Jangan lupa untuk vote dan komen 🥰💚
***
Ternyata Kak Tia dan Kak Tori membawaku ke rooftop. Tampaknya obrolan ini akan bersifat sangat rahasia."Lu putus sama Baskara ya Nan?" Pertanyaan itu muncul pertama kali dari mulut Tori. Benar kan dugaanku, pasti ini semua tentang Baskara.
Aku hanya mengangguk
"Kenapa?"sambar Kak Tia yang tampak kesal dengan jawabanku
"Emang gak boleh gue putus?" balasku yang tidak mau mereka tahu alasan aku putus
Kak Tia membuang muka, raut wajah nya seperti kesal denganku. Memangnya aku salah jika memutuskan hubungan ini karena Baskara selingkuh?
"Nan, kita bukannya mau ikut campur hubungan lu. Tapi-- kita kaget aja tiba tiba lu putus," ucap Kak Tori dengan tenang
"Terus kenapa kak? Gue udah gak bisa sama Baskara"
"Kalau boleh tau alasannya kenapa?" tanya Tori yang tidak enak hati
"Tanya aja sama Baskaranya," balasku
Mereka berdua melempar tatap. Aku hanya menerka nerka pembicaraan kami akan mengarah kemana.
"Apa karena Genta?" ucap Kak Tori
Aku terdiam sejenak.
"Bener kan dugaan gue, lu udah tau yang sebenarnya tentang Genta," ucap Kak Tia yang melihat wajahku tidak bisa berbohong.
"Iya emang karena itu gue putus ucapan Tessa dan lu emang bener kak, Baskara gak sayang sama gue. Dia cuman deketin gue karena hobby dia nolong orang" Sungguh sakit mengatakan hal ini. Tapi ada sedikit kelegaan karena pikiran ku yang ku kubur dalam dalam akhirnya keluar.
"Gak gitu Nan! Baskara emang sayang sama lu," bentak Kak Tia
"Terus kenapa dia ciuman sama Genta?"
Tia dan Tori tampak terkejut. Apalagi Kak Tia yang terlihat syok.
"Lu lihat langsung?" tanya Kak Tori
Aku hanya mengangguk lemah. Ingatan itu lagi lagu berputar di kepala. Membuat enek dan sakit.
"Lu udah tanya alasannya dia kaya gitu kenapa?" tanya Kak Tori
Apakah hal itu benar benar penting. Sungguh jika ada perempuan yang sedang di posisiku. Apakah mereka akan tetap tenang dan tetap memaafkan pacarnya yang berciuman dengan seorang laki laki?
"Nan lu udah lihat storynya Baskara," sambar Kak Tia
"Udah,"balasku pelan
"Kalau story close friend nya?"
Aku hanya menggeleng. Seingatku di ponsel Gina tidak ada story yang berlabel close friend. Mungkin Gina tidak termasuk kedalamnya.
"Nih lihat," kata Kak Tia menyodorkan ponselnya kepadaku
5 jam yang lalu
Aku benar-benar syok melihat story itu. Aku takut Baskara tidak tahu batasan. Aku takut ia jatuh terlalu dalam dengan jalannya yang salah.
"Gue gak mau sahabat gue beneran kaya gitu Nan. Gue tahu dia kebawa doang dan karena putus dari lu dia makin jadi kaya gini," balas Kak Tia yang terkesan menyalahkanku
Perkataan Kak Tia ada benarnya juga. Jika saja aku sedikit bersabar, mungkin Baskara akan menceritakan alasannya selingkuh dan aku bisa menolongnya untuk tidak seperti ini. Mengapa hatiku mudah terpengaruh? Mengapa sekarang aku iba dengan Baskara? Aku takut dia kenapa napa. Bagaimana jika mereka telah melakukan hal itu? Bukankah terlalu bahaya jika berhubungan melalui belakang?
Kepalaku dipenuhi suara suara lagi. Hal ini sama persis seperti dulu ketika mengetahui mama ku selingkuh. Aku ingin loncat saja.
"Gue mohon banget Nan, tolongin Baskara. Dia gak pernah dengar kata kata kita, mungkin kalau sama lu dia bisa berubah," kata Kak Tori
"Semenjak dia kenal Genta, dia jadi jauh sama sahabatnya. Bahkan Hari ni aja dia bilang gk masuk sekolah. Dan waktu nanya kenapa, dia malah gk jawab," timpal Kak Tia
"Lu satu satu harapan buat narik Baskara lagi Nan, gue gak tau sesakit apa hati lu karena diselingkuhin. Tapi ini semua karena Genta," ucap Kak Tori
Aku tidak menjawab nya, aku masih sibuk menenangkan suara suara dikepalaku yang terlalu ramai.
Tiba tiba bel berdering membuat ku sadar akan realita. Suara suara dikepalaku mulai berhenti. Aku bisa fokus kembali.
"Pulang sekolah lu ada waktu?" tanya Kak Tia
"Kenapa kak?"
"Gue mau cerita tentang Baskara, biar lu bisa berubah pikiran buat bantuin dia," balasnya
Aku menghela nafas dan masih bingung apa yang harus aku lakukan.
"Nanti ya kak gue kabarin lagi, gue mau masuk kelas dulu," ucapku lalu pergi meninggalkan Kak Tori dan Kak Tia dengan badan sedikit sempoyongan karena kepala ku tiba tiba sakit.
***
Jam istirahat dimulai, setengah anak anak kelas sudah tidak terlihat batang hidungnya. Mereka pergi ke kantin.Sedangkan aku memilih diam di kelas dan menitip jajanan kepada Gina. Aku sungguh malas ke kantin. Ditambah jika bertemu dengan Kak Tori dan Kak Tia.
Aku tidak mau melihat mereka dulu. Aku sedang memikirkan perkataan mereka. Jujur aku ingin menolong Baskara. Tapi hatiku masih sakit.Tidak sengaja aku melihat ada notifikasi WhatsApp yang masuk.
Notifkasi itu dari Baskara. Hatiku mulai tidak karuan. Apa mungkin ini pertanda aku harus menarik dirinya dari Genta?
Baskara
Nan
Cardigan kamu ketinggalanSial mengapa aku bisa lupa. Aku coba untuk menenangkan diri, tidak ada salahnya kan membalas pesan dari mantan
Ntar gue ambil
Mau gue bawa kerumah lu?
Kini mulai terasa ada jarak diantara kami. Dari aku-kamu menjadi gue-lu.
Gak usah nanti aja di sekolah
Aku tidak mendapat balasan lagi. Tanda hanya menunjukkan dua ceklis biru.Dia hanya membaca pesanku. Kenapa aku tidak rela percakapan kami berakhir? Dasar goblok.
Bas kenapa lu gak masuk sekolah?
Tau dari siapa?
Kak Tia
Lagi sakit
Sakit apa?
Lagi lagi ceklis dua berwarna biru Sudahlah aku lelah. Biarlah mungkin dia risih dengan diriku yang aneh. Kemarin marah marah sekarang sok sokan perhatian.
****
TBC
Kalau kalian jadi kinan, kalian tolongin gak baskara??
KAMU SEDANG MEMBACA
Ellipsism
Novela JuvenilTahun 2015 adalah tahun dimana aku dipaksa menjadi dewasa duluan. Anak sulung yang tidak tau dirinya sendiri. Aku kira tidak ada permasalahan seperti ini. Dari sekian banyak masalah remaja, mengapa masalah ku berbeda? Tentang kamu Baskara Bagas dan...