41; Hari baru?

268 39 6
                                    

Jangan lupa untuk vote dan komen 🥰 💚

Kinan mengintip dari jendela kamar. Melihat satu persatu motor di halaman rumah Gina pergi. Ia merasa tidak enak hati karenanya anak basket disuruh pulang. Kinan sendiri tak mengerti mengapa Baskara begitu memaksa sampai Gina dan Tia salah paham. Pikiran baskara begitu rumit, terkadang ia bisa tampak tidak peduli dan peduli.

Tiba tiba pintu terbuka membuat Kinan terkejut.

"Maaf ya gin, karena gue teman teman lu pada pulang," ucap Kinan setelah tahu itu Gina

"Santai, emang mau gue usir dari tadi kok. Lagian ini udah jam 10. Ntar gue diomelin satpam komplek lagi." Gina berkata demikian untuk menenangkan hati Kinan. Awalnya ia mengizinkan anak anak basket untuk menginap. Tapi Gina tidak mau membuat sahabatnya tidaka nyaman. Ia juga mau tahu yang sebenarnya terjadi itu seperti apa. Jika benar Baskara ingin berbuat jahat seperti yang ia pikirkan sekarang. Gina berjanji akan memotong kelaminnya hingga habis.

"Nan, lu gapapa kan? Atau mau gue bikinin apa gitu?" tanya Gina khawatir melihat Kinan tak berekspresi.

"Gapapa kok Gin."

Gina hanya manggut-manggut untuk mempercepat pembicaraan yang terasa canggung.

Mungkin sekarang bukan waktu yang tepat untuk berdiskusi mengenai perasaan Kinan dan apa yang harus mereka lakukan. Bukan hanya kejadian tadi saja, tapi alasan mengapa Kinan datang tiba tiba dan menginap juga menjadi pertanyaan besar. Namun untuk saat ini biarlah semua itu menjadi rasa penasaran Gina sampai besok pagi.

***

Kinan merasa tak nyaman mengenakan seragam Gina yang sedikit kegedean. Kemudian rok yang harusnya di bawah mata kaki, terlalu pendek ia pakai karena badan Gina memang tak setinggi dirinya.

Suasana kelas gaduh mereka sibuk dengan aktivitas masing-masing. Ada yang bertukar informasi alias bergosip ria, tidur, nonton film, dan masih banyak lagi. Aneh aneh saja memang aktivitas siswa saat jam kosong.

"Permisi," suara berat itu terdengar membuat seluruh kelas hening. Anehnya setelah orang itu muncul semua anak kelas menengok ke arah Kinan. Seolah-olah mereka sudah paham siapa yang ia cari.

"Nan nan bangun nan ada baskara," kata Gina sambil menggoyang-goyangkan tubuh Kinan.

Mendengar nama itu, Kinan mengubah posisinya. Tidak lagi menyender ke atas meja.

"Nan... Gue mau ngomong sesuatu boleh gak?"

"Enggak!"balas Gina kesal.

Padahal Kinan belum sempat membuka mulut satu senti pun.

"Ini soal yang kemarin. Gue cuma mau meluruskan aja," ucap Baskara.

Gina menatap kearah Kinan, menunggu petunjuk apakah ia harus menerimanya atau tidak. Sementara Kinan masih berpikir keras.

"Nan... gue tunggu lu dirooftop  ya. Gue gak akan pergi sampai lu datang," ucap Baskara lalu pergi.

Kemisteriusannya membuat seisi kelas kepo. Mereka bertanya tanya ada apa diantara Kinan dan baskara. Apakah ini tentang rumor mengenai Baskara yang gay.

****

Kinan masih menimbang untuk membuka pintu itu atau tidak. Pintu berwarna abu abu untuk masuk ke rooftop.

"Ayok nan," ucap Gina di sampingnya.

Ia menghela nafas. Kemudian memantapkan hatinya. Baru saja tangannya menyentuh knop pintu, tiba tiba Kevin datang dengan nafas yang tersengal-sengal.

"Lu ngapain kesini?" tanya Gina kaget.

"Haduh capek gue. Punya minum kagak?" tanya Kevin sambil menyender di tembok.

"Enggaklah. Lagian lu ngapain si? Gak usah kepo sama urusan orang," balas Gina menduga Kevin ingin tahu apa yang terjadi. Pasti ia menguping pembicaraan Baskara yang menyuruh Kinan datang ke rooftop.

"Enak aja! Gue kesini nyariin lu Nan. Lu disuruh datang ke ruang BK," ucap Kevin yang masih sibuk mengatur nafas.

Badan Kinan mendadak panas dingin. Keringan mengucur dari dahi.

"Nga--pain?" tanya Kinan lalu melirik ke arah Gina. Mungkin saja guru guru sadar jika setiap jam pelajaran terkahir di hari jumat, Kinan selalu bolos.

"Gak tau. Menurut gue ya Nan mending sekarang lu kesana, daripada nanti dipanggil lewat speakers sekolah."ucap Kevin. Walaupun bingung dan takut, Kinan mengikuti apa kata Kevin. Lebih malu jika namanya terdengar oleh satu sekolah.

****

"Assalamualaikum," ucap Kinan dengan pelan sambil membuka pintu. Dinginnya AC menyeruak menyentuh kulit Kinan yang kering. Wajahnya makin pucat saat matanya tak sengaja bertemu dengan guru BK. Namun ada yang lebih mencengangkan lagi ketika ia benar benar sudah masuk kedalam ruangan itu. Kinan terbelalak tak percaya melihat mama, dan ayah tirinya sedang duduk di sebrang guru BK.

Kinan membeku sejenak, memikirkan apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa mereka ada disana. Apa neneknya mengadu jika Kinan semalam memberontak dan mengancam untuk kabur. Apa mereka khawatir dengan Kinan sehingga datang jauh kesekolah?

"Ayok Kinan duduk," ucap Bu tanti.

Kinan duduk di samping Bu Tanti lalu membuang muka kearah meja.

"Begini Kinan, orang tua kamu datang mencari kamu. Katanya kamu gak dirumah 2 hari. Kalau ada apa apa tolong cerita, 'kan kasihan mereka khawatir,"ucap Bu Tanti memberikan nasihat.

Kinan hanya diam mendengar semua ucapan Bu Tanti yang sok tahu. Apa yang dilihat Bu Tanti tidak sama dengan apa yang di rasakan Kinan selama ini.

"Silahkan bapak ibu jika mau berbicara dengan Kinan, " kata Bu Tanti.

"Sebenernya Bu kami mau membawa Kinan pulang hari ini. Biar kami bicarakan di rumah saja. Bagaimana ya Bu apa diperbolehkan?" Lelaki tua itu berkata. Kinan tidak percaya dan tidak paham mengapa ia harus pulang dengan mereka. Lalu selanjutnya apa?mereka akan memarahi dan menasehati Kinan seperti orang tua kebanyakan yang kecewa dengan anaknya?.
Jika seperti ini lebih baik Kinan bertemu dengan Baskara.

***
Setelah diskusi antara wakil kurikulum dengan wali kelas. Kinan diperbolehkan pulang. Hari ini, telinga nya sudah banyak mendengar nasihat nasihat untuk menjadi anak yang baik. Mereka juga heran ternyata Kinan, anak yang notabene nya selalu rajin dan masuk 5 besar di kelas melakukan hal yang sekanak kanak itu. Lagi lagi Kinan yang disalahkan.

Sekarang Kinan berada di mobil dan selama perjalanan mamanya belum juga membuka suara. Hanya ayah tirinya yang selalu bertanya-tanya.

"Kamu gapapa kan kalau besok gak sekolah? Kita mau ajak kamu ke rumah sekalian nginep."

"Gak bisa aku besok ada ulangan," balas Kinan menolak secara halus. Padahal ia berbohong. Mana bisa ia menginap di rumah keluarga harmonis mereka.

"Cuman sehari aja. Nanti ayah izinin ke wali kelas kamu," balasnya dengan pandangan fokus ke depan.

"Gak bisa!" balas Kinan dengan ketus

Terlihat wajah mereka menjadi bingung dan pasrah.

"Yaudah tapi hari ini mampir ke rumah dulu ya, nanti malam di antar pulang," mamanya mulai membuka suara.

Kinan tetap menolak. Rumah mereka itu jauh harus melewati jalan tol dan membutuhkan waktu sejam lebih untuk sampai. Mungkin saja semua itu hanya alibi untuk Kinan menginap.

Namun apa daya sekeras apapun Kinan memberontak. Mobil ini melaju masuk kedalam tol.

***


TBC

A

ku double update guyss

EllipsismTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang