"Pergi, atau bayanganku akan memghabisimu. 36 hari, serasa tidak cukup untuk membebaskan semua, bisa cepat, bisa saja lebih."
.
Jungkook masih menahan nafas lalu memegang lengan kanannya untuk tidak berbuat bodoh. Tubuhnya masih bisa di kendalikan, dirasuki atau digunakan bak Boneka kayu mulai usang dan menjadi pelampiasan saja. Ilmu hitam juga aura tak menyenangkan ditubuhnya membuat dia sulit mengendalikan diri. Di balik mata tak waras miliknya, Jungkook beserta keinginannya membebaskan Seokjin. Sia-sia belaka semuanya, untuk satu menit saja dia masih memegang kendali meski samar.
Tak terkendali, jiwa di dalam hatinya terus memberontak mencaci maki karena terus melawan. Jungkook menggeleng serta mengatakan dia tidak mau menurut, iblis di sampingnya masih membelenggu tubuhnya kendali. Tatapan rakus juga harapan agar si manusia calon pembunuh dia bisikan tidak perlu melawan. Katanya, dia katakan agar Jungkook menikmati saja permainan ini. Kalau pun penebusan dosa hal itu bisa dilakukan di akhirat setelah adegan bunuh diri yang mungkin disangka manusia menjadi agenda selanjutnya.
Perjalanan hidup sudah singkat, iblis tak nampak disampingnya masih mengatakan kalau Jungkook cukup akhiri segala penderitaan saja. Melakukan kelakuan yang bisa memperkeruh suasana dan jalan buntu dengan otak bersumbu pendek pemikirannya. Patut di coba menurutnya, masih dalam keadaan dia memaksa kendali atas semua. Pisau ujungnya tajam itu hendak menyentuh bagian kelopak mata Seokjin yang tidur lelap.
"Kau susah sekali untuk melakukannya, tinggal tusuk saja. Apakah kau ingin aku melakukannya di jantungnya? Ini akan menjadi hal paling ampuh untuk melihat kau menderita menyaksikannya." Jelas si iblis, suara serak dia ciptakan cukup untuk menggoda kaum hawa juga si pemilik mental lemah. Tugasnya sudah jelas, menghasut juga melakukan hal yang dibayarkan padanya.
Timbul hasrat ingin membunuh setelah memakan tumbal persembahan, orang dewasa yang membuat dia kenyang untuk beberapa hari ke depan. Jung Kyung.... Wanita itu cukup beruntung dalam segi main dukun. Anaknya tidak bisa melawan lagi karena kehilangan kesempatan juga jimat perlindungan serta keberuntungan milik mereka.
"Lepaskan aku, sialan! Siapapun kau aku tidak akan membiarkan kau membunuh kakakku, tak akan aku biarkan kau menggunakan tubuhku, kau tidak ada harganya kau hanya akh!" Jungkook menarik diri, mendongak ke atas sehingga bagian lehernya nampak sekali urat emosi menahan kesal miliknya. Si pemuda dengan ribuan Persepi dalam wajah manis miliknya, membuat benteng besar untuk lepas dari sosok di sampingnya. Cengkraman menusuk, kepalan tangan menyiksa dengan ujung kukunya tajam. Darah keluar dari permukaan kulitnya, pori-porinya membuka seiring kulit itu terbuka.
Sakit berdarah, perih dan ngilu menjadi satu. Jungkook gemetar sehingga melepaskan pisau itu lalu menimbulkan bunyi di atas lantai. Jungkook bersuara kala dia punya kesempatan, sebelum tangan itu kembali mendekap mulutnya. Seokjin harus bangun, harus tahu dan kalau perlu lari sejauh mungkin darinya yang kesetanan.
"Seokjin hyung, kumohon buka matamu! Lari lah!"
Jungkook bersuara keras, sukses membangunkan sang kakak. Hampir terjungkal dalam mimpi dan menyadarkan dirinya pada dunia nyata mengerikan saat ini. Jungkook berdiri kaku mendapati pisau di bawah dekat kakinya, Jungkook mendongak ke atas dan matanya kosong tapi bibirnya bergumam pelan.
Lirikan matanya mampu membuat Seokjin tak bisa bicara atau bergerak beberapa menit. Menyaksikan adiknya diam tanpa alasan, tapi tangan Jungkook terluka tanpa jelas membuat dia semakin yakin jika gangguan itu masih ada. Jungkook akan kehilangan kesadaran, Seokjin mencoba menolong adiknya dengan memanggil bocah kesayangannya beberapa kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
36 Days (SEASON II) (YoonMin)
FanfictionSatu tahun setelah Jungkook mendapatkan haknya. Setelah tiga puluh enam hari yang panjang dan penuh rintangan. Lantaran tekad kuat, Tuhan memutuskan untuk menghilangkan kemampuan indigo nya, Min Yoongi. Yoongi mengira hidupnya sudah berubah baik-ba...