갇힌 (18)

84 13 12
                                    

"Kematian itu pasti datangnya, tinggal menunggu saja kapan dia akan menghampirimu, suka atau tidak. Itu terserah padamu..."

.

Kutukan...

Jungkook tak bisa diam walau satu menit saja. Tubuh itu terus memberontak tak mau, upaya yang dilakukan oleh para medis juga gagal. Seokjin berada di luar sana hanya bisa memberikan tatapan nanar soal adiknya yang terus menangis dalam pemberontakan tanpa arti. Kesedihan semakin terpancar di wajah tampannya kala Jungkook semakin besar untuk bisa menghabisi dirinya sendiri.

Tekanan mental,

Gila,

Bahkan untuk bernafas satu menit saja lalu melihat kenyataan jika dia cacat dalam bayangan juga keadaan. Semua ini sudah dituliskan Tuhan untuknya.

Apakah ini hukuman ataukah ujian demi menguji dirinya agar lebih kuat? Soal dimana Jungkook memilih jalur setan untuk cepat masuk neraka? Seokjin tak mengharapkan itu semua. Besar ambisinya agar adiknya sembuh, menuruti apa saja keinginan Jungkook walau dia dapat teguran kalau memanjakan seorang adik lebih banyak akan mendapatkan akibat sangat buruk. Tidak seperti keadaan sebenarnya dimana dia juga mendapatkan masalah baru ketika para kolega menarik saham dari perusahaannya. Seokjin hampir diambang kemiskinan karena dia terlalu memanjakan Jungkook dengan kartu kreditnya.

"Seokjin, apakah kau bisa mengatasi semua ini? Keadaan dimana Jungkook sekarang begini?" Jung Seo, dia tampak tidak sehat beberapa hari ini. Datang seperti jelangkung, wajah pucat dan menahan batuk sebisanya agar tidak ada yang menanyakan keadaan tidak sehatnya sekarang ini. Seokjin kaget, merasa bahwa pundaknya cukup di remat kuat oleh seseorang yang ingin jawaban setelah tatapan sendu tak jauh bedanya dengan dirinya yang menatap adiknya.

Seokjin tahu kalau pamannya ini tidak suka saat dia membahas soal kesehatan. Kenyataan lebih besar adalah Jungkook juga tidak sehat dan malah depresi akibat perbuatan sosok makhluk halus dua hari kemarin.

"Aku khawatir. Kakak mana yang merasa tidak takut dan sedih melihat adiknya begini? Jungkook harus sembuh, dia adalah keinginan besar ku untuk ada." Ada kalanya dia harus mengatakan ini agar semua tahu, rasa sayang dirinya pada sang adik tak ada batas.

Jung Seo merasa kasihan sekaligus sedih melihat keadaan nyata ini. Seokjin dia sudah salah memberi kasih sayang untuk Jungkook, jika orang mengira itu bagus. Menurutnya ini salah. Sedikit perlahan dia mengatakan apa yang mengganjal dalam hati selama beberapa bulan ini. "Seokjin? Berhenti membuat adikmu kesusahan. Kau tidak tahu apa yang kau lakukan ini bisa membuat dampak cukup tidak baik untuk adikmu sendiri," ujaran ini dia katakan atas pengalaman. Dulu dia punya putra, dia juga tidak ingin kehilangan putranya yang lain lagi.

Seokjin tidak akan kaget saat mendengar ini. Jung Seo sangat murah jika dia berkata demikian hampir setiap hari, diam bukan berarti emas. Seokjin mencari jawaban tepat untuk menimpal pengakuan seorang pria yang anggap dirinya egois juga terlalu naif pada seorang adik.

"Jungkook selalu kau manjakan, sekali dia dapat kesusahan dia akan meminta padamu selesaikan semua."

Ingat dengan jelas bagaimana Jungkook merengek pada sang kakak setiap kali dia punya masalah yang menurut Jungkook sendiri tidak bisa diselesaikan. Ketika dia ingin melarang timbul sesuatu dalam hatinya, kesan bahwa dia ikut campur atas semua bisa merusak hubungan keluarga dan membuat Jung Seo tampak seperti tokoh jahat dalam kelurga.

36 Days (SEASON II) (YoonMin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang