"Iya iya aku cerita. Tapi kamu dulu ceritain tentang Gina"
"Nah gitu dong" ujar Baskara yang mengelus rambut ku
"Jadi gini....Aku bisa dekat sama Gina karena dia masuk ekskul basket. Kamu inget kan waktu itu anak baru pada milih ekskul?"
Aku hanya menggangguk
"Nah dia dulu nanya nanya ke aku gitu tentang ekskul basket. Dari situ kita dekat"
"Terus dekat nya berapa lama?kenapa gk jadian?kenapa pas awal kita jadian kamu gk pernah cerita?" Tanyaku dengan bertubi tubi pertanyaan
"Sabar dong bos satu satu nanya nya"
"Ni ya aku jawab... Dekat nya bentar cuman 2 bulan kayanya. Kenapa gk jadian?karena dia yang ngejauhin aku terus waktu aku nanya katanya dia gk mau terlalu dalam soalnya kita beda agama"
"Kaya kita dong beda agama" balas ku tanpa berpikir yang dibalas anggukan olehnya
"Nah aku kan udah cerita sekarang kamu yang cerita"
"Bas aku jadi kepikiran kalau Gina tau kita jadian gimana ya"
"Loh emang kamu belum cerita?" Tanyanya dengan wajah terkejut
Aku hanya menggeleng
"Kalian berdua sahabatan gk si, kenapa gk saling cerita"
"Mending kamu cerita ke Gina kalau kita jadian. Takutnya dia tau dari orang lain. dan itu malah lebih sakit loh" timpal Baskara lagi
"Iya nanti gue cerita"
"Yaudah, sekarang giliran kamu cerita kejadian yang malam-malam nangis"
Aku menarik nafas dalam-dalam sebelum menceritakan hal yang terjadi. Aku berharap semoga tidak ada air mata yang jatuh jika menceritakan kejadian yang menyakitkan itu.
"Mamah gue selingkuh mungkin karena ayah gue pergi dan cuman sesekali ngasih nafkah...."
Tampak wajah Baskara yang terkejut ketika mendengar pernyataan ku.
"Terus yang malam malam itu gue sengaja ngikutin mama pergi dan ternyata ke kontrakan selingkuhan nya"
"Gue gak tau itu emang tempat tinggal nya atau tempat buat mereka ketemuan. Sumpah gue sakit hati banget ketika tau kenyataan nya begitu"
Baskara tiba tiba menggenggam tangan ku dengan erat. Ia juga mengelus bagian tempurung tangan ku.
"Kinan maafin baskara ya " ujarnya
"Kenapa minta maaf?"
"Gk tau, aku ngerasa bersalah maksa kamu cerita. Kaya hal ini buat luka lama kamu kebuka lagi" ujarnya dengan bijak
Persis yang di bicarakan Baskara setiap aku bercerita tentang perilaku mamaku terasa sekali ada rasa sakit di hati. Seperti luka yang telah mengering lalu di beri sayatan kembali.
"Bas jangan tinggalin aku ya" ujar ku tiba tiba. Pikiran itu tiba tiba muncul di kepala. Padahal aku tipe orang yang tidak bisa mengungkapkan perasaan atau meminta minta untuk tidak ditinggalkan.
"Kayanya cuman kamu doang yang bisa paham sama keadaan aku"timpal ku lagi.
Kenyataan nya memang aku tidak punya siapa siapa kecuali Baskara. Dia benar-benar bisa memahami ku dan bisa menjadi pendengar yang baik.
"Iya nan aku bakal ada di samping kamu kok, mulai sekarang kalau ada apa apa cerita ya. Jangan dipendam sendirian. Kalau kamu mau apapun bilang ke aku" ujar nya lalu dia memelukku
KAMU SEDANG MEMBACA
Ellipsism
Teen FictionTahun 2015 adalah tahun dimana aku dipaksa menjadi dewasa duluan. Anak sulung yang tidak tau dirinya sendiri. Aku kira tidak ada permasalahan seperti ini. Dari sekian banyak masalah remaja, mengapa masalah ku berbeda? Tentang kamu Baskara Bagas dan...