Part 10

24.7K 485 2
                                    

Shani dan Gracia tidak menyadari, bahwa di luar kamar mereka ada sepasang mata yang sedari tadi melihat apa yang mereka lakukan. Shania, yang datang dari dapur untuk minum, tak sengaja mendengar suara desahan dari dalam kamar tidur Shani. Karena penasaran, akhirnya ia pun mencoba mengintip apa yang sedang terjadi di dalam. Saat membuka pintunya yang ternyata tidak terkunci, Shania terkejut bukan main saat melihat putrinya Gracia sedang melakukan hubungan seks bersama Shani di atas ranjang. Awalnya Shania ingin menggerebek mereka, namun ia mengurungkan niatnya itu. Shania lebih memilih untuk mengintip mereka dari luar kamar. Setelah kegiatan seks Shani dan Gracia selesai, Shania pun pergi dan kembali ke kamarnya. Shania juga ingin merahasiakan ini dari suaminya, untuk saat ini ia tak mau suaminya tahu soal ini.

*****

Suatu pagi, Gracia tengah bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Lalu, pintu kamarnya terbuka dan masuklah Shani yang sudah memakai seragam sekolahnya. "Gre.." panggil Shani, "Iya ci, ada apa?" tanya Gracia. "Gre, cici lagi pengen.." ucap Shani. Gracia mengerti apa maksud ucapan Shani tersebut, "Sekarang ci?" tanya Gracia, dan Shani mengangguk. "Sebentar aja.." ucap Shani. "Tapi nanti kalo ketahuan mamah sama papah gimana?" tanya Gracia. "Kita mainnya di kamar mandi aja, nggak bakal ketahuan.." ucap Shani. "Beneran?" Gracia ragu, dan Shani mengangguk. "Beneran, percaya sama cici.. Yukk.." Shani meraih tangan Gre dan menariknya ke dalam kamar mandi. Di dalam kamar mandi, mereka melakukan hubungan seks.

"Mmmhhh.." desah Gracia pelan saat Shani menyambar bibirnya. Sambil mencium bibir Gracia, Shani juga menyentuh dan meremas payudara Gracia dari luar seragam putihnya. Tak hanya itu, Shani juga memasukkan tangannya yang satunya ke dalam rok serta celana dalam Gracia, dan menyentuh kemaluannya. Tubuh Gracia pun menggelinjang merasakan perih bercampur geli. Gracia juga tak mau tinggal diam, ia pun ikut meremas payudara Shani dan memainkan kemaluannya dengan jari tangannya. "Mmmhhh.." Shani ikut mendesah.

Tak lama, Shani pun melepas ciumannya dan beralih ke leher Gracia. Dikecup serta dijilat leher Gracia oleh Shani, dan juga menggigitnya pelan. "Aaahhh cici.." desah Gracia sambil memejamkan matanya. Setelah itu, Shani melepas kancing seragam putih Gracia dan juga mengangkat bra nya, dan menghisap kedua putingnya secara bergantian. Gracia semakin menggelinjang karena perbuatan Shani tersebut. Sambil menyusu, salah satu tangan Shani juga masih sibuk di area kewanitaan Gracia. Hingga akhirnya, tubuh Gracia pun mulai menegang.

"Cici jangan bikin aku keluar, nanti rok aku basah aaahhh.." ucap Gracia. Awalnya Shani tidak mau menuruti perkataannya, namun karena takut rok nya nanti basah karena orgasme, akhirnya Shani pun berhenti. Shani merasa kurang puas karena belum membuat Gracia orgasme, namun tak apa, mereka bisa melanjutkan lagi nanti. Shani dan Gracia pun merapikan kembali seragam mereka, lalu keluar menuju ruang makan.

Ketika sedang sarapan pagi, sesekali Shania melirik putrinya dan juga Shani. Beliau kembali teringat dengan kejadian yang Shani dan Gracia lakukan semalam. Yang menjadi pertanyaan Shania adalah, mengapa mereka melakukan itu?, dan apakah mereka sudah sering melakukannya?. Berbagai pertanyaan menghantui hati dan pikiran Shania. Ingin sekali Shania untuk bertanya langsung kepada Gracia dan Shani, namun beliau tidak melakukannya dan lebih memilih untuk merahasiakan hal ini untuk sementara waktu. Setelah selesai sarapan, Shani dan Gracia pun pamit berangkat ke sekolah.

