43; the day

323 45 12
                                    

Jangan lupa untuk vote dan komen 🥰💚

Kurang lebih pukul 00.20 Jalan tol tampak sangat sepi. Badan Kinan yang hampir remuk tidak membuatnya ngantuk sama sekali. Sedari tadi, ia hanya memperhatikan jalan dan kadang mengecek apakah Baskara mengantuk atau tidak.

"Nan, aku antar kamu kerumah kan?"tanya Baskara memecah keheningan

Kinan diam sejenak. Ia tidak mau pulang. Tapi ia harus kemana jika tidak kerumah. Kinan tidak akan menumpang di rumah Gina, karena setahunya perumahan Gina pasti sudah ditutup.

"Hmm gak tau Kak," balas Kinan tak ada harapan.

"Mau kerumah aku?" tanyanya ragu ragu

"Gak tau, gue bingung."

Kinan benar benar frustasi dengan dirinya sendiri.

"Kalau kerumah aku juga boleh kok."

"Yaudah kak kerumah lu aja. Btw.... Makasih ya kak maaf ngerepotin."

Tiba tiba tangan Baskara menggenggam tangannya. Lalu mengusap lembut bagian punggung tangan Kinan.

"Gak usah ngomong gitu. Gak ngerepotin sama sekali kok. Aku yang harusnya minta maaf karena telat datang."

Kinan bertanya tanya dalam hati. Mengapa Baskara begitu memusingkan dirinya. Ia sangat baik dan peduli. Tapi Kinan harus ingat jika Baskara dan dirinya tidak bisa bersama lagi.  Segera mungkin Kinan melepaskan genggaman tangan Baskara.

****
Kinan memilih menumpang di rumah Baskara. Walaupun ada perasaan tidak nyaman dan tidak enak hati. Tapi mau bagaimana lagi daripada ia harus luntang lantung di jalan.

"Nanti kamu tidur di kamar aku aja ya Nan," ucap Baskara sambil menyalakan lampu ruang tamu rumahnya.

"Aku buatin makanan ya atau mau beli aja?" tanya Baskara yang khawatir Kinan belum makan. Sebenernya ia sudah menawarkan Kinan untuk makan sejak awal. Tapi Kinan terus menerus menolak dengan alasan ingin cepat sampai rumah.

"Gak usa.."

"Gak boleh nolak. Pilih mau makan masakan aku atau beli?" Baskara mempertegas tawarannya.

Kinan berpikir sejenak.

"Aku yang beli aja Bas. Kasihan kamu kayaknya capek banget," ucap seseorang yang tiba tiba datang dari arah tangga.Refleks Kinan dan Baskara menengok kebelakang mendapati Genta yang tengah berjalan kearah mereka.

Baskara terbelalak melihat Genta ada di rumahnya. Ia juga memakai baju Baskara. Lebih parahnya, baju itu adalah pemberian Kinan saat mereka baru jadian. Sebelum Baskara menjemput Kinan, ia sempat bertengkar dengan Genta. Ini akan jadi malam yang baginya.

"Mau gak Nan?" Nada Genta berubah menjadi ketus.

"Gak usah gue gak lapar kok," balas Kinan mencoba biasa saja. Kehadiran Genta membuatnya tambah tidak nyaman. Ditambah Kinan sadar jika baju yang dikenakan Genta adalah pemberiannya saat masih berpacaran dengan Baskara.  Ada sedikit rasa panas dihatinya. Apakah semua barang milik Baskara adalah barang milik Genta juga?

"Gue aja yang beli. Kalau lu mau ikut juga boleh" ucap Baskara yang membuat Genta melotot karena ia tidak menggunakan aku-kamu. Semua ini karena ada Kinan.

EllipsismTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang