18; Tia

472 60 15
                                    

Aku sudah berdiri di tempat biasa Baskara menjemput ku. Namun sudah 20 menit berlalu dia tidak kunjung datang.

Tiba tiba ada mobil yang tak asing menghampiri ku.

"Kinan ayok" ucap Baskara dari dalam mobil

Aku hanya memasang ekspresi datar. Lalu aku masuk ke dalam mobil.

"Lama banget si" kata ku mengomel

Baru saja pantat ini menempel, ada seorang laki-laki menyapa ku dari kursi belakang

"Hai nan" ucap Genta

"Kok ada disini?" Tanya ku spontan

"Iya soalnya semalam nginep di rumah Baskara" ujar nya dengan santai

Aku pun menengok ke arah Baskara untuk meminta penjelasan. Tapi dia tidak peka dan tetap memandang kearah depan.

"Bas nanti turun di sekolah lu aja ya" ucap Genta sambil menepuk pundak baskara

"Santai, nanti gue turunin di depan sekolah lu" ujar nya

"Asik, baik banget" balasnya sambil tersenyum

Kemudian aku melihat Baskara membalasnya dengan senyuman

Dari sini aku baru tau kalau Genta itu bukan berasal dari sekolah yang sama. Ia memakai seragam sekolah yang tepat ada di sebrang sekolah ku.

Beberapa menit kemudian kami sampai. Tepatnya sampai di sekolah Genta. Bukannya langsung masuk ke dalam sekolah, Genta sempat mengajak ngobrol Baskara dari luar melalui jendela mobil.

"Nanti sore jadi kan bas?" Tanyanya sambil meletakan kedua tangan di jendela yang kaca nya sudah diturunkan oleh Baskara

"Jadi"

"Sip, yaudah gue cabut. Thank you baby"
Ucap nya sambil mencolek dagu Baskara dan pergi berlari

"Dih baby baby nenek mu" Kata Baskara sambil terkekeh

Aku yang melihat itu pun sedikit geli dan kaget. Ucapannya seperti tidak ada unsur bercanda sama sekali. Dan yang lebih aneh aku merasa kesal dengan perlakuan Genta kepada Baskara.

" Kinan sadar itu cuma bercanda, Masa iya gue cemburu sama cowok" batinku berkata

******

Bel istirahat sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu. Aku yang tidak ada niat untuk pergi ke kantin hanya duduk sambil merebahkan kepala di meja.

"Hey.aku cariin di kantin juga, ternyata malah disini"

Aku menengok ke sumber suara. Ternyata ada Baskara yang duduk di bangku Gina tepat disamping ku.

"Ngapain disini?"

"Ih kok galak si. Tadi aku nyariin kamu tau. Tapi yang ada cuman Gina" kata Baskara sambil membenarkan rambut ku yang sedikit berantakan

Rafleks aku menepis tangan nya.

"Kok galak si?" Tanya nya lagi

"Malu bas" ucap ku, Walaupun jam istirahat tapi masih ada beberapa anak kelas yang duduk memakan bekalnya.

"Iya iya maaf. Ini aku bawain somay"

Aku hanya menatapnya

"Kamu marah ya sama aku?"

Aku hanya diam. Jujur, aku bukannya ingin melakukan silent treatment kepadanya. Tapi ntah kenapa malas saja menjawab pertanyaan yang mungkin dia sudah tau jawabannya apa.

"Maaf ya nan semalam aku gk ada buat kamu. Kamu mau cerita tentang apa?" Tanya Baskara dengan halus

"Gak jadi bas, gak penting" ucap ku

"Yahhh ngambekan"

"Apasi enggak. Emang beneran gak penting Baskara"

Dia menghela nafas, "yaudah aku minta maaf sekali lagi. Ini somay nya jangan lupa dimakan"

"Iya"

"Kinan....Beberapa hari kedepan kayanya aku gak bisa antar kamu pulang"

"Kenapa?" Tanyaku

"Aku sibuk belajar buat SBMPTN"

"Oh iya gapapa. Semangat ya" ucap ku yang hanya basa basi. Karena aku tidak merasa Baskara berucap jujur. Dan tentu nya aku masih mengingat ucapan Genta tadi pagi. Apakah mereka akan bersama sama lagi hari ini?

*****
Sepulang sekolah, aku pergi ke Alfamart terdekat untuk membeli facial wash yang sudah habis dirumah.

Lalu aku mengantri untuk membayar nya,

"Iyakan benar, udah gue bilang dia gay anjir"

Mata dan telinga ku langsung fokus kepada dua orang lelaki yang sedang bercakap-cakap tepat di depan ku. Mereka membawa minuman di tangannya dan menggunakan seragam yang sama dengan sekolahannya Genta.

"Masalahnya ya pacarnya di sekolah sebrang kita cuy"

"Gak nyangka si padahal dia anak basket dan kaya beneran cowok gitu, beda sama si Genta"

Deg
Mereka menyebut nama Genta dan anak basket. Apakah yang mereka maksud adalah Genta yang aku kenal. Dan anak basket itu adalah Baskara?

"Iyalah jelas. Si Genta emang keliatan rada kemayu. Ngapain ya mereka kalau pacaran..."

"Anjir jangan di bahas lagi bangsat. Gue jadi merinding"

"Tanda tanda akhir zaman begini ni"

*******

Sepanjang perjalanan pulang aku hanya menatap ke arah luar dengan pikiran kosong. Memikirkan apa yang aku dengar di Alfamart tadi sambil menunggu balasan dari kak Tia. Akhirnya aku mengikuti saran Gina untuk menanyakan perihal Baskara.

Aku bisa saja langsung bertanya kepada Baskara. Tapi dia bisa saja mengelak. Dan aku jadi tidak tahu kebenaran nya apa.

Drrtttttt drtttt

Panggilan masuk dari Kak Tia

Tia : lu dimana ?

Kinan : di... angkot kak

Tia : Lu mau nanya tentang Baskara?

Kinan : iya kok tau kak

Seperti nya kak Tia memang peka dan tau banyak mengenai Baskara. Padahal tadi aku hanya memberi pesan 'kak mau tanya boleh gak'

Tia : sini kerumah sakit. Nanti gue share loc. Gue tungguin.

Kinan : ngapa...

Tut Tut

Kak Tia memutuskan sambungan ku.

******

TBC

Baskara bikin ribet. Tapi Kinan sayang.

EllipsismTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang