa bagaimana stigma masyarakat yang sangat buruk untuk Pasukan Pengintai. 

Dan pemikiran itu sekarang memenuhi kepala Airi yang memandang Markas Besar Pasukan Pengintai di Wilayah Selatan Dinding Rose, dibelakang dan agak jauh dari Distrik Trost.

Markas yang saat ini dilihatnya sangat berbeda dengan apa yang ditebak Airi, daripada disebut Markas bangunan didepan lebih pantas untuk disebut Kastil. Lokasinya pun jauh dari perkotaan, dikelilingi hutan dan sama sekali tidak dekat dengan danau atau sungai. Dan lagi, jauh dari dinding. 

Padahal mereka bertugas diluar dinding, kenapa markasnya jauh sekali dengan dinding? Batin Airi. 

Meski disekelilingnya tidak terlihat satupun prajurit, tapi pendengaran Airi jelas menerima banyak suara asing dari dalam Markas. Begitu berisik dan hidup. Padahal malam sebentar lagi tiba, tapi suara-suara ini membuat Airi heran seberapa sibuk dan padat jadwal Prajurit Pasukan Pengintai.

"Selamat datang, Airi-san

Ucapan itu menyadarkan lamunan Airi yang terfokus pada Markas, ia memberanikan diri untuk berjalan menyusul Erwin dan lainnya yang berada didepan. Tapi suara ribut disusul langkah kaki yang mendekat dari dalam markas membuat insting waspada gadis itu menyala, kembali berhenti lalu memandang jendela yang baru dibuka dan seseorang yang berdiri disana.

"Ada apa?" 

"Ada yang menuju kemari, dan mereka menyebut namamu" balas Airi pada Erwin. 

Erwin terkekeh, entah karena puas dengan super hearing yang berhasil dibawanya atau menertawai insting waspada yang terlihat sekali dari raut wajah Airi. 

"Daijobu, mereka adalah rekan kita"

Kita... 

Kata itu membuat Airi mendengus dan mengendurkan penjagaannya. Mereka terus berjalan ke pintu utama markas yang saat ini berdiri dua orang prajurit yang sigap memberikan penghormatan begitu melihat Erwin. Airi sendiri mulai merasa tidak nyaman dan memilih untuk berdiri dibelakang Erwin dan Mike. 

"Selamat datang Erwin Buntaicho. Shadis Danchou meminta anda untuk memberikan laporan langsung sekarang. Untuk sisanya dan anggota baru pasukan kita, diminta untuk menunggu diruangan samping"

Dan disinilah mereka sekarang, diruangan samping Komandan Pasukan Pengintai, minus Erwin. Semua orang melemaskan tubuhnya, jelas lelah dan ingin menggerutu karena tidak dibiarkan untuk beristirahat terlebih dahulu sebelum memberikan laporan. 

Tapi berbeda dengan Airi, gadis itu duduk gelisah dikursinya karena orang yang ia lihat berdiri dijendela itu adalah Komandan Pasukan Pengintai. Rasa gelisahnya tak lagi bisa dibendung, telunjuk kanannya mengetuk-ngetuk meja dengan tempo cepat. 

MELLIFLUOUS BEAT I [LEVI X OC] I SHINGEKI NO KYOJINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang