AUTHOR'S Point Of View
Brakk!
Pintu kamar Hanji terbuka dengan tidak elitnya. Wanita penghuni kamar yang awalnya tertidur dimeja kerjanya kini bersimpuh dilantai bersama kursinya. Memandang penuh horror pada lelaki yang hampir menjadi tersangka perusakan fasilitas markas.
Sedetik belum Hanji berteriak, Levi melenggang masuk, mengangkat satu kakinya, dan brakk! Untungnya engsel pintu itu masih berada ditempatnya.
"Jangan berteriak kacamata sialan, ini masih pagi buta."
Umpatan Hanji tertelan kembali. Levi segera menjatuhkan gadis dipunggungnya yang tak berkedip ke ranjang. Airi mengaduh, ingin mengumpat tapi menahan diri. Hanji lekas menghampiri gadis yang semalam membuatnya jantungan.
"Astaga Airi! Lain kali jangan menghilang begitu saja! Kau membuat semua orang panik!"
Airi tak berdaya melihat Hanji yang mengecek kondisinya seksama, memastikan tidak ada hal lain selain efek alkohol. Derit halus mengalihkan atensi dua wanita itu pada Levi yang keluar tanpa kata.
Heran, Airi hanya menggaruk kepala bingung dengan isyarat Hanji. Tapi tak lama, pintu kembali terbuka, menampilkan setengah wajah Levi.
"Diam disini, akan kubuatkan air lemon"
Airi hanya berharap jantungnya kuat dengan banyak kejutan dari sisi Levi. Sedangkan mata coklat Hanji berbinar, segera berteriak.
"Dan teh Levii!" Hanji menyeringai lebar usai terdengar decihan Levi. Wanita berkacamata itu lalu menempelkan punggung tangannya pada dahi Airi dan mengangguk sendiri.
"Uhm, aku ingin mandi..."
"Ayo! Akan kuban-"
"Tidak! Aku bisa mandi sendiri. Sebagai gantinya, tolong ambilkan tablet vitamin, dan makanan hangat untukku?!"
Airi menghirup nafas dalam usai Hanji pergi. Denyutan dikepalanya masih sangat mengganggu, tapi tubuhnya yang kotor, berkeringat, dan berbau alkohol seribu kali lipat lebih mengganggu. Maka dari itu sekuat tenaga Airi menyeret diri ke kamar mandi, mengguyur tubuhnya dengan air dingin yang menyegarkan.
Tiga puluh menit kemudian, kelelahan dan alkohol sudah tersapu bersih. Menyisakan pening dan lemas yang membuat Airi bersandar sambil memejamkan mata dikepala ranjang. Tak lama berselang, Hanji dan Levi juga kembali bersamaan dengan nampan ditangan.
Airi lekas menyeruput air lemon hangat dari Levi hingga tandas, melahap tiga kentang hangat dengan rakus. Tingkah itu membuat dua orang disebelahnya terpana dua detik.
"Makan perlahan, tidak ada yang akan merebutnya darimu"
Airi mengangkat bahu pada Levi, tidak peduli dan terus mengisi perutnya. Melihat itu, Hanji berhenti mengunyah dan bersuara.
"Apa terjadi sesuatu semalam? Diantara kalian?"
Airi menelan bulat sepotong kentang terakhir, Levi tersedak dan situasi menjadi canggung.
Airi cepat menggeleng, "Memang apa yang bisa terjadi? Aku pingsan karena mabuk"
Hanji mengangguk penuh tawa, Levi memilih menghabiskan tehnya lalu mengangkut semua gelas piring kotor keluar.
"Aku ingin menghirup udara segar sebentar, mau ikut?" tanya Airi spontan agar topiknya berpindah.
"Aaaa itu ide yang bagus, tapi dua kertas sialan ini menungguku." balas Hanji lesu.
Airi berusaha menyandarkan diri dengan nyaman di kursi yang menghadap ke lapangan pelatihan. Airi juga agak tidak sadar mengapa langkah kakinya menuntunnya kemari. Tapi, setelah menguras banyak tenaga kemarin, Airi butuh penyegaran diri dengan mengamati banyak hal baru dilingkungan barunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELLIFLUOUS BEAT I [LEVI X OC] I SHINGEKI NO KYOJIN
Fiksi PenggemarDunia hanya mengenal Asia dan Ackerman, sebagai klan yang dipersekusi oleh Kerajaan. Namun, tidak ada yang tau bahwa Kerajaan sebenarnya telah mempersekusi tiga klan. Asia, Ackerman, dan Aneeska. Nama klan itu telah tenggelam sejak seratus tahun yan...