"Jangan tahan, lepaskan saja. Ketika kau telah mati maka beban dunia akan hilang. Tersisa akan penyesalan juga alasan kenapa di dunia saja keputusan yang dibuat tidak bisa tuntas."
.
Resep kehidupan, lambang cerita yang diinginkan setiap manusia untuk bisa hidup abadi. Tanpa merasa bahwa kematian sangat menyakitkan, tak bertemu dengan malaikat kematian yang mampu mengambil segalanya. Segala yang ada di dekat kita selama oksigen ini masih ditarik juga degub jantung berdetak. Banyak anak manusia menginginkan keabadian, demi kepuasan lama tanpa jatuh ke lubang tanah yang siap kapan aja mengubur tubuh kaku mereka.
Cerita ini akan berakhir bersama guguran pohon di atasnya. Seorang pemuda yang menginginkan kehidupan lebih baik dari sekarang, walau tak munafik dia bisa mati kapan saja.
Tubuh tak kuasa bangun, lemas serta lemah. Hanya udara tipis yang kembang kempis dalam paru-paru dia punya. Yoongi adalah satu-satunya manusia yang berada dekat dengan pohon bulan ini. Dia yang ada disana, tak akan bisa ditemukan siapapun. Selain para terpilih yang diutus untuk tetap menjaga pohon bulan dengan baik dan setia.
Setia yang selalu membawa derita bagi manusia yang sudah dipilih oleh pohon itu.
"Aku ingin menemui dia, seseorang yang akan selalu aku rindukan keberadaannya..."
Suara wanita lemah lembut, terdengar sangat penyayang ketika langkah kakinya mendekati tubuh tak berdaya itu. Kedua mata sipit terpejam seolah pulas dan tidur lelap. Padahal dia cukup patah dalam hati, jiwa juga raga. Semua dia punya memiliki resiko besar, manusia pemilik mata batin adalah santapan paling menyenangkan bagi makhluk tak berhati.
Terlihat ujung bawah pakaian berwarna putih bersih miliknya. Kain sutra dan lembut, alangkah indahnya kalau dia kenakan di bawah bulan. Seperti sekarang, bayangan yang akan dilihat oleh kedua mata yang bisa bangun ketika suara itu memanggilnya pelan.
"Dia adalah putraku, Min Yoongi. Aku akan menyusul mu, aku akan menemuinya. Seseorang yang aku rindukan selalu, setiap hari...."
Tak bisa dipungkiri jika dia tak akan mampu menahan air mata kebahagiaan agar tidak keluar dari pelupuk matanya.
Wanita itu langsung bersimpuh di dekat putranya. Membelai puncak kepala dan pipinya pelan, suasana disini begitu tenang juga damai. Tak ada tempat menyeramkan seperti yang dilihat oleh Yoongi setiap hari. Tidak ada penampakan yang akan mengganggu dengan bau dia bawa. Yoongi diharapkan bangun, lantaran ini merupakan kesempatan terbaik dalam hidupnya.
"Sayang, eomma menantikan kehadiran dirimu, kau datang di waktu yang tepat. Eomma bahagia," ujar si wanita, wajah cantik dengan rembulan menerpanya.
Ya, itu benar. Rambut juga terurai indah dengan kelopak bunga bagai hiasan di kepalanya. Bagai wanita surga yang menjadi bidadari. Seorang ibu yang punya hati suci juga penyayang, tempat bagi mereka yang tak akan mudah mendapatkan tempat walau banyak kesempatan.
"Eomma ingin kau bangun sayang,"
Dia yang sayang, memeluk kepala sang anak dalam pangkuan lembutnya. Duduk dan bersandar di pohon bulan. Memberikan dekapan sayang dirasakan oleh Yoongi sekali seumur hidupnya.
Yoongi harus bangun bukan? Sebelum kereta baru lewat dan mengubah segalanya. Peri tidur mungkin akan membatalkan serbuk kenyamanan, hingga suara lembut si wanita memanggil Yoongi sampai pemuda sipit itu harus bangun.
KAMU SEDANG MEMBACA
36 Days (SEASON II) (YoonMin)
FanfictionSatu tahun setelah Jungkook mendapatkan haknya. Setelah tiga puluh enam hari yang panjang dan penuh rintangan. Lantaran tekad kuat, Tuhan memutuskan untuk menghilangkan kemampuan indigo nya, Min Yoongi. Yoongi mengira hidupnya sudah berubah baik-ba...