"Kenapa kak?apa mereka beneran punya hubungan lebih dari temen?" Tanya ku yang masih penasaran.
Tapi mereka tetap tidak membuka suara dan hanya melempar tatap.
*****
Sekitar Pukul 17.20 aku sudah berada di depan rumah Baskara. Overthinking membawa diriku kesini. Aku masih mematung terdiam mengumpulkan keberanian agar bisa masuk kesana.
Aku memang sengaja pergi tanpa bilang kepada Baskara. Semoga saja dia memang berada dirumah.
Akhirnya kaki ini terasa enteng berjalan dan memencet bel yang ada di sana.
Tak lama ada seorang perempuan membuka pagar.
"Eh Kinan, mau ketemu baskara?" Ucap Bi Iyem, seorang asisten rumah tangga. Ternyata bi iyem sudah hafal nama dan wajah ku. Padahal aku baru beberapa kali kesini
"Iya Bi, Baskara nya ada kan?"
"Ada kok. Lagi sama temennya di kamar"
Setelah mendengar kata teman, firasat ku mulai tak enak. Apa itu Genta?
****
Tanpa menunggu lama, aku langsung pergi ke kanar baskara. Tarik nafas, lalu ku ketuk pintu itu.
Kemudian pintu itu terbuka, dan yang membuka adalah Genta
Jujur disini aku kesal dengannya. Apakah dia tidak punya rumah sampai harus main terus dirumah Baskara.
"Loh Kinan?" Tanyanya tampak terkejut
"Hah Kinan?" Teriak seseorang dari dalam kamar, yang tidak lain adalah Baskara.
"Kinan kamu ngapain ?" Tanya Baskara yang sudah ada di samping Genta
"Mau ketemu kamu"
"Kenapa gk chat dulu?"tanya Baskara, seperti nya ia tidak menyukai kedatangan ku disini
Aku hanya diam. Lalu aku sengaja memancing nya " emang kenapa?gk boleh?yaudah aku pergi" Sungguh itu sangat kekanak-kanakan kanak sekali. Tapi apa boleh buat.
"Bukan gitu maksud nya nan. Hmm mau masuk kedalam apa di ruang tamu?" Ucap Baskara
"Terserah"
"Yaudahh yuk masuk" katanya sambil mengulur kan tangan
Aku hanya menuruti nya dan masuk melewati Genta tanpa menatap nya sama sekali
Ternyata mereka habis bermain PS. Terlihat stick games yang berserakan di lantai.
Kami duduk dilantai menyender ke ranjang kasur. Sedangkan Genta berada di belakang kami, tepatnya di pinggir kasur.
"Kinan kenapa kesini?" Tanya Baskara dengan lembut
"Mau ketemu aja"
Selanjutnya kami berbincang bincang banyak hal tanpa memperdulikan adanya Genta disana.
Tiba tiba Genta mengambil tas, lalu berjalan menuju pintu dan berucap " gue balik dulu"
"Pulang?" Tanya Baskara
"Mau main sama Rio" kata Genta sambil menengok ke arah kami
Aku melihat wajah Baskara berubah seketika yang tadinya senang menjadi datar dan seperti menahan sesuatu.
Lalu ia berdiri mendekati Genta yang sudah ada di dekat pintu kamar. Aku pun masih bisa mendengar samar ucapan Baskara kepadanya.
"Ngapain si, lu tau kan gue gak suka" kata Baskara yang terdengar posesif
"Terus kenapa?udah urusin aja cewek lu," balas Genta
"Gue marah ya kalau lu beneran pergi sana Devan"
Setelah perkataan itu muncul, Genta tampak tidak peduli dan melenggang pergi begitu saja. Baskara tampak kesal, tangannya juga mengepal.
Aku kira ia akan pergi mengejar Genta. Tapi nyata nya salah. Ia berbalik melihat ke arah ku dan saat mata kami bertemu aku benar benar merasa canggung. Kemudian Baskara menutup pintu dan duduk di samping ku.
"Udah makan?"tanya nya
Aku hanya mengangguk
"Bas--genta mau kemana?" Tanya ku mencoba merangkai informasi
"Balik katanya"
'ah sial baskara berbohong' batin ku berkata
"Mau makan lagi gak?biar aku ambil sesuatu di bawah" tawar baskara
"Enggak deh, kenyang"
"Oh yaudah"
Lalu hening. Baskara mengambil ponselnya dari dalam saku celana. Aku lirik dengan hati hati apa yang sedang ia lakukan.
Tapi sial, aku tidak mahir dalam mengintip. Aku hanya bisa tebak ia sedang membuka Instagram lebih tepat nya DM.
"Bas kamu..."
"Nan boleh gak aku kebawah sebentar,aku lapar mau ambil cemilan hehe"ucapnya yang memotong pembicaraan ku
"Boleh lah masa aku larang"
"Kamu tunggu sini aja ya jangan kemana-mana. Oke ?" Ucap nya seperti sedang menutupi sesuatu
"Iya" balas ku dengan ramah
Setelah punggung nya sudah tidak terlihat. Aku pergi ke luar kamar, tepatnya di balkon. Dari sini aku bisa melihat Genta yang sedang menunggu di depan pagar rumah. Kemudian tak lama muncul lah Baskara dari arah belakang. Sudah kuduga ia berbohong.
Dengan hati hati aku pantau mereka. Dari gerak geriknya Baskara tampak mengajak Genta untuk masuk kerumah nya kembali. Tapi Genta tidak mau, ia tetap diam.
Pemandangan ini seperti seorang perempuan yang sedang di bujuk oleh pacarnya yang sudah berbuat salah. Sial nya aku cemburu melihat mereka. Apa aku salah?
Ingin rasanya kebawah dan menanyakan sesuatu yang sedang terjadi. Tapi aku yakin hal ini tidak ada dijawab dengan jujur.
Ku lanjutkan fokus melihat drama yang sedang melakukan. Sekarang baskara seperti kehilangan kesabaran dan menarik tangan Genta. Namun Genta tetap menahan nya.
Tiba tiba dari arah kiri ada motor berwarna hitam yang berhenti tepat di dekat Genta.
Kemudian ia membuka helm dan aku dapat melihat samar wajah lelaki yang tampak asing.
Lalu baskara menarik Genta sehingga ia berada di belakang badannya. Kemudian Baskara berbincang bincang dengan lelaki itu. Dari raut wajahnya Baskara tampak kesal.
"GUE KESINI DISURUH GENTA. KENAPA LU NGATUR BANGSAT?!" Lelaki itu berteriak saking kencangnya aku dapat mendengar suara itu.
TBC
Baru update setelah sekian lama wkwkw
Maaf ya guys cerita ini gak kepegang beberapa bulan:(
KAMU SEDANG MEMBACA
Ellipsism
Teen FictionTahun 2015 adalah tahun dimana aku dipaksa menjadi dewasa duluan. Anak sulung yang tidak tau dirinya sendiri. Aku kira tidak ada permasalahan seperti ini. Dari sekian banyak masalah remaja, mengapa masalah ku berbeda? Tentang kamu Baskara Bagas dan...