Part 7 (Revisi)

33.3K 643 1
                                    

"Gre, cici boleh ngemut tetek kamu gak?" tanya Shani. Gracia sedikit terkejut, namun ia mengangguk, "Boleh ci.." jawabnya. Shani pun tersenyum, lalu ia mematikan shower, lalu mendekatkan wajahnya ke dada Gracia. Shani pun menjulurkan lidahnya dan menjilat puting payudara Gracia. "Aaahhh, cici.." Gracia sedikit tersentak dan mendesah. Dengan telaten, Shani menelusuri area puting Gracia dengan lidahnya. "Aaahhh.." desah Gracia lagi saat Shani mulai menghisap putingnya. Gracia terus menggigit bibir bawahnya sambil mendesah pelan. Tak lama, Shani pun berhenti menghisap puting Gracia, lalu pandangannya beralih ke selangkangan Gracia.

"Boleh kan Gre?" tanya Shani masih melihat ke selangkangannya. Gracia yang seakan mengerti maksud Shani itu pun mengangguk, "Boleh ci.." jawabnya. Shani pun mencoba menyentuh area kewanitaan Gracia, dan menyelipkan satu jari tangannya di sela-sela bibir kemaluan Gracia. "Aaahhh, cici.." desah Gracia saat merasakan tubuhnya seperti tersengat listrik. Ia merasakan darahnya berdesir dan ada getaran-getaran kecil di dalam tubuhnya. Sambil menikmati sentuhan Shani pada selangkangannya, Gracia menyentuh payudara nya sendiri dan meremasnya.

"Aaahhh, cici ngapain?" tanya Gracia terkejut saat tiba-tiba tubuhnya menegang. Ternyata, Shani menyentuh klitorisnya, titik tersensitif Gracia. "Cici, udah aaahhh.." Gracia memerintahkan Shani untuk berhenti. Namun bukannya berhenti, Shani justru makin memijat klitoris Gracia, dan membuat tubuhnya menggelinjang tak terkendali. Tak lama kemudian, Gracia merasakan gejolak dalam tubuhnya, ia merasa kemaluannya mulai berkedut-kedut. "Cici udah, aku kebelet pipis.." ucap Shani. Tahu Gracia akan mencapai klimaks, Shani pun memainkan klitoris Gracia lebih liar lagi. "Cici udah, aaahhh.." seketika tubuh Gracia mengejang, dan keluar cairan bening dari kemaluannya. Gracia telah mengalami orgasme, cairan bening itu adalah cairan kewanitaannya. Setelah orgasme cukup banyak, seketika tubuh Gracia lemas dan ia pun terduduk di lantai dengan nafas tersengal-sengal. "Gimana rasanya, Gre?" tanya Shani sambil tersenyum puas. "Enak banget ci.." jawab Gracia pelan.

Tak lama, tenaga Gracia memulih. "Sekarang giliran cici ya.." ucap Gracia, dan Shani mengangguk. "Tapi aku pengen mainin anunya cici pake benda yang panjang itu.." ucap Gracia. Shani menaikkan alisnya, "Benda panjang yang mana?" tanya Shani. "Yang itu ci, yang cici masukin ke anunya cici.." ucap Gracia menjelaskan. Seketika Shani terkejut, "Kamu tau darimana soal benda itu?" tanya Shani, kini ia paham apa benda yang dimaksud Gracia. "Sorry ci, waktu itu aku nggak sengaja ngeliat cici gitu-gitu di kamar.. Dan aku liat cici masukin benda itu ke anunya cici.." jelas Gracia. Shani terkejut, ternyata kegiatannya tiap malam itu dilihat oleh Gracia. "Jadi waktu itu kamu ngintip cici?" tanya Shani. Gracia pun mengangguk, "Sorry ci, aku kan nggak sengaja.. Tapi cici tenang aja, aku nggak bakal kasih tau ke siapa-siapa kok.." jelas Gracia. Shani yang mendengar itu pun merasa lega. "Aku pengen masukin benda itu ke anunya cici.." ucap Gracia. "Ya udah, cici ambil dulu.." ucap Shani.

Shani pun keluar dari kamar mandi, lalu membuka laci meja nya, dan mengambil benda tersebut. Benda yang dimaksud adalah sebuah dildo getar. Terkadang, Shani bermasturbasi menggunakan benda tersebut. Setelah mengambil dildo itu, Shani kembali ke kamar mandi. "Nih.." Shani memberikan benda itu kepada Gracia, dan Gracia menerimanya. "Ini namanya apa ci?" tanya Gracia sambil memperhatikan benda panjang itu. "Itu namanya dildo.. Cukup kamu tekan tombol itu, nanti dia nyala.." ucap Shani. Gracia pun menekan sebuah tombol yang ada di alat itu satu kali, dan benda itu pun menyala dan mengeluarkan getaran kecil. Gracia sedikit terkejut, dan beruntung ia tidak sampai menjatuhkan benda itu. "Kok geter ci?" tanya Gracia. "Ya emang bisa geter.." jawab Shani.

Shani pun duduk di atas WC, lalu membuka kedua kakinya, dan memperlihatkan kemaluannya yang putih mulus tanpa bulu. "Masukin, Gre.." ucap Shani. Gracia pun mengarahkan dildo yang bergetar itu ke liang kemaluan Shani. "Aaahhh.." desah Shani saat ujung dildo itu mulai masuk ke sela-sela kemaluannya. "Dorong pelan-pelan Gre.." ucap Shani. Dengan perlahan, Gre menekan dildo itu ke dalam lubang kemaluan Shani, dan Shani menggigit bibir bawahnya menahan rasa sakit. "Sakit ya ci? Aku keluarin ya.." tanya Gracia. "Nggak usah Gre, terusin aja.. Cici nggak papa kok.." ucap Shani. Gracia pun terus menekan dildo itu hingga makin dalam. "Nah, sekarang kamu sodok-sodok anunya kakak, sama kayak yang kamu liat waktu itu.." jelas Shani. Gracia pun mulai menyodok-nyodok kemaluan Shani dengan dildo yang ia pegang.

"Aaahhh, terus Gre mmmhhh.." desah Shani merasakan getaran pada kemaluannya, terasa begitu nikmat. "Cium bibir cici, Gre.." ucap Shani. Gracia pun mendekatkan wajahnya ke wajah Shani, lalu mereka pun saling berciuman bibir. "Mmmhhh.." desah Shani dan Gracia bergantian. Sambil berciuman, Gracia tetap menyodok-nyodok kemaluan Shani. Shani melumat habis bibir serta lidah Gracia, begitu pula dengan Gracia. Lalu, Shani meraih satu tangan Gracia dan meletakkannya pada payudara nya. Tahu apa maksud Shani, Gracia pun meremas payudara Shani dan memainkan putingnya. Tak lama, Gracia pun melepas ciumannya.

"Aku pengen emut teteknya cici.." ucap Gracia. "Ya udah, sini biar kakak yang pegang dildo nya.." ucap Shani. Shani pun mengambil alih dildo nya, dan terus menyodok-nyodok kemaluannya. Sedangkan Gracia, ia menghisap puting payudara Shani sambil sesekali meremasnya. "Terus Gre, enak mmmhhh.." desah Shani sambil memejamkan matanya. Meskipun baru pertama kali melakukan ini, namun Gracia terlihat telaten melakukannya. Tak lama kemudian, tubuh Shani mulai menegang. "Gre, cici mau keluar aaahhh.." desah Shani. Tahu Shani akan pipis, Gracia pun menghisap puting Shani lebih kuat lagi, remasannya pada buah dadanya juga makin keras.

"Gre cici keluar, aaahhh ssshhh mmmhhh.." tubuh Shani mengejang dan ia pun mencapai orgasme nya. Gracia pun berhenti menjamahi payudara Shani dan menatapnya sambil tersenyum, "Enak ya ci?" tanya Gracia. "Enak banget Gre, makasih ya udah muasin cici.." jawab Shani, dan Gracia mengangguk sambil tersenyum. Shani pun mencabut dildo itu dari kemaluannya, dan ternyata dildo itu basah karena terkena cairan kewanitaannya.

"Coba pinjem ci.." Gracia pun mengambil dildo itu dari tangan Shani. "Buat apa, Gre?" tanya Shani. "Aku pengen masukin ini ke anunya aku, boleh kan ci?" tanya Gracia. "Boleh, masukin aja pelan-pelan.." jawab Shani. Gracia pun membuka kedua kakinya, lalu mencoba memasukkan dildo itu ke dalam kemaluannya. "Aaahhh, geli ci.." Gracia sedikit tersentak saat benda itu mulai menyentuh dan bergetar pada bibir kemaluannya. "Masukin pelan-pelan Gre.." ucap Shani. Gracia pun mencoba mendorong dildo itu dengan perlahan, dan ia menggigit bibir bawahnya menahan rasa sakit. Setelah dildo itu masuk sebagian, Gracia pun mulai menyodok-nyodok kemaluannya dengan perlahan.

Greshan's Sex Story 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang