Ranjau Cinta |05| |The Allergy|

19.5K 1.5K 21
                                    

Hai readers!

I'm back!

Don't forget to vote, comment, and share ya!

Happy reading!

Thank you!

***

Dengan penuh wibawa, Olivia melangkah menuju tempat para tamu mengisi perut mereka. Ia hendak memastikan semuanya berjalan dengan baik, termasuk mengecek hidangan yang dihidangkan sebelumnya.

Salah satu penyebab Olivia memastikan semuanya adalah kehadiran Gabriel. Ini adalah pagi pertama Gabriel di Thuis Hotel. Berdasarkan sifatnya, Gabriel pasti memilih makan bersama tamu lain daripada memesan secara khusus. Olivia ingin semua berjalan lancar dan memberikan kesan yang baik pada Gabriel. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa ayah putranya itu adalah orang terkenal dan berpengaruh.

What? Ayah putraku? Hentikan pikiranmu, Olivia!

Olivia menghembuskan napas perlahan untuk menetralkan pikiran. Lalu dari sudut, mata hazelnya menyusuri setiap sudut restoran.

Beberapa saat kemudian saat tidak menemukan orang yang ia cari, Olivia menoleh, menatap sekretarisnya. "Rita, kenapa Gabriel Wagner tidak turun untuk sarapan?"

"Tuan Wagner makan di kamar—"

"Kenapa?" sela Olivia heran. Gabriel adalah tipe orang yang menjalani hidup seperti orang biasa. Gabriel juga tidak pernah memandang diri sendiri lebih tinggi daripada orang lain.

"Tuan Kangean mengantarkan sarapan secara khusus, Miss," sahut wanita berambut dicepol itu. Ah ya, ia sebenarnya hendak memanggil Olivia dengan sebutan 'Bu', namun atasannya itu menolak dan memilih 'Miss' sebagai gantinya.

"Kamu punya menunya?" tanya Olivia yang membuat Rita menyodorkan iPadnya.

Olivia membaca beberapa menu Barat tersebut dengan seksama. Di satu titik, matanya melebar ketika mendapati kata kacang di sana. Leo memberikan roti rasa kacang kepada Gabriel?!

Sedetik kemudian, Olivia memberikan iPad kepada Rita dengan sembarangan lantas langsung berlari menuju lift terdekat.

Rita sontak mengejar atasannya yang sudah berjarak beberapa meter. "Miss! Ms. Veenhuis!" Ia menghela napas lega saat berhasil menyusul Olivia di lift.

Olivia kembali menelepon Leo begitu panggilannya tidak diangkat oleh Leo. "Ke mana Leo? Kenapa ponselnya tidak bisa dihubungi?" gerutunya kesal.

"Mr. Kangean mungkin sedang berada di kamar Mr. Wagner, Miss."

"Bilang kepada siapapun yang mau memakai lift ini bahwa kita ada urusan urgent. Minta mereka menggunakan lift lain." Olivia mengangkat telunjuk, mengarahkannya kepada Rita untuk memberikan peringatan. "Jangan lupa meminta maaf, aku telepon Mr. Kangean."

Seperti yang diperintahkan Olivia, Rita menyampaikan informasi, meminta maaf, dan menunduk kepada orang yang hendak memakai lift tersebut. Olivia sendiri juga ikut menunduk.

"Sial, kenapa kamar Gabriel harus di lantai yang jauh, sih!" Olivia menatap cemas angka di lift sembari menggigit bibir. Sedangkan Rita menatap atasannya terkejut, baru kali ini manajer umum Thuis Hotel yang terbaik itu mengumpat seperti barusan.

Lift berdenting. Olivia langsung mengambil seribu langkah menuju kamar Gabriel. Bahkan Olivia tidak mengetuk atau menekan bel, ia menggunakan kartunya yang bisa mengakses seluruh kamar di Thuis Hotel untuk membuka kamar Gabriel.

Ranjau Cinta (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang