10; The truth

633 73 3
                                    

"Apa hubungannya?" Tanya ku penasaran

Tapi bukannya menjawab, Gina malah diam saja. Wajah nya tampak menutupi sesuatu. Namun apakah itu?aku pun tidak tau.

"Lu mau langsung balik?" Tanya Gina yang dibalas dengan anggukan oleh ku

"Yaudah gue mau bilang pak Kardi dulu deh biar dijemput"

Pak Kardi itu supir pribadinya Gina, dia memang tipe anak yang pulang dan pergi suka di antar.

Berbeda sekali dengan ku.

Setelah Gina pergi, aku pun berjalan  menuju jalan raya untuk menemukan angkot. Karena kedai es krim ini memang agak masuk kedalam gang.

Baru saja aku melihat angkot tujuan dari jauh. Tiba tiba ada yang memegang pundak ku.

"Ngapain nan?"

"Lah lu ngapain kak ?" Tanya ku dengan wajah kaget dan  heran mengapa Baskara belum pulang

Disamping Baskara ada Tia dan laki laki asing yang sedang membawa jajanan. Dari jarak ini, aku bisa melihat nametag lelaki itu, Genta.

"Lagi nunggu les dimulai" ujar nya dengan jawaban yang masuk akal

"Lu sendiri ngapain disini?kok belum balik" Timpalnya lagi

Belum sempat aku menjawab,tiba tiba lelaki yang bernama Genta mengalungkan tangannya kepada Baskara dan berucap "Yuk bas balik ke tempat les. Laper ni gue"

Setelah Genta berkata demikian, Baskara langsung pamit untuk pergi

"Kinan gue duluan ya" ucapnya

Aku hanya mengangguk lalu menatap kepergian mereka.

Sialnya gara gara mereka angkot ku yang tadi terlihat sudah melesat jauh.

*****
Setelah sholat Isya aku mendengar suara gaduh dari kamar sebelah. Ternyata mama ku sudah pulang, dansedang berdebat dengannya.

Yang membuat ku tercengang adalah perdebatan itu dimenangkan oleh mama ku.

Ia sangat pintar beralibi sehingga nenekku mengalah dan tidak menginterogasinya lagi.

Aku terdiam, apa aku harus katakan kepada nenek ku tentang kejadian rumah sakit?tapi jujur aku terlalu bingung  untuk memulai darimana.

*****
Pukul 21.40

Drtttt drtttt

Ponsel ku berdering, padahal baru saja aku ingin menutup mata.

Terlihat ada nama Kak Baskara di sana

Baskara : hehh kok belum tidur

Kinan : Baru mau tidur

Baskara : Terus kok malah angkat telpon? Berarti gue penting ya

Kinan : dih halu

Baskara : Tadi sampai rumah jamberapa?

'please kenapa hati ku berdegup kencang saat baskara bertanya seperti itu'

Kinan : hmmm jam 5

Baskara : oh, terus sekarang....

Klekkkkk

Suara pintu kamar sebelah terbuka. Refleks aku langsung duduk dan mengawasi apa yang akan terjadi.

Baskara : Kinan heh Kinan lu gak dengerin gue ya?

Kinan : kak bentar ya gue matiin dulu.

Tuttt

Aku memutuskan sambungan telfon dari Baskara dan kembali fokus mendengar suara  selanjutnya yang berasal dari luar.

Clekkk

Suara membuka kunci pintu. Aku langsung berpikir itu adalah mama ku yang mencoba keluar rumah.

Lalu dengan hati hati aku mencoba mengintip dan dugaan ku benar. Dengan cepat aku memakai Hoodie yang menggantung di dinding. Kemudian pergi mengendap ngendap mengikuti mama ku.

*****
Dengan berbagai rintangan dan rasa takut, akhirnya aku berhasil mengikuti nya. Sekarang aku sedang ada di gang yang tidak tau namanya apa dan dimana.

Kemudian dia berjalan kearah kontrakan kedua dari ujung. Terlihat 6-8 kontrakan berjajar disana. Lalu mama ku mengetuk pintu kontrakan itu.  Muncul seorang lelaki yang tampak tidak asing. Seperti nya lelaki itu sama dengan kejadian di lampu merah.

Kemudian dia masuk kedalam . Aku terdiam.  Jelas jelas ini adalah perbuatan salah. Lawan jenis di dalam suatu ruangan yang sama. Walaupun aku masih kelas 10 tapi aku tidak terlalu polos untuk mengetahui kemungkinan kemungkinan yang akan terjadi.

Hati ku masih terus mengucapkan hal yang positif. Tetapi pikiran ini terus mengatakan hal yang negatif.  Namun kebodohan berulang lagi, aku terlalu lemah dan takut untuk mendatanginya.

Aku memutuskan untuk pergi berjalan kearah jalan, kemudian duduk di pinggir warung yang sudah tutup. Mengambil ponsel di saku kanan untuk menghubungi seseorang.

Baskara

Kak dimana, bisa kesini?
Send maps

Ngapain lu keluyuran jam segini?
Ada apa nan?

Gk usah deh kak. Gk jadi

Gue otw
Tunggu disana

Ntah lah ini keputusan yang tepat atau tidak. Tapi malam ini aku benar benar butuh seseorang.

******
Dalam waktu yang cukup lama aku menunggu kedatangan Baskara. Dingin malam sudah tidak berarti. Kepala ku penuh dengan pikiran yang jahat.

"Kinan" lirih seseorang

Aku menengok ke sumber suara dan itu Baskara. Dia benar benar datang.

"Lu kenapa nan?" Tanya Baskara sambil mensejajarkan posisi

Ntah dorongan dari mana ketika dia bertanya demikian tangis ku langsung pecah.

Baskara yang melihat nya pun langsung memeluk ku. Rasanya nyaman, dan ingin seperti ini terus-menerus.

Aku janji sehabis ini akan meminta maaf kepada Baskara perihal baju nya yang mungkin basah  karena aku menangis.

******

TBC

EllipsismTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang