"Kata adalah doa. Sebaik-baiknya manusia, akan lebih buruk kalau cara bicara mereka kasar."
.
"Apa yang aku lakukan?"
Hati seseorang telah bersuara, membuat jemari di tangannya menjadi kaku. Sama seperti telapak tangannya membeku di udara. Yoongi pantas mendapatkan hukuman karena dia sudah lancang menyakiti seseorang.
"Kau bukan teman, kakak atau keluargaku. Aku menolak keberadaan mu, aku sangat membencimu sekarang. Kau keterlaluan, kau menyalahkan ku selalu. Kalau aku setan kau iblis. Kau iblis Yoongi Hyung!" Tunjuk nya dengan sadis. Sementara kedua matanya menjadi merah. Dengan pipi kanannya yang berdenyut sakit.
"Jungkook, kau mau kemana? Jangan pergi tetap disini!" Seseorang membentak, melarang adiknya untuk tidak pergi ke dalam mobil. Bahkan menarik tangan sang adik agar menurut, sayangnya... Pemuda dengan gigi kelincinya itu telah di selimuti api amarah yang besar. Membuat seorang kakak hanya bisa mendesah penuh kecewa. "Jungkook, dengarkan aku. Yoongi tidak bermaksud begitu, dengarkan aku Jungkook!" Suaranya serak di bagian akhir.
Yoongi melihat ada sedikit air mata di kedua mata Jungkook, sedikit. Dalam perasaan penuh kesal. Kedua kaki itu menapak tanah dengan keras sampai bersuara, dia berhadapan dengan sang supir yang menolak perintahnya.
"Minggir! Kau tidak berguna sama sekali Arrgggghhh!" Menjatuhkan pria itu di atas tanah dalam dorongan sekali kuatnya. Yoongi juga Seokjin tanpa sadar berseru bersama memanggil nama Jungkook, mereka tidak suka dengan sikap pemuda itu.
Ini sudah keterlaluan!
Jungkook membanting pintu mobil setelah berada di dalam kursi kemudi. Mendengus dengan sebal, diantara kedua mata elangnya. Tak luput juga Yoongi mendapatkan tatapan mata nyalang pemuda itu. "Aku membenci kau Hyung, termasuk dia. Aku benci kalian dan jangan halangi aku!" Bentaknya. Sampai dia menghidupkan mesin.
Tentu saja sang kakak tidak terima dengan ungkapan itu berusaha untuk membuka pintu mobil dengan paksa. Juga gedoran memaksa agar pemuda itu mau mendengarkannya.
Jungkook hanya melihat dengan mata kesalnya dan menjulurkan lidah ke arah Seokjin, menyepelekannya.
"Jungkook, buka pintunya atau aku akan hukum dirimu! Dengarkan aku Jeon Jungkook!" Saking kesalnya dia mengundang perhatian beberapa pekerja di rumah sebesar ini. Di satu sisi seseorang berkata jujur dengan teman di sampingnya.
"Entah sejak kapan, aku merasa di dalam rumah ini tidak ada kedamaian sama sekali. Apakah aku yang salah, atau memang rumah ini menjadi kutukan?" Dia yang membawa sapu berkomentar. Tak ada kata semangat untuk bekerja dan tak ada lagi kesan menyenangkan selama enam bulan ini. Memang, tuan dan nyonya yang dulunya jahat telah pergi.
"Aku juga merasa begitu paman. Selama ini aku bekerja lima tahun, kau lebih lama disini. Awal masuk aku melihat bagaimana tuan muda dulu tidak separah ini. Tapi setelah tiga tahun menghilang, awalanya seperti pelangi lalu tempat ini..." Melihat ke sekeliling.
Sampai dia sadar ada seseorang di atas kaca disana tengah mengawasi. "Ya ampun, paman Lee. Aku melihat seseorang disana. Disana a-aku melihat seseorang di sana. Melihat kita dengan mata nyalang nya." Kedua kaki bergerak tak suka, sementara wajahnya menutup diri dengan panik. Tentu saja membuat tanda tanya besar dari seorang pria yang juga melihat ke atas dengan kedua mata memicing. Dia hanya melihat jendela tanpa seseorang berdiri disana. Aneh memang, karena selama dia bekerja disini memang tidak ada hal aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
36 Days (SEASON II) (YoonMin)
ספרות חובביםSatu tahun setelah Jungkook mendapatkan haknya. Setelah tiga puluh enam hari yang panjang dan penuh rintangan. Lantaran tekad kuat, Tuhan memutuskan untuk menghilangkan kemampuan indigo nya, Min Yoongi. Yoongi mengira hidupnya sudah berubah baik-ba...