27;

497 54 9
                                    

Jangan lupa vote dan komen 💚🥰

***

Hari ini, aku tidak masuk sekolah. Tadi pagi kepalaku benar benar sakit hingga tidak bisa beranjak dari kasur dan badanku sedikit demam.  Aku tahu, mungkin ini semua efek menangis semalaman.

Sekarang sudah jam sebelas siang, tapi aku belum makan apapun. Nenekku seperti tidak peduli, padahal ia tahu aku sedang sakit. Tiba tiba profil Baskara muncul di layar ponsel ku.

"Kenapa Bas?" kataku malas. Aku sedang kesal dengan Baskara karena sejak semalam ia tidak ada untukku.

[Maaf ya aku baru baca chat kamu]kata Baskara dari ujung sana

"Iya gapapa, aku tahu kok kamu lagi sibuk," ujarku sarkas

[Kamu sakit apa? Udah ke dokter? Nanti aku ke rumah kamu ya] Suaranya terdengar penuh penyesalan

"Gak usah, jangan kerumah gak enak sama orang rumah"

[Kinan sayang ... Kamu kan lagi sakit masa aku gak boleh jenguk si?]

Aku hanya diam, lalu menutup panggilan itu. Entah kenapa aku malas mendengar suara Baskara. Anggap saja aku mudah kesal dan pemarah.

"Bas sebenarnya lu sayang gak si sama gue?" kataku bermonolog kemudian mencoba memejamkan mata. Belum juga berhasil tertidur, aku tidak sengaja melihat notifikasi dan ternyata itu dari Baskara.

Baskara

Assalamualaikum wr wb

Saya Baskara Bagas dari kelas 12 IPS 1, mohon maaf menganggu waktu nya. Saya di sini ingin meminta maaf sebesar-besarnya karena baru membaca chat Kinan (orang kesayangan saya). Tolong di bukakan pintu maaf sebesar besarnya 🙏.
Saya akan selalu mendoakannya setiap Minggu agar dia sehat selalu.


Aku tertawa melihat chat itu. Ini semua tidak adil, mengapa hatiku langsung luluh? 

***
Pukul 16.30

"Kok gak pakai jaket si?"tanya Baskara saat melihat ku masuk ke mobilnya

Sejak pesan permintaan maafnya. Aku ikut ajakan Baskara untuk pergi entah kemana. Memang, aku bucin sekali dengannya.

"Ini pakai," ujarku sambil memegang jaket yang ku maksud.

"Kamu masih panas?Itu cardigan, bukan jaket," balasnya sambil memegangi dahiku.

"Sama aja"

"Beda Kinan sayang... Nanti kalau tambah sakit gimana?"

Aku memutarkan bola mataku. Baskara benar benar bawel. Padahal ia yang memaksaku untuk pergi bersama.

"Terus aku harus balik lagi kerumah?" tanyaku

Baskara tiba tiba tersenyum "biar aku aja yang ambil,"

Aku terbelalak

"Apaan si Bas! jangan," ucapku sambil menahan tangannya

"Gak enak sama orang rumah tau," balasku lagi

"Haduh susah banget pacaran tapi keluarganya gak tahu" baskara menggerutu

Bagaimana mereka tahu, aku saja sudah tidak pernah mengobrol dengan mereka.

"Kaya keluarga kamu tahu aja kalau aku pacar kamu," kataku tidak mau kalah

EllipsismTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang