검은 백조 (3)

185 31 1
                                    

"Setan itu jahat, itulah kenapa Tuhan mengutuk mereka."

......

Orang yang sering datang ke tempat ibadah katanya akan mendapatkan kedamaian hati juga batin yang bisa dicukupi dengan doa. Rohani mereka akan tenang seiring dengan panjatan pada Yang Maha Kuasa. Banyak yang datang kesini, akan tetapi kebanyakan dari mereka datang hanya untuk meminta hal pribadi mereka pada Tuhan.

Masalah dan petunjuk, kadang kala orang lupa untuk jujur pada Tuhan dengan lisan. Mereka sulit mengatasinya dan ingin menyelesaikan dengan tuntutan dari atas.

Sama seperti sekarang kalau ada seseorang berdiri di tengah sana dengan memanjatkan doa sebagai baptis. Di tangannya ada kalung salib yang digunakan oleh kaum Nasrani. Langkah kaki temu, awal masuk bagi dirinya untuk sekedar menyapa dan melakukan tugas yang sudah di berikan padanya.

Seperti sekarang....

Saat dia membawa bendera perdamaian tanpa genderang mengganggunya. Kepekaan di luar nalar dan batas bisa terjadi seiring bibir itu tersenyum pulau akibat kedatangannya.

"Apakah kau datang kesini karena sebuah urusan atau permintaan? Kau kembali dalam tempat persembunyian setelah lama menghilang." Dia bicara seolah mengenalnya telah lama. Di satu sisi pria dengan langkah kaki tenang dengan pakaian biksunya itu tersenyum damai tanpa ada kata mencela di bibirnya, walau dia disindir. "Aku datang kesini karena memang panggilan khusus. Selama berpetualang aku melihat banyak sekali perbedaan tempat dan waktu, aku juga bertemu banyak manusia dengan agamanya... Islam, Hindu, Budha, Tiong-Hoa, Katolik, Kristen, Nasrani seperti sekarang." Bicaranya pelan dia sangat mencintai solidaritas.

Percaya bahwa Agama di dunia ini banyak, untuk itulah kenapa bumi diciptakan dengan status, derajat dan martabat bermacam. Mudah saja, karena toleransi akan selalu tercipta bagi mereka yang percaya akan kuasa Tuhan.

"Jelaskan dengan singkat dan rinci. Aku sangat suka dengan perkataan mendasar tanpa ungkapan panjang dan membingungkan." Tersenyum ramah, dimana kedua mata itu sebisa mungkin terbias akan kedamaian.

Tamu yang datang tak diundang itu mengangguk pelan sembari mengatakan pada dirinya sendiri jika kedua mata itu dipaksakan dan juga senyum di bibir.

Kemana keramahan itu hilang?

"Aku ingin mengambil sesuatu disini. Sepertinya sesuatu itu sudah cukup lama disini, apakah kau melihatnya tuan baik hati?" Mengelu-elukan sedikit. Saat ini dia membaca doa dalam hati demi mendapatkan perlindungan dari Maha segalanya.

Sejujurnya tidak ada yang tidak baik di dunia ini. Semua tergantung pada orang dan persepsinya. Lantaran terlalu meresahkan membuat baptis itu menutup kitabnya, biasanya mereka akan ramah dan hangat pada para pengunjung di gereja ini. Paling tidak.... Dia memberikan sikap toleransi ketimbang apatis nya.

"Mungkin manusia yang selama ini datang kesini tidak akan menyadari anda dan bagaimana anda. Tapi, aku menyadarinya karena Tuhan memberikan istimewa pada makhluknya untuk hal tertentu." Mungkin dia boleh tua, mungkin saja jenggot di dagunya boleh tumbuh makin tebal. Mungkin saja dia boleh keriput hampir seluruh badan, akan tetapi jiwa mudanya masih ada seiring waktu yang berkurang. Kenapa dia mengatakan hal itu? Dia hanya ingin mengajarkan banyak pada cucu dan cicitnya kelak.

"Aku sudah bersabar. Ku pikir kau akan pergi setelah ini. Rupanya aku salah, kau disini tidak ingin mengambil sesuatu." Dia seperti membuat praduga lain dimana hal itu benar adanya. Perlahan dan pasti, saat dia turun dari panggung di setiap langkah kakinya. Hari ini dan seterusnya yang sekarang terjadi akan jadi cerita juga sejarah. Segelintir orang tahu karena hanya dari mulut dan kabar burung. "Izinkan aku membantumu mencari sesuatu itu. Jika sudah dapatkan jangan lagi datang kesini atau kemanapun, karena aku..." Dia tampak berbeda dari suaranya.

36 Days (SEASON II) (YoonMin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang