51. Sendirian (lagi)

247 37 6
                                    

Jangan lupa untuk vote dan komen 💚🥰

"Anjir pelan-pelan dong," ucap Tori saat Tia menempelkan kapas untuk membersihkan lukanya.

"Giliran gini kaya bocah tadi tonjok tonjokan sama sahabat sendiri udah kaya di ring tinju," balas Tia kesal.

"Lu harusnya berterima kasih sama gue."

Tia menatap Tori dengan bingung.

"Si Baskara emang anjing harus di tonjok dulu baru sadar," balas Tori

Tia tertawa kecil,"masih mending kalau sadar kalau enggak?"

Tori menghela nafasnya, ia tidak mau jika sahabatnya hilang seperti dulu lagi. Ia tidak mau Baskara susah dihubungi lagi karena tingkah Genta yang posesif.

"Gue bingung sama dia," balas Tori.

Aslinya Tori sangat peduli dengan Baskara. Ia kasar sebab frustasi, tidak paham dengan isi kepala Baskara.

"Lu kaya gak tau Baskara aja. Dia bakal ngelakuin sesuatu yang menurut dia benar."

"Itu egois dong namanya... Menurut dia doang tapi pendapat sahabatnya kaya kita, gak pernah di dengerin," timpal Tori

"Menurut lu mungkin gak si Baskara di ancam? Atau dia mikir sesuatu yang bisa ngebahayain Kinan? Jadi dia deketin Genta lagi?" tanya Tia yang menaruh curiga. Ia masih ingat wajah Baskara yang kesal bercampur bingung saat pulang menemui Genta untuk mengklarifikasi IG nya yang di bajak dan akhirnya Baskara mengunci diri di kamar.

"Gak mungkin kayanya, Baskara gak selemah itu. Masa dia gak ada niatan ngelawan Genta," ucap Tori

"Ya lu tau sendiri Genta nekat. Dia tu psiko tau gak," balas Tia yang membuat Tori berpikir. Ujung ujungnya pasti mereka lah yang harus mencoba mengerti Baskara. Walaupun caranya di luar nalar.

***

Lagu kekasih sejati dari Monita terputar di ponsel Kinan. Ia mendengar terus menerus lagu itu melalui earphone satu satunya yang ia miliki.

Sekarang sudah pukul delapan malam dan posisi Kinan tidak berubah sejak sepulang sekolah. Ia berbaring tanpa semangat. Ia terus memikirkan kejadian tadi sore.

Baskara membuat nya sedih dan muak. Ia ingin menyudahi semuanya tapi itu bukan hal yang mudah. Kinan kebingungan dengan perasaannya sendiri. Pesan panjang yang telah ia kirim kepada Baskara tidak kunjung di baca. Hal itu membuat Kinan makin gelisah.

Tok Tok Tok!

Dengan malas dan terpaksa Kinan beranjak membuka pintu kamarnya. Ternyata itu neneknya.

"Kalau naro makanan jangan dimana mana dong Nan. Nih ambil," ucap Neneknya sambil menyodorkan plastik Alfamart yang bukan milik Kinan.

"Dapat darimana nek?"

"Meja teras."

Kinan membawa plastik itu dengan wajah bingung. Ia kunci pintu kamarnya lagi dan duduk dipinggir kasur untuk membuka plastik itu.

Isinya adalah berbagai macam Snack dan yang lebih anehnya lagi ada eskrim yang belum meleleh. Ini berarti, Snack itu baru saja di berikan. Kinan bergegas pergi mencari siapa yang memberikan semua ini tapi ia tidak menemukan siapapun.

EllipsismTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang