"Dunia ini bukan lagi hutan, hukum rimba tidak pernah ada selama manusia berakal."
(Author ***** POV)
Jungkook semakin parah dalam kesadarannya saat ini. Tubuh bersandar pada suatu dinding kamarnya, tepat di bawah jam dinding kamarnya saat ini. Bayangan putus asa dan butuh keajaiban besar dalam segala hal termasuk bertahan dalam keadaan sekaratnya.
Keadaan dimana dia tidak lagi berjuang dalam satu potensi lagi. Jungkook dan harapannya hilang lantaran sesuatu telah menghancurkannya. Ia menatap kosong bangkai tikus kemarin. Bangkai yang sudah separuh tubuh dengan bagian kepala telah hilang.
Tubuhnya juga sama baunya dengan kesenjangan tak disadari olehnya. Kalau saja dia bisa putar waktu, hal pertama dia lakukan adalah kata minta maaf bagi seseorang. Yoongi, dia pantas mendapatkan kata maaf dari dirinya. Si pemuda keras kepala dan tidak punya tujuan hidup selain menjadi beban kakak dan juga orang terdekatnya.
"Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan lagi. Aku sangat takut, kepalaku sangat sakit..." Jungkook berkata lirih dalam tatapan gila. Lebih tepatnya dia itu pasien jiwa yang baru saja di diagnosis oleh seorang dokter tempo lalu. Seokjin mendengar hal itu tidak akan pernah terima akan pernyataan dokter yang telah dia datangkan jauh-jauh dari luar kota. Ini bukan soal harga, tapi kesehatan adiknya dia yakin bukan sakit mental.
"Aku takut, aku takut kalau suatu hari nanti aku akan lebih parah... Tolong aku, maafkan aku..." Tenggelam dalam rasa sedih, dia tarik rambutnya dengan kedua tangannya. Begitu kuat dan menyakitkan sampai kedua mata terpejam tidak tahu harus apa lagi selain dia melakukan doa lamat-lamat dalam hati.
Jungkook terlalu lebih dari kata terpuruk. Kacau sudah hari dan takdirnya hanya karena seseorang dia yakini sangat benci dirinya. Siapa dia dan alasan apa dia juga masih belum tahu kabarnya. Kalau memang ini masalah antara dirinya juga orang asing yang mencoba untuk menyakiti dirinya ini adalah urusan kedua tapi...
Jungkook tahu jika Seokjin hampir saja mendapatkan bahaya karena dia. Dia yang lain dan tak ada manusia bisa melihat dalam keadaan mata normal. Wajah pucatnya sudah sangat kacau, dia telah ludah kesusahan. Terlebih lagi tatapan mata kelabu semakin menyedihkan hingga orang lain bisa saja iba saat melihat menderitanya dia.
"Kau sudah hancurkan aku, apakah kau ingin lebih melakukan kehancuran padaku?" Pertanyaan itu seharusnya dia katakan kalau ada orang di dekatnya. Lebih tepatnya ada teman bicara. Sayang, Jungkook tidak sepenuhnya hilang akal hingga dia dinyatakan begitu kasar oleh dokter. Pola pikirnya masih normal, tapi matanya bisa melihat siapa sosok yang sudah membuat dia demikian buruknya.
Gambaran ini dibuktikan dari sisi kanan dimana Jungkook adalah manusia normal dalam segala aspek dan sifat yang ada sejak lahir dan didikan. Sementara di sisi kiri, adalah tempat dimana dia seharusnya ada disana. Tempat tinggal dan rumahnya yang menjadi landasan kalau dia ingin kembali dalam dunia nyata. Kamar yang dia tempati adalah jebakan. Ini bukan kamarnya ataupun rumahnya. Ini juga bukan dunia tempat tinggalnya. Ini adalah tempat lain yang membuat dirinya merasa sangat asing tanpa ada manusia menginjak masuk kesini guna membebaskan dirinya.
"Kau sudah hancurkan aku, kalau begitu kenapa aku tidak selesaikan saja. Aku akan mati kau juga akan pergi." Jungkook punya inisiatif sendiri hanya untuk mengatasi semua masalah ini. Masalahnya semakin besar kalau dia diam saja menunggu bantuan. Tubuhnya dipaksa berdiri dan memberanikan untuk menatap lantang seorang sosok yang sangat mirip dengannya. Lebih tepatnya adalah jiwa yang menyerupai dirinya ini.
'Mana mungkin kau bisa melakukan itu? Kalau kau mati, aku sudah akan siap untuk masuk ke tubuh manusia baru. Kurasa Kim Seokjin lumayan juga,' terlalu santai dalam menanggapi sampai mata elang itu memberikan tamparan keras sebuah kenyataan pada Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
36 Days (SEASON II) (YoonMin)
FanfictionSatu tahun setelah Jungkook mendapatkan haknya. Setelah tiga puluh enam hari yang panjang dan penuh rintangan. Lantaran tekad kuat, Tuhan memutuskan untuk menghilangkan kemampuan indigo nya, Min Yoongi. Yoongi mengira hidupnya sudah berubah baik-ba...