Terdengar sayup mengerikan dari salah satu bilik kamar, berdekatan dengan tempat ibadah. Di pagi hari yang buta, masih sekitar pukul 4 pagi. Biasanya mereka yang masih pulas tidak akan mengetahui akan suara jatuh dari lantai atas sebuah gereja.
Seorang wanita tua keluar dengan lentera kecilnya, hendak menuju kamar mandi. Dia juga salah satu penghuni panti jompo yang ada di sekitar. Berdekat dengan tempat ibadah menjadikan beberapa orang tua tanpa perawatan dari keluarga mereka menjadi keluarga juga tentunya.
Dengan mata yang masih menahan kantuk, berjalan tertatih akibat hujan yang mengakibatkan tanah di sekitar licin. Mengedarkan pandangan sejenak saat mendengar suara gemerusuk semak, dimana sesuatu yang jatuh dari atas berasal.
"Apa itu?"
Berdiri di sekitar lalu mendekat, dia tampak takut karena terlihat ada sebuah tangan di balik semak lebat. Jemari lentik pucat milik seseorang, sesuatu yang mengganjal dan menakutkan membuat dirinya ragu untuk mendekat. Walau, dia ingin abaikan hal itu tetap saja kakinya gemetar dan terus mendekat.
Makin lama makin mendekat, suara jangkrik yang tadinya ada langsung melihat ketika di balik pohon ada yang bergerak cepat. Wanita tua itu terus mendekat dan makin mendekat.
Terus mendekat, lalu melihat sebuah tubuh tergeletak berdaya dalam posisi miring dengan kepala yang,
"A, a-ap, a-da ma-may Aaaaaaaaaa!"
Terjatuh ke belakang, dia lempar lentera kecil miliknya. Tatapan ketakutan dengan suara tak mampu dia ucapkan. Getaran suara di lidahnya, dia ingin berteriak sekeras mungkin. Tetapi kedua kakinya lemas seolah tak mau digerakkan. Lebih bahaya lagi ketika dia melihat adegan dimana kepala wanita pengurus nya meninggal dalam keadaan mengenaskan.
Kepala terpelintir ke belakang dengan kedua bola mata sudah menjadi hitam. Darah itu terkumpul menjadi satu di kedua bola matanya dan pecah. Menimbulkan beberapa tetes dan terus jatuh ke bawah rumput basah akibat cairan organ keluar dari sebuah makhluk mengerikan.
Ada senyuman jahat dari seseorang yang menyimpan dendam pada si korban. Bibir berwarna merah muda. Tanpa ada balutan lipstik disana. Sesuatu yang kentara terjadi ketika sebuah energi kutukan yang dia anggap berkah terjadi. Badan kembali segar bugar tak ada rasa keriput lagi disela wajah dan tangannya. Perjanjian dengan iblis makin kuat dengan beberapa korban yang sudah di dapat. Terlebih bagi gadis yang belum menikah adalah korban nikmat bagi makhluk tak ada hati tersebut.
,
Yoongi memuntahkan semua makanan dari dalam perutnya. Semua dia lakukan akibat rasa mual kian menjadi, dibantu oleh kakaknya Dong Wook yang baru pulang tengah malam lalu. Yoongi merasa semua perutnya harus di kosongkan atau dia akan mati memuntahkan hampir semua organ dalam tubuhnya.
Seorang anak kecil beberapa kali mengusap kepala Yoongi seolah ikut khawatir juga. Dong Wook menggendong adiknya Yoonji, keadaan Yoongi semakin tidak bisa dikatakan sehat selama dia merasakan efek luar biasa akibat makhluk yang mati karena virus di masa hidupnya.
"Lebih baik kau segera istirahat. Aku akan memasak bubur dan menyiapkan teh manis."
Dengan sigap dia membantu Yoongi dalam rangkulannya sambil menggendong si asik kecil ke belakang punggungnya.
"Tidak usah, kau kan baru sampai. Masa kau harus merawat ku. Kau bisa jatuh sakit nanti dan masa liburanmu nanti akan terisi dengan keadaan dirimu yang bobrok." Menolak dengan nafas tersengal darinya membuat Dong Wook ingin mengumpat, kesal karena Yoongi terlalu memaksa diri padahal dia sudah mau ambruk.
"Jangan banyak membantah, berjalan saja kau sudah sempoyongan. Setidaknya kau dengarkan aku, lihat Yoon. Adik kita saja menangis tadi melihat kau muntah dan kesakitan."
KAMU SEDANG MEMBACA
36 Days (SEASON II) (YoonMin)
FanfictionSatu tahun setelah Jungkook mendapatkan haknya. Setelah tiga puluh enam hari yang panjang dan penuh rintangan. Lantaran tekad kuat, Tuhan memutuskan untuk menghilangkan kemampuan indigo nya, Min Yoongi. Yoongi mengira hidupnya sudah berubah baik-ba...