DETAK KE 5 - PERTARUHAN

769 121 1
                                    

LEVI Point Of View

Daerah Timur Laut Dinding Maria. 

Daerah yang masih sedikit dipengaruhi kekuasaan Vassago.

Setengah bulan berlalu lagi, kami berhasil mendapat petunjuk tentang lokasi pembantaian yang terjadi tiga tahun silam, tapi hal yang sama terjadi lagi. 

Dihadapan kami sekarang adalah rumah setengah rubuh dan berwarna kehitaman tanda terbakar. Tak beberapa jauh dari rumah itu, ada tiga pusara yang identik dengan sebelumnya. Papannya kusam dan berlumut, juga ditumbuhi rumput, dan tidak ada sama sekali tanda-tanda kehidupan manusia diseluruh hutan ini.

Tch! Apa-apaan ini?  desisku.

Kami merasa dipermainkan untuk terus mencari petunjuk tak berguna.

Mungkin semua orang dari klan itu sudah mati. Aku mulai merasa muak dengan pencarian ini.

Kulirik Erwin disebelahku yang dengan sialannya masih memasang ekspresi yang biasa, berbanding terbalik dengan kelima rekanku yang lainnya, pias. Apa yang sekarang terfikirkan didalam rambut pirang itu? Bukankah sudah terlihat bahwa kemungkinan klan itu masih ada dibawah lima persen?

Ugh... Sialan! Suhunya dingin sekali. 

Kurapatkan mantel dipundakku dan menyelipkan kedua tanganku dibaliknya. Dua hari belakangan ini salju turun cukup deras tiap malamnya, dan itu benar-benar menggangguku. Rasanya ingin sekali mengumpat.

Si rambut pirang disebelahku masih asyik dengan kebungkamannya. Malas memikirkannya, aku beranjak menuju rumah itu meski tanpa minat atau tujuan yang jelas, sekadar ingin melihat lebih dekat, hingga entah benda sialan apa yang memantulkan cahayanya ke arahku, cukup menyilaukan hingga aku harus mengangkat sebelah tangan untuk menghadangnya.

Ah ketemu kau benda sialan!

Benda ramping berwarna putih itu terselip diantara reruntuhan kayu, lekas kutarik benda itu kasar, persetan jika benda ini bisa rusak. Dengan malas, kusejajarkan benda itu didepan wajahku.

"Ai... Ri..."

Hah? Kenapa? Kenapa aku menyebutkan kata itu?

"Levi... Apa itu?"

Mana aku tau, sialan. 

Tapi sepertinya ini milik seorang wanita. Mungkinkah namanya Airi?

Tak lama, Hanji dan lainnya mendekat untuk memberikan laporan yang mirip dengan rumah pertama yang kami jumpai. Apa si alis tebal ini masih akan berfikir bahwa pewaris klannya masih hidup?

"Berkemaslah, kita akan menuju Wilayah Timur,"

Sudah kuduga. Tipikal Erwin. Dengan malas, kutarik tali kekang kudaku menuju kuda Erwin, tentu saja untuk memberikan benda ditanganku, tidak mungkin aku yang menyimpannya kan?

"Levi, jaga benda itu baik-baik"

Aku ingin mengumpat.

---

AUTHOR'S Point Of View

Daerah Timur Dinding Maria.

"Tidak ada dimanapun, Erwin Buntaicho!"

Laporan terakhir dari Moblit dan rekan-rekannya yang berlari mengelilingi hampir seluruh kota untuk mencari jejak klan yang mereka cari tak membuahkan hasil. Mereka sedikit terlambat. Tidak lama, Mike dan Hanji juga datang, menyampaikan informasi jalan menuju Desa Bossa.

MELLIFLUOUS BEAT I [LEVI X OC] I SHINGEKI NO KYOJINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang