AIRI Point Of View
"Sial...."
Hanya dalam waktu empat jam, aku sudah merasakan kelelahan otot yang amat berat di keempat anggota gerak tubuhku. Selain karena bobot alat yang hampir seperempat berat tubuhku, dibutuhkan kekuatan fisik yang besar untuk mengendalikannya ditengah-tengah kekakuan tubuhku yang baru saja 'berkenalan' dengan ruang dimensi tiga.
Perangkat manuver tiga dimensi yang berhasil disempurnakan tiga puluh tahun lalu ini memungkinkan manusia yang terbatas pada gerakan dua dimensi untuk beradaptasi dan bergerak bebas dalam ruang gerakan tiga dimensi. Meski dirancang mirip dengan peralatan memanjat, nyatanya tali-tali elastis yang mengelilingi beberapa persendian mengharuskan penggunanya untuk benar-benar mengontrol penuh tubuh dibawah leher.
Sekarang aku mengerti mengapa pelatihan bermanuver digembar-gemborkan sebagai yang tersulit diantara seluruh latihan keprajuritan. Dibutuhkan sinkronisasi yang sinergi antara kekuatan dan kontrol. Tidak ada waktu untuk memikirkan langkah apa yang seharusnya dilakukan karena tubuhmu terus bergerak. Dan sinkronisasi tidak bisa terbentuk tanpa ketenangan dan persepsi yang kuat.
Jika kukaitkan dengan Pelatihan Klan Aneeska, prinsipnya mirip seperti akumulasi dalam ingatan bawah sadar.
"Mou ii yo... Tubuhmu sudah dalam batasnya, lepaskan alat-alat itu dan beristirahatlah sebentar,"
Suara barritone itu mengalihkan fokus otakku pada manik hitam yang tak terima penolakan atas titahnya. Kuhembuskan nafas panjang atas perasaan ringan yang sangat melegakan saat alat manuver berat ini terlepas dari pinggangku. Menyandarkan diri pada batang pohon, kulemaskan semua ototku yang menegang, secara bertahap melakukan pemulihan nafas untuk mengurangi pegal akut yang membuatku ingin melepas sebentar tangan dan kakiku seperti manekin jika saja bisa.
Kuabaikan Levi yang bersandar di pohon lain, masih memperhatikanku sambil melipat tangannya-tanpa kata. Usai terkumpul sedikit tenaga, kulakukan pijatan kecil di beberapa titik persendian dan syaraf yang dulu kupelajari sebagai dasar akupuntur. Meski tak seefektif akupuntur, tapi trik kecil ini cukup membuat rileks.
"Warukunai... Kita akan kembali lima belas menit lagi, siapkan dirimu."
Rasanya darahku kembali naik melihat ekspresi Levi yang tampak puas sekali melihatku tidak merepotkannya. Tapi umpatanku tertahan berkat sebotol air yang ia lemparkan tepat kedepan wajahku, dan untuk kedua kalinya kutelan kembali umpatanku agar tidak mengusiknya yang membereskan peralatan manuver.
"Apa punggungmu benar-benar baik-baik saja?"
Pertanyaan itu hampir membuatku tersedak. Aku memang merasakan nyeri saat pertama bersandar tadi, tapi aku yakin bukan cidera yang serius dan akan sembuh dengan sendirinya setelah beberapa hari.
Ekor mata Levi yang melirikku tajam sebagai isyarat untuk tidak berbohong ditarik instan, tapi bibirnya yang kembali bergerak kali ini benar-benar membuatku tersedak. Meski tidak berkontak mata karena tangannya masih sibuk dengan peralatan manuver, Levi panjang lebar memberikan 'petuah' berjudul evaluasi-lengkap dengan decakan dan umpatan kesayangannya. Sebagian besar tentang nasihatnya untuk menyingkirkan 'teori-teori sialan' yang menghambatku mengambil langkah selanjutnya, membuat tubuhku semakin kaku, kehilangan kontrol maksimal atas gerak tubuhku sendiri-yang pada akhirnya semakin memberatkan kerja otot.
Aku tidak menampik itu, faktanya meski sudah kuantisipasi dengan teknik pernafasan, kelelahan otot yang saat ini kurasakan dua kali lipat lebih berat daripada saat aku berlatih konsentrasi penuh dengan tidak berhenti bergerak selama enam jam penuh.
"Efeknya mungkin tidak akan terasa sekarang, tapi besok kau pasti bangun dengan bahu yang pegal. Temukan caramu sendiri untuk mengatasinya, atau itu akan mengganggu latihanmu beberapa hari kedepan,"
![](https://img.wattpad.com/cover/265774480-288-k384392.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MELLIFLUOUS BEAT I [LEVI X OC] I SHINGEKI NO KYOJIN
FanfictionDunia hanya mengenal Asia dan Ackerman, sebagai klan yang dipersekusi oleh Kerajaan. Namun, tidak ada yang tau bahwa Kerajaan sebenarnya telah mempersekusi tiga klan. Asia, Ackerman, dan Aneeska. Nama klan itu telah tenggelam sejak seratus tahun yan...