Hutan ini adalah saksi.
Dimana dia berdiri dengan kepala mendongak ke atas menatap langit dengan jenuh. Tuhan ada di sana dengan utusannya yang luar biasa. Begitu pula ciptaan menyeramkan miliknya.
Manusia, hewan, tumbuhan, malaikat, iblis, arwah juga semesta. Hanya dalam satu jentikan jari saja Tuhan bisa membuatnya dengan mudah. Di dalam hati seorang pemuda, dia percaya akan ada harapan dalam kata selalu. Sekarang tidak lagi, karena dia menyadari siapa yang bodoh sebenarnya.
Dirinya manusia bodoh. Tak bisa bersyukur dan berusaha menghilangkan salah takdir yang seharusnya dia jaga. Penyesalan tiada akhir, kedua lutut itu lemas menyentuh tanah penuh rumput yang hijau dan sebagian telah mati.
Wajah putih pucat mendongak ke atas begitu sengak. "Apa yang kau mau Tuhan?! Apa yang kau mau dariku. Selama ini aku diam, tak berani mengeluh. Lalu kenapa kau seperti memberiku tuntutan? Kenapa kau limpahkan masalah pada Jungkook, dia kerasukan karena iblis. Iblis seolah marah pada kami karena kau mengusir mereka!" Menghentak kaki dengan keras menapaki tanah. Langit tampak mendung, tapi tak membuat Yoongi takut atau gentar hanya karena dia ada disini sendiri.
Menangis sebagai tanda bahwa dia terlalu sedih, dia tidak bisa pasrah begitu saja. Memaksa kedua matanya untuk bisa melihat mereka yang astral. Tidak seperti ini, dia buta ghaib dan bukan indigo seperti keinginannya sekarang.
"Lihat! Aku bahkan tidak bisa menolong adikku. Apa yang aku lakukan, jika aku sudah kehilangan kemampuan ku! Apa yang harus aku lakukan Tuhan?! Apa yang aku lakukan padamu, jika aku bersalah tolong maafkan aku! Hukum aku dan jangan adikku!" Mulai keras dengan suara seolah mendominasi isi hutan. Beberapa burung dari dahannya saja telah pergi dengan suara menyalak ketakutan mereka. "Sialan! Bajingan! Aku benci semua ini! Aku benci takdirku, takdir mengerikan ini! Aku benci!" Dia memukul kepalanya dengan kedua tangan sedikit kuat.
Kedua mata terpejam dalam keadaan mata kacau. Hampir memerah disana saat basah dan mau menangis. Dia menahan tangisannya karena tidak mau dianggap pengecut. Tapi dalam dirinya sudah ada jiwa seorang pria yang suka mengeluh sekarang.
Ini bukan Min Yoongi yang dulu. Seperti kata adiknya yang selalu melakukan protes. Yoongi tak sadar sudah banyak sekali dia berubah, meski ibadahnya masih bagus. Tetap saja dia lebih sibuk dengan pekerjaan barunya. Membuat dia tidak bisa bersyukur seperti dulu.
"Berikan aku takdir menyeramkan Tuhan. Aku sangat membenci takdir ku! Aku membenci ini semua." Pelan dan lirih dalam akhir kalimatnya. Kedua penglihatan memicing seperti elang hendak memangsa. Gelora kemarahan akan semakin ada dan dia dendam pada hidupnya.
Membenci sang pencipta?
DUAAARRR!
Petir menyambar, bau gosong juga asap mengepul di sekitar tanah itu membentuk lingkaran tak rata yang gosong. Saat hal itu menjadi momok dimana salah satu anak manusia seperti menelan kematian. Di sana pula Tuhan telah memberikan pelajaran kecil pada Yoongi seorang.
Pemuda itu baru saja mengatakan kebenciannya pada Tuhan dalam bahasa kasar.
Membuat jantung itu berhenti berdetak. Benar, di akhir kalimat Yoongi mengatakan sesuatu dari mulutnya. Dalam keadaan lemas dan compang-camping efek tersambar kilatan panas melebihi panasnya dunia.
"Ke-kembalikan kelebihan ku..." Pelan dan jatuh di lubang yang sama seperti kesesatan ayahnya. Anak dan ayah sama saja, seperti kata orang. Dia hidup dalam keadaan dimana nasib bisa berubah. Sama seperti semua orang di dunia.
Mati!
Min Yoongi mati!
Tepat di hari dia mendapatkan maklumat bodohnya saat itu, 12 Januari 2021
........
Lanjut atau tidak?
Pilihan ada di tangan kalian. Saat ini aku membuat 36 Days season II sequel dari ff yang pertama. Cast masih sama dengan tambahan musuh dan mas Jimin tentunya hehehehe...
Silahkan gabung dan kasih dukungan kalian buat fanfic ini. Selama masih bernafas aku akan terus berkarya.
Tetap semangat dimanapun berada, gomawo and saranghae....
#ell
14/04/2021
KAMU SEDANG MEMBACA
36 Days (SEASON II) (YoonMin)
FanfictionSatu tahun setelah Jungkook mendapatkan haknya. Setelah tiga puluh enam hari yang panjang dan penuh rintangan. Lantaran tekad kuat, Tuhan memutuskan untuk menghilangkan kemampuan indigo nya, Min Yoongi. Yoongi mengira hidupnya sudah berubah baik-ba...