"Kupikir aku telah normal. Aku menjadi manusia biasa dengan pekerjaan sebagai pengajar paruh waktu. Semua yang aku inginkan terjadi sedikit demi sedikit, seperti aku yang tak lagi bisa melihat mereka. Para arwah gentayangan."
.
9 Januari 2021
Seoul, adalah bagian kota dimana aku lahir. Tempat aku tinggal juga hidup berdampingan dengan orang sekitar. Hari ini cuaca panas, tidak seperti biasa yang hujan angin karena badai siklon. Ya, tadi pagi sebelum sarapan roti panggang telur mata sapi dan secangkir teh hijau hangat. Aku menyaksikan bagaimana pembawa acar berita favoritku sudah menjelaskan cuaca hari ini.
Katanya hanya akan mending dengan intensitas hujan rendah saat matahari mulai naik begitu tinggi, tepatnya tengah hari. Jika tahu begini, aku tidak harus memakai jaket hitam ku karena pagi ini cerah. Cerah sekali sampai sesekali mataku silau saat melintasi beberapa daun dari pepohonan sekitar.
Oh iya, ini hari Sabtu. Hari dimana aku selalu libur akan tugas. Yeeeaaayyy libur aku juga senang, kebanyakan para murid akan request hari itu untuk... Ya, sekedar malam Minggu dengan pacarnya mungkin. Satu tahun ini aku lulus dari sekolah tercinta, dimana disana tidak ada kesan atau pesan sama sekali selama tiga tahun ada disana. Sejak kejadian itu. Tepatnya saat aku kelas dua, aku belajar banyak hal.
Tidak semua sih, karena ayahku sendiri suka mengomel dengan diriku. Yang katanya masih belum memahami separuh perjuangannya. Ah, orang tua. Aku sangat memahami hal seperti itu, berfikir bahwa ayolah Yoongi... Besok pun kau akan jadi orang tua.
Mungkin ini gila, tapi aku tidak ingin mengingat hal itu lagi. Ada alasan sendiri kenapa aku melakukannya. Ya... Memang tak ada alasan spesial sih, disana juga aku tidak terlalu tenggelam akan masa lalu yang membuat ku harus susah payah melupakannya.
Kali ini aku pergi ke halte bus, sesekali aku merenggangkan kerah jaket ku. Rasanya leherku terasa gerah dan sedikit panas. Kalau aku melepaskannya aku tidak percaya diri, aku bego karena memakai kaus tipis dan terlalu transparan putih yang biasa aku gunakan untuk tidur. Ini semua karena aku harus bangun subuh untuk menyiapkan diriku juga sarapan sendiri tentunya. Aku sudah berjanji dengan seseorang, jika tidak dia akan marah dan tak mau bicara denganku.
Bisa kalian bayangkan, bagaimana repot nya diriku. Kalau dia marah semua orang akan sibuk membujuknya, lalu aku lagi yang disalahkan. Tak apa, aku sudah biasa. Lebih baik seperti ini daripada aku harus kehilangan dirinya lagi. Seperti dulu. Sekarang aku mengusap tanganku dengan membuang nafas agar telapak tangan putih pucat ku ini hangat.
Banyak orang yang menganggap aku seperti mayat hidup baru saja keluar dari rumah sakit karena penampilanku sekarang. Bodoh memang, tapi aku sadar bahwa Tuhan menciptakan manusia dengan kelebihan mereka. Termasuk para netizen yang terkadang kehilangan otak sebelum menulis sesuatu di dalam ketikan. Daripada mencari masalah lebih baik aku diam, tanpa menganggap bahwa mereka hidup.
Beruntung sekali aku membawa earphone. Setia menemani walau dia benda yang mati. Benar-benar mati.
Aku mendongak, menatap ke atas langit. Warna biru cantik seperti kesukaan seseorang yang kini tengah berjuang mengejar paket C. Dia selalu merengek minta tolong padaku kalau sedang ingin. Dia pintar dan lucu. Manis dengan dua gigi kelincinya. Kalian pasti sudah mengenalnya, karena dulu dia juga yang membuatku mendapatkan motivasi ini. Meski dia lupa bagaimana kebersamaan kami kala itu.
Biarlah semua telah berubah begitu juga denganku, yang aku tahu bahwa.... Aku sudah berusaha keras untuk semua ini. Aku bukan Yoongi yang dulu. Melainkan Yoongi yang berbeda, seperti bangun dari mimpi masa kecil dan menjadi nyata. Jika kakek melihatku sekarang, aku yakin.... Dia pasti bangga lantaran aku mampu mengatasi masalahku sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
36 Days (SEASON II) (YoonMin)
FanfictionSatu tahun setelah Jungkook mendapatkan haknya. Setelah tiga puluh enam hari yang panjang dan penuh rintangan. Lantaran tekad kuat, Tuhan memutuskan untuk menghilangkan kemampuan indigo nya, Min Yoongi. Yoongi mengira hidupnya sudah berubah baik-ba...