희생의 혈통 (22)

102 12 3
                                    

"Bau mayat, aku mencium tak sedapnya. Suara dari balik dinding di malam yang gelap, mengganggu dan meminta tolong. Padaku, yang bisa melihat mereka, manusia tak sempurna."

.

Yoongi butuh bimbingan. Selalu saja dia mendapatkan tekanan dari keputusasaan, mereka yang lebih dewasa darinya. Seorang ayah dari rumah dan sekarang seorang wanita yang dipanggil oleh Ma. Wanita dengan kekuatan magis, supranatural juga kuat untuk melihat sosok tak nampak dari dunia gaib.

Lonceng di tangannya dia mainkan menggunakan jemari. Bunyi khas dari alat di tangannya bisa mengundang para makhluk yang bersembunyi di balik hitamnya bayangan. Tanpa sinar, tanpa cahaya lampu cukup sehingga mereka bisa bebas berkelana menjadi makhluk menyeramkan. Kuku-kuku mereka adalah senjata paling mematikan bak neraka. Iblis lahir dari api neraka, mereka diciptakan untuk mengganggu manusia. Yoongi tidak suka bau dupa sebenarnya, tapi.... Asap disana membuat dia merasa bahwa makhluk di sekitarnya makin nyata.

"Bisakah kau mematikan dupa di depanku? Asap itu adalah makanan mereka. Bau kemenyan itu sumber kekuatan mereka, kenapa kau malah menggunakan benda itu? Apalagi Jimin, dia akan merasa terganggu karena dia peka pada para makhluk."

Yoongi sangat percaya diri mengatakannya. Memperhatikan wajah damai seorang Jimin, terlelap dalam mimpi hangat yang Yoongi tidak tahu mengapa.
Tangan mungil Jimin sedang mengusap wajah itu dalam lelapnya mereka. Pulas memang, ini sangat menyenangkan karena Yoongi bisa memperhatikan lelahnya si teman yang membantunya dalam pertarungan itu. Jimin dan intuisinya memang hal paling dibutuhkan oleh Yoongi, yang lebih suka menyerang menggunakan senjata.

Oh ya, pedang sang kakek sudah ada di tempatnya. Di dalam tas dan kemungkinan wanita di depannya inilah yang membuat senjata itu kembali pada tempatnya. Tanpa ada rasa takut kalau warisan sang kakek akan hilang.

Ma memperhatikan apa yang dilihat oleh Yoongi, sedikit tersenyum dan dia melepaskan tusuk konde di rambutnya. Ujung benda tajam itu saja tengah dia asapi dengan dupa.

Yoongi masih belum sadar, masih sibuk memperhatikan si teman yang pulas. Ini belum tepat waktunya untuk dia tenggelam dalam fokusnya. Tangan putih pucatnya saja tidak merasa kalau si wanita itu menyentuh serta mengangkatnya, entah apa yang ada di pikiran Yoongi sampai dia kehilangan fokus. Rasa panas akibat asap dupa di ujungnya mengejutkan dirinya. Hingga tubuh itu berjingat dan menjerit sedikit.

"Apakah kau bisa diam? Jangan seperti wanita," ucap Ma langsung.

Yoongi mendelik tidak suka. Cara wanita di depannya diam dan kasar, panas memang sampai menuju pori tangannya. Yoongi menarik segera tangan itu tidak mau kalau Ma melakukan hal lain tanpa sepengetahuannya.

"Kau lancang, karena kau lebih tua tidak bisa lakukan hal tanpa bertanya padaku."

Ma, sudah biasa. Pemuda di depannya memang bisa berkata pedas. "Ingin sembuh maka kau harus menurut, aku merasa kau sangat sibuk dengan fokusnya. Makanya aku lakukan ini, agar pengaruh setan di tubuhmu hilang." Jelasnya, dia menarik baju di bagian bahu Yoongi. Segera mungkin, secara cepat sampai Yoongi tidak nyaman dan mencoba mengembalikan posisi bahunya seperti semula.

"Kau sembarangan lagi?"

"Lihat, luka lebam yang kau dapatkan adalah kelakuan dari mereka. Coba kau perhatikan, ada asap yang keluar dari lukanya."

Ma sudah selesai dengan penjelasannya, dia sudah puas menarik Yoongi dan memperhatikan luka itu. Mendorong sedikit kasar dan bertenaga hingga Yoongi kembali di bangkunya. Dasar pemuda kurang ajar, pikirnya. Wanita seperti dirinya hanya bisa mendengus sebal dan mengembalikan tusuk konde kembali di gulungan rambutnya.

36 Days (SEASON II) (YoonMin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang