"Indigo, kemampuan itu hanya dimiliki satu dari ribuan orang. Jika dilakukan dengan cara benar, mereka termasuk beruntung."
.
Kali ini apa?
Tidak ada cara lain selain Yoongi datang ke hutan ini sendiri. Di tempat gelap dan banyak pohon yang telah rimbun tanpa mau ada yang memotong dahannya.
Siapa yang mau masuk kesini? Selain mereka manusia begitu putus asa dan mencari mati untuk datang di tempat menyeramkan seperti ini?
"Untuk apa aku percaya, kalau pilihanku saja sangat buruk bagi semua orang sekarang."
Yoongi berjalan gontai dengan kapak di tangannya. Kali ini kedua matanya terlihat sangat menyedihkan seperti dirinya. Namja yang malang dalam sebutan manusia tidak beruntung.
"Kalau saja aku tidak memutuskan ini, aku yakin aku pasti bisa menyelamatkannya sekali lagi," ucapannya mengandung makna.
Yoongi mengatakan hal itu sebagai cara dia berkata pada Tuhan. Dia percaya kalau Tuhan ada dimana-mana dan bisa mendengar dirinya dimanapun berada. Dalam satu dunia ini hanya satu Tuhan dan Yoongi masih percaya akan hal itu. Dia merasa kecewa saja, batasan dimana yang bisa dianggap melanggar.
Dia anggap kalau semua ini menjadi masalah baru dan tantangan baginya.
Tangannya terdapat darah dan itu bukan miliknya. Milik seseorang yang menjadikan dirinya harus tetap semangat walau dia hidup dalam dunia yang tak mungkin dia gapai. Jungkook sudah dijebak dalam sangkar hitam burung gagak, kegagahan Min Yoongi tak mampu mengalahkan dendam iblis itu secara mudah.
"Yoongi, apa yang kau lakukan? Jangan seperti ini, semua yang terjadi bukanlah...." Saat dia ingin menjelaskan semuanya, hal itu terasa sangat sulit lantaran Yoongi melarangnya untuk bicara. Pandangan Seokjin dengan namja sipit itu berlangsung dramatis antara manik mata. "Ini kesalahan yang harus aku tebus. Aku tidak pertimbangkan semua dengan matang, yang terjadi adikku kena masalah." Yoongi hanya ingin melakukan tanggung jawabnya.
Dibandingkan dia harus diam begitu saja tanpa peduli, mengatakan bahwa adiknya Jungkook sudah mati ditelan iblis.
"Tetap saja jangan begini. Jungkook juga adikku, aku paling bertanggung Jawab atas semu hidupnya. Selama ini kau sudah banyak membantu dan menolong adikku."
Perkataan Seokjin benar dan langkah kakinya untuk mendekat masih dia usahakan untuk saat ini.
Yoongi mengacungkan kapak secara terpaksa saat Seokjin sangat keras kepala tanpa mau mendengarkan ucapannya.
"Kumohon untuk menjauh dariku. Kau tidak akan tahu akan jadi apa aku saat aku marah." Yoongi mengatakan hal itu dengan waras. Sangat waras sampai dia bisa tersenyum kejam seperti ini. Semakin Seokjin berani maju maka Yoongi tidak akan segan untuk mengatakan larangan padanya.
"Tidak bisa! Mana mungkin aku melakukan hal itu padamu, itu artinya aku sama seperti lainnya, jahat!" Seokjin berseru keras. Dia tidak tahu kalau suaranya bisa membangunkan sang penunggu hutan. Ada mata yang mungkin saja mengawasi keduanya diantara gelapnya hutan Pinus ini. Yoongi hanya tidak ingin Seokjin menyesal atas keputusannya. Menjadikan dirinya sebagai kunci keselamatan Jungkook.
"Kau pasti bisa. Saat ini aku juga mencari jalan keluar, kau bawa Jungkook jauh dari rumah itu."
"Apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
36 Days (SEASON II) (YoonMin)
FanfictionSatu tahun setelah Jungkook mendapatkan haknya. Setelah tiga puluh enam hari yang panjang dan penuh rintangan. Lantaran tekad kuat, Tuhan memutuskan untuk menghilangkan kemampuan indigo nya, Min Yoongi. Yoongi mengira hidupnya sudah berubah baik-ba...