Part 21

10.1K 237 4
                                    

Setiba nya di rumah Gracia, kebetulan mereka berdua tiba bersamaan. Gracia pun menarik tangan Shani dan membawanya ke dalam kamar tidurnya.

Di dalam kamar tidur, Gracia langsung menyambar bibir Shani dan melumat bibir serta lidahnya. Shani yang melihat aksi Gracia yang tiba-tiba itu pun sedikit terkejut, mengapa tiba-tiba Gracia menjadi beringas seperti ini. Mungkin karena ia rindu bercinta dengan dirinya, pikir Shani.

Padahal, yang sebenarnya ada di pikiran Gracia sekarang ini adalah Zee. Sebenarnya Gracia ingin bercinta bersama Zee. Namun karena keinginannya itu tidak tercapai, akhirnya gadis itu melampiaskan nafsu nya kepada Shani. Uhh, terlihat jahat ya niat Gracia ini.

Gracia pun menghempaskan tubuh Shani ke atas ranjang, lalu menindihnya. Dengan buasnya, Gracia melumat bibir serta lidah Shani, dan membuat gadis itu terasa sedikit sesak nafas. Shani mencoba melepaskan ciuman Gracia karena ingin mengambil nafas sebentar, namun Gracia tak memberikan Shani kesempatan sama sekali.

Selagi mencium Shani, Gracia juga menyentuh dan meremas kuat-kuat kedua payudara Shani dari luar seragam sekolah yang ia pakai, dan membuat sang pemilik payudara itu kesakitan.

Dan tak lama kemudian, akhirnya Gracia pun melepaskan ciumannya, dan Shani pun akhirnya bisa bernafas dengan lega. Namun itu tak bertahan lama. Beberapa detik kemudian, Gracia kembali menyambar bibir Shani. Shani yang merasa heran dengan aksi liar Gracia itu pun hanya bisa pasrah.

Tak lama, Gracia pun melepas ciumannya dan beralih ke leher Shani. Gracia menjilat, mencium, serta mencupang leher Shani hingga membuat leher gadis itu memerah.

"Aahhh Gre, ngghhh.." desah Shani yang menikmati perlakukan Gracia padanya, meskipun gadis itu memperlakukan Shani dengan buas.

Setelah itu, cumbuan Gracia turun ke area dada Shani, lalu ke perut nya, dan terakhir ke selangkangannya.

Gracia menyibakkan rok abu-abu Shani hingga celana dalam serta kedua paha putih mulus Shani terlihat. Gracia pun menarik paksa celana dalam Shani dan melemparnya ke lantai, lalu ia langsung menjilati vagina nya.

"Aahhh, Greehhh.." desah Shani merasakan perih bercampur geli pada vagina nya.

Gracia yang mendengar desahan Shani itu menjadi makin buas, dan ia menjamahi vagina Shani lebih liar lagi.

Yang ada di bayangan Gracia saat ini adalah Zee. Meskipun saat ini Gracia sedang melakukan hubungan seks bersama Shani, namun yang ada di pikirannya bukanlah Shani, namun Zee. Itulah mengapa Gracia terlihat sangat buas dan beringas.

"Sluurrpp.. Sluurrpp.." Gracia menyedot cairan bening yang sedikit demi sedikit keluar dari dalam vagina Shani.

Aksi Gracia itu membuat Shani gelagapan, ia memejamkan matanya, membuka mulutnya, serta menggeleng-gelengkan kepalanya.

Dan tak lama kemudian, tubuh Shani pun terlihat menegang.

"Grehh, cici mau keluarrr aahhh.." desah Shani.

Tahu jika sepupu nya itu akan klimaks, Gracia pun bertindak lebih liar lagi. Gracia menjilati vagina Shani lebih liar lagi, bahkan ia juga memasukkan dua jari tangannya ke dalam lubang vagina Shani dan mengobok-obok nya. Tubuh Shani juga menggelinjang hebat saat Gracia memainkan klitoris nya.

Semakin lama tubuh Shani semakin menegang, hingga akhirnya....

"AAHHH!! OHH YESSS MMHHH!!" tiba-tiba tubuh Shani mengejang dan bergetar, lalu muncrat cairan bening dari vagina nya, dan membasahi wajah Gracia.

Setelah orgasme cukup banyak, tubuh Shani pun lemas dan nafasnya terengah-engah.

Merasa belum puas, Gracia pun membuka laci meja nya dan mengambil sebuah dildo miliknya. Gadis itu pun menyibakkan rok nya dan melepas celana dalamnya, lalu memasukkan satu sisi dildo itu ke dalam lubang vagina nya.

Setelah itu, Gracia membuka kedua kaki Shani dan langsung menghujamkan dildo itu ke dalam lubang vagina Shani.

"AAKKHHH!!" Shani tersentak saat Gracia menghujamkan dildo nya dengan cukup keras.

Setelah dildo itu masuk, Gracia pun mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur dan menggenjot tubuh Shani dengan cepat.

"Astaga Gre, pelan-pelan dulu sakit aahhh.." rintih Shani kesakitan, namun Gracia tidak peduli dan terus menggenjot tubuh Shani dengan cepat.

Selagi menggenjot Shani, Gracia kembali mencium bibir Shani dan melumatnya dengan liar. Setelah itu, Gracia melepas dasi Shani dan....

"SREEKKK!!" Gracia mencengkeram kerah kemeja putih Shani dan menariknya dengan paksa, hingga kancing kemeja nya putus semua.

Entah Gracia menyadari perbuatannya itu atau tidak, ia dengan sengaja merobek kemeja putih Shani.

Shani yang melihat aksi Gracia itu pun terkejut, gadis itu merobek seragam sekolahnya.

"Gracia, kenapa seragam cici dirobek aaahhh.." desah Shani.

Gracia tak menjawab, dan ia terus menggenjot tubuh Shani lebih cepat lagi. Lalu, Gracia menekan tombol pada dildo nya, dan membuat benda itu bergetar makin kuat.

"Ouuhh yaahhh.." desah Gracia keenakan, lalu ia mempercepat genjotannya dan membuat Shani makin merintih kesakitan, namun juga keenakan.

Dan tak lama kemudian, tubuh Gracia terlihat mulai menegang. Ia pun terus menggenjot tubuh Shani dengan cepat.

"Ouuhh Zee, aku pengen pipis aahhh.." desah Gracia membayangkan Zee, namun beruntung Shani tidak mendengar desahan Gracia itu dengan jelas, karena ia sendiri juga terlalu fokus pada rasa sakit dan nikmat yang ia rasakan.

Dan tak lama kemudian....

"AAHHH!! OHH YAAHHH!!" tubuh Gracia pun mengejang dan bergetar, lalu ia segera mencabut dildo nya dan mengencingi wajah Shani dengan cairan vagina nya.

Shani pun memejamkan matanya, dan membiarkan Gracia membuang semua cairan kenikmatannya itu pada wajah serta tubuhnya.

Setelah orgasme cukup banyak, seketika tubuh Gracia pun lemas dan ia menindih tubuh Shani. Karena merasa keberatan, Shani pun mendorong pelan tubuh Gracia ke samping.

Terdengar nafas kedua gadis itu terengah-engah, tubuh mereka juga sudah basah karena mandi keringat.

"Kamu kenapa ngerobek seragam cici, Gre hhh hhh.." tanya Shani dengan nafas yang masih terengah-engah.

"Sorry ci, aku tadi nggak sadar.. Aku udah nafsu banget soalnya.." jawab Gracia.

"Nanti aku gantiin deh seragam cici, aku beliin yang baru ya.." sambung Gracia.

"Udah nggak usah Gre nggak papa, cici punya banyak di rumah.." jawab Shani.

Setelah tenaga mulai memulih, Shani pun ingin ke kamar mandi.

"Cici ke kamar mandi dulu ya, mau bersih-bersih.." ucap Shani, lalu ia mencoba bangkit dari ranjang dan berjalan dengan perlahan menuju kamar mandi. Di dalam kamar mandi, Shani pun mandi.

Sedangkan Gracia masih tetap terdiam di tempatnya, ia pun kembali memikirkan Zee.

"Aku harus ngajak Zee buat ini, aku nggak mau ngelampiasin nafsu aku sama Zee ke ci Shani terus-terusan.." gumam Gracia.

Berselang beberapa menit kemudian, Shani pun selesai mandi. Dan kini giliran Gracia yang mandi. Setelah Gracia selesai mandi, Shani pun pamit untuk pulang ke rumah. Namun Gracia meminta Shani untuk menginap malam ini di rumahnya. Dan karena Gracia terus memanja, akhirnya Shani pun menurut.

Greshan's Sex Story 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang