Part 2

28.7K 734 0
                                    

"Ci Shani!!" teriak Gracia saat melihat siapa gadis tersebut. Gracia pun langsung berlari menghampiri gadis itu dan memeluknya dengan erat. Seketika rasa kantuk Gracia langsung menghilang.

"Hy Gre, gimana kabarmu?" tanya gadis itu. Gre pun menoleh ke arah gadis itu, sambil tetap memeluknya.

"Aku baik, ci.. Cici kok jarang main ke rumah sih? Aku kangen tau.." ucap Gracia.

"Kangen ya? Sama cici juga kangen sama kamu.." ucap gadis itu sambil membelai rambut Gracia.

Gadis itu adalah Shani Indira Natio, saudari sepupu Gracia. Ia dan keluarganya datang ke rumah Gracia. Shani adalah gadis yang sangat cantik, tinggi badannya sedikit lebih tinggi dari Gracia, dan memiliki rambut hitam panjang.

"Kabar cici gimana?" tanya Gracia setelah melepas pelukannya. Gracia memanggil Shani dengan panggilan 'ci' atau 'cici' karena Shani adalah kakak sepupu nya, usia mereka hanya berbeda satu tahun.

"Kabar cici baik.." jawab Shani. Gracia pun kembali memeluk Shani,

"Kangen.." ucapnya. Wajar jika Gracia bersikap seperti itu, karena Shani memang jarang berkunjung ke rumah Gracia dan membuatnya sangat merindukan sosok Shani yang sudah dianggap kakak kandungnya sendiri itu.

Sore ini suasana rumah Gracia cukup ramai dengan kedatangan Shani dan juga kedua orangtuanya. Tujuan mereka datang ke rumah Gracia, karena ingin menitipkan Shani kepada keluarga Gracia.

"Shania, kakak titip Shani ya.. Sorry ya kakak jadi ngerepotin kamu.." ucap Veranda, kakak kandung Shania.

"Nggak papa kok kak, justru kita malah seneng.. Gre ada yang nemenin di rumah.." ucap Shania.

"Makasih banyak ya dek, kalo gitu kakak pergi dulu ya.. Pesawat kita berangkat jam 9 malam.." pamit Veranda.

"Hati-hati ya kak, nanti kabari ya kalo udah sampe di Jepang.." ucap Shania.

Sebelum Veranda dan Dyo pergi, Shani menghampiri mereka dan memeluk mereka.

"Mamah sama papah cepet pulang ya.. Shani pasti kangen.." ucap Shani. Meskipun usia Shani sudah 17 tahun, namun ia masih suka bermanja-manja kepada orangtuanya.

"Iya sayang, mamah sama papah disana cuma sebulan kok.. Kamu yang betah ya disini, jangan bikin repot tante sama om.." pesan Veranda, dan Shani mengangguk, lalu memeluk ibunya lagi. Setelah itu, Veranda dan Dyo pun pamit, dan pergi menuju bandara.

"Shani, sini tante anter ke kamar kamu.." ucap Shania.

Shani pun mengikuti Shania, dan Gre juga mengikuti dari belakang.

"Ini kamar kamu, sudah tante bersihkan.." ucap Shania saat di depan pintu kamar yang akan di tempati oleh Shani.

"Makasih, tante.." ucap Shani sambil tersenyum.

"Iya, sama-sama.. Sekarang kamu istirahat ya, kamu pasti capek kan.." ucap Shania, dan Shani mengangguk.

"Ya udah, tante ke bawah dulu ya.. Jangan lupa nanti malam kita makan bersama.." ucap Shania, lalu beliau pergi. Kini tinggal Shani dan Gracia.

"Mau ikut ke kamar, Gre?" tanya Shani, dan Gracia mengangguk. Mereka berdua pun masuk ke kamar, dan mengobrol sambil bercanda untuk melepas rindu.

*****

Malam harinya, saat ini Gracia, Shani, dan keluarganya sedang makan malam bersama. Setelah selesai makan, Gracia mengajak Shani untuk belajar bersama di kamar tidurnya. Saat pukul 9 malam, kegiatan belajar mereka pun selesai.

"Gre, cici balik ke kamar ya, mau istirahat.." ucap Shani, dan Gracia mengangguk.

"Iya ci, aku juga pengen tidur.." ucap Gracia.

"Ya udah, good night Gre.." ucap Shani.

"Good night, cici.." balas Gracia. Shani pun keluar dari kamar Gracia dan kembali ke kamar tidurnya. Gracia segera naik ke atas ranjang, menarik selimutnya dan bersiap untuk tidur.

*****

Gracia terbangun dari tidurnya karena merasakan tenggorokannya kering.

"Duhh, haus.." gumamnya.

Ia pun beranjak dari ranjangnya dan pergi ke dapur untuk mengambil air minum.

"Ahh, lega.." gumamnya setelah meneguk segelas air putih dari lemari pendingin. Setelah itu, ia pun kembali ke kamarnya.

Namun saat melewati kamar tidur Shani, Gracia mendengar suara desahan dari dalam kamar tidur Shani. Suara itu terdengar pelan, namun masih bisa didengar oleh Gracia. Karena penasaran, Gracia pun menempelkan telinganya pada pintu kamar, dan suara desahan itu terdengar semakin jelas.

"Ci Shani kenapa?" gumam Gracia.

Karena masih penasaran, Gracia pun nekat menekan kenop pintu kamar itu dan membukanya sedikit, lalu mengintip ke dalam. Seketika bola mata Gracia terbelalak saat melihat apa yang sedang terjadi di dalam kamar.

Greshan's Sex Story 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang