Jangan lupa untuk vote dan komen 🥰💚
Genta berjalan cepat untuk bertemu lelaki yang ia khawatirkan sedari tadi. Saat membuka pintu kamar ternyata Baskara sedang berbaring ke arah kanan membelakangi pintu.
Genta tersenyum lalu mengagetkan nya dengan memeluk tiba tiba baskara dari belakang. Pelukan itu membuat baskara terkejut dan menengok ke arah Genta. Mata mereka bertemu, Baskara tersenyum menyambut lelaki itu. Luka di ujung bibir terasa tertarik namun ia tetap tersenyum.
"Maaf ya lama," ujar Genta sambil memperat pelukannya
"Kamu antar Kinan sampai rumah kan?" tanya Baskara tampak khawatir dengan pacarnya itu
Genta hanya mengangguk, "btw tadi Kinan nanya nanya tentang kita"
"Tanya gimana?"
"Dia nanya sejak kapan kita temenan"
"Terus kamu jawab apa?" Baskara tampak khawatir, ia takut ketahuan
"Udah kamu gak usah khawatir gitu ... Aku berhasil tutupin hubungan kita kok"
Baskara tersenyum lega mendengar Genta. Bisa mati dia jika hubungan mereka berdua ketahuan.
"Tapi bas ... Kamu beneran bakal putusin dia?"tanya Genta yang sebenarnya tidak tega jika Baskara memutuskan Kinan tapi ia mau Baskara miliknya.
"Iya, tapi nanti ya di waktu yang tepat," kata Baskara sambil melepaskan pelukan Genta. Kemudian ia duduk menyender di ranjang, tangannya mengambil ponsel untuk mengecek Kinan.
"Kamu mau ngapain?" tanya Genta terdengar posesif
"Chat Kinan"
"Ih! Aku ada disini tapi chat sama orang lain. Yaudah kalau gitu aku telepon Devan aja"Genta tidak mau kalah, ia membuat Baskara cemburu di saat Baskara membuat hatinya panas.
Baskara menghela nafas, sejujurnya ia ingin mengabaikan ancaman Genta. Tapi tidak bisa karena Devan berbahaya dan tidak baik baginya. Untuk kesekian kali nya Baskara mengalah lagi. Semoga Kinan kuat sendirian.
"Jangan gitu dong, aku udah nyelamatin kamu dari Devan. Tapi kamu nya suka mancing," balas Baskara sambil meletakkan ponsel di meja sebelah ranjang dan kembali berbaring di samping Genta.
Genta tersnyum karena dia menang. Baskara memang selalu takut jika ia membawa bawa nama Devan.
"Bas ... "
"Hemm?"
"Peluk," kata Genta yang di balas senyuman kecil dari Baskara. Kemudian mereka saling berpelukan.
"Bas--tolong kaya gini terus ya,"lirih Genta lalu menyembunyikan kepalanya dalam dada bidang Baskara.
****
Devan mengambil rokok lagi yang entah keberapa. Kosan nya sekarang di penuhi abu dan pengharum ruangan rasa tembakau. Tapi ia tidak peduli. Ini adalah cara untuk melepas kesal dan frutasi. Sehabis menonjok Baskara dan tidak jadi membawa Genta. Devan benar benar emosi."Anjing Baskara!"Devan menggerutu ketika ia melihat chat nya belum di balas oleh Genta. Devan yakin pasti Baskara melarang Genta untuk menghubungi nya. Padahal yang awalnya dekat dan kenal dengan Genta adalah dia. Baskara hanyalah orang baru yang selalu ikut campur.
Tiba tiba Devan terkekeh saat mengingat wajah pacarnya Baskara yang tampak khawatir. Goblok sekali wanita itu tidak tahu jika Baskara belok. Tapi setelah dipikir-pikir ini semua bisa jadikan suatu rencana untuk merebut Genta.
Devan membuka Instagram, mengandalkan jiwa stalker nya untuk mencari Kinan.
Tidak sesulit yang dibayangkan, ia langsung menemuinya.
"Oh ... Namanya Kinan"
TBC
Semoga gak ada yang homophobia ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Ellipsism
Teen FictionTahun 2015 adalah tahun dimana aku dipaksa menjadi dewasa duluan. Anak sulung yang tidak tau dirinya sendiri. Aku kira tidak ada permasalahan seperti ini. Dari sekian banyak masalah remaja, mengapa masalah ku berbeda? Tentang kamu Baskara Bagas dan...