Saat dalam perjalanan, Shani dan Gracia mengobrol bersama. Meskipun asyik mengobrol, namun Shani tetap fokus ke jalan raya. Kali ini, Shani yang mengemudi. Bahkan, Gracia juga mengizinkan Shani untuk membawa mobilnya ke sekolahnya. Ketika mereka sedang asyik mengobrol, ada sesuatu yang mengganggu Gracia, tiba-tiba ia merasakan kemaluannya terasa gatal, entah kenapa.

"Duhh anu nya aku kok tiba-tiba gatel, kenapa ya?" batin Gracia. Awalnya Gracia mencoba menahan rasa gatal itu, namun lama-kelamaan ia malah tidak tahan. Gracia pun menyusupkan tangan kanannya ke dalam rok serta celana dalamnya, lalu menggaruk bibir kemaluannya dengan jari tangannya. Tubuh Gracia sedikit bergetar saat ia melakukan itu. Tak lama, Shani menoleh ke arah Gracia dan tak sengaja melihat dirinya sedang menggaruk kemaluannya.

"Kamu ngapain Gre? Kok mainnya disini sih? Kamu belum puas tadi?" tanya Shani. "Bukan itu ci, ini tiba-tiba punyaku gatel nggak tau kenapa, jadi aku garuk.." jelas Gracia. Tindakan erotis Gracia itu membuat Shani hampir tak fokus mengemudi, karena ia selalu ingin memperhatikan Gracia yang sedang menggaruk kemaluannya.

"Sini Gre cici garukin.." ucap Shani yang sudah tak tahan, ia memang tak bisa menahan jika sudah melihat Gracia bermasturbasi ataupun telanjang. Jika sudah terlanjur melihatnya, Shani harus melakukan sesuatu untuk memuaskan nafsunya tersebut. Seperti saat ini, Shani sedang birahi karena melihat Gracia menggaruk kemaluannya, dan ia ingin ikut menggaruk kemaluan Gracia juga.

"Nggak usah ci, cici kan lagi nyetir, bahaya.." ucap Gracia. "Tapi cici juga pengen garukin.." ucap Shani. "Nggak usah ci, bahaya.." ucap Gracia tetap menolak. "Hmm ya udah deh, nggak usah lama-lama ya Gre, cici nggak tahan ngelihatnya.." ucap Shani sedikit kecewa. Namun ucapan Gracia ada benarnya, berbahaya jika Shani mencoba menyentuh Gracia di saat sedang mengemudi. Tak lama kemudian, mereka pun tiba di sekolah Gracia, dan saat ini Gracia sudah tidak menggaruk kemaluannya karena sudah tak terasa gatal lagi.

"Aku duluan ya ci, muach.." pamit Gracia lalu mencium pipi Shani, dan Shani tersenyum. Setelah Gracia turun dari mobil, Shani pun kembali melanjutkan perjalanan menuju sekolahnya. Setiba nya di sekolah, Shani tidak langsung pergi ke kelasnya, namun ia pergi ke kamar mandi untuk memuaskan birahi nya yang tadi tidak sempat terlampiaskan.

Shani duduk di atas kloset, lalu ia menyibakkan rok abu-abu nya ke atas dan melepas celana dalamnya. Lalu, ia mengemut dua jari tangannya lalu ia menyentuh bibir kemaluannya dengan dua jarinya yang sudah basah karena air liur itu. "Aaahhh.." desah Shani saat ia memutar-mutar bibir kemaluannya. Lalu, Shani memasukkan dua jari tangannya ke dalam lubang kemaluannya, lalu menyodoknya dengan cepat. Sambil bermasturbasi, Shani memejamkan matanya dan membayangkan dirinya sedang menggaruk kemaluan Gracia. Lalu, Shani mengeluarkan jarinya dan menggaruk klitorisnya. "Aaahhh, ssshhh.." seketika tubuh Shani menggelinjang karena merasakan geli yang luar biasa. Tangannya yang satunya juga tak tinggal diam, tangannya itu juga meremas-remas payudaranya sendiri dari luar seragam putihnya.

Tak lama kemudian, tubuh Shani semakin menegang dan menggelinjang, hingga akhirnya "Aaahhh, mmmhhh.." Shani pun klimaks, cairan kewanitaannya muncrat keluar dari lubang kemaluannya. Setelah orgasme cukup banyak, seketika tubuh nya lemas. Shani pun segera merapikan kembali seragam sekolahnya, dan juga kembali memakai celana dalamnya. Setelah itu, ia mencuci tangan dan keluar dari toilet, lalu berjalan menuju kelasnya.

Greshan's Sex Story 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